TIDURNYA ORANG PUASA ADALAH IBADAH ?
Oleh : Azwir B. Chaniago
Pada menjelang atau dalam bulan Ramadhan, agak sering kita
mendengar kajian atau tausiah tentang keutamaan puasa. Diantaranya adalah bahwa
puasa itu adalah suatu yang berkah. Tidurnya orang berpuasa saja sudah bernilai
sebagai ibadah.
Penceramah atau ustadz biasanya menyandarkan keterangan ini
pada sebuah hadits yang cukup masyhur yaitu : “Shamtush shaa-imi tasbiihun. Wa
nuumuhu ‘ibaadatun, wa du‘aa-uhu mustajabun, wa ‘amaluhu mudhaa-‘afun” Diamnya
orang yang berpuas adalah tasbih, tidurnya adalah ibadah, doanya mustajab dan
amal dilipat gandakan. (H.R ad Dailami dari Ibnu Umar).
Tapi ketahuilah bahwa para ahli hadits menilai sanad hadits ini adalah dha’if jiddan atau
lemah sekali. Jadi tidaklah bisa dijadikan hujjah. Syaikh al Albani dalam
Silsilah Hadits Dha’if dan Maudhu’ nomor 3784 menjelaskan bahwa kelemahannya
ada pada seorang diantara perawinya yaitu Rabi’ bin Badr. Dia adalah seorang
rawi yang ditinggalkan.
Melihat kepada matan hadits ini, bisa jadi membuat sebagian
orang yang berpuasa menjadi kurang semangat untuk melakukan suatu aktivitas dan
memperbanyak tidur. Bukankah tidurnya orang berpuasa adalah ibadah yaitu dengan
bersandar pada hadits ini. Tapi hadits ini tidak bisa dijadikan hujjah atau
sandaran karena sangat lemah.
Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin pernah menjelaskan
tentang seseorang yang berpuasa tapi tidur terus sepanjang hari dan dia bangun
untuk sekedar melaksanakan kewajiban shalat lalu tidur dan tidur lagi. Beliau
memberikan penjelasan bahwa hal ini mengandung dua masalah.
Pertama : Seorang yang tidur seharian dan
tidak bangun sama sekali, tidak diragukan lagi bahwa dia telah bermaksiat
kepada Allah dengan tertinggal shalatnya. Maka hendaknya orang ini bertaubat kepada
Allah dan melaksanakan shalat tepat pada waktunya.
Kedua : Seorang yang tidur tetapi bangun untuk menjalankan shalat secara
berjamaah di masjid (untuk laki laki) lalu tidur lagi dan seterusnya. Orang ini
tidak berdosa. Hanya saja dia terluput dari kebaikan yang banyak sebab orang
berpuasa hendaklah menyibukkan diri dengan shalat, berdzikir, berdoa, membaca
al-Qur an dan sebagainya sehingga dia bisa mengumpulkan berbagai (pahala)
ibadah bagi dirinya. Maka nasihat saya kepada orang ini agar tidak menghabiskan
waktu puasanya dengan banyak tidur tapi hendaklah dia bersemangat dalam
melakukan ibadah. (Majmu’Fatawa Syaikh Utsaimin).
Namun demikian, penjelasan ini tentu tidak bermaksud sebagai
larangan untuk tidur bagi orang yang sedang berpuasa. Tidur bukanlah sesuatu
yang membatalkan puasa. Ketahuilah bahwa orang yang berpuasa jika tidur
seperlunya dengan niat beristirahat agar bisa tetap semangat dalam beribadah,
agar tidak mengantuk pada saat shalat taraweh maka itu akan memberikan pahala
baginya karena niatnya, bukan karena tidurnya.
Wallahu a’lam. (147)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar