PERIKSALAH SIAPA SAHABAT KARIBMU SAAT INI
Oleh : Azwir B. Chaniago
Diantara ayat al Qur an yang berkaitan
dengan persahabatan atau pertemanan adalah
sebagaimana firman-Nya :
وَٱصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ
يَدْعُونَ رَبَّهُم بِٱلْغَدَوٰةِ وَٱلْعَشِىِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُۥ ۖ وَلَا
تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ
مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُۥ عَن ذِكْرِنَا وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ وَكَانَ أَمْرُهُۥ
فُرُطًا
Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama
orang orang yang menyeru Rabb-nya pada pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya. Dan janganlah kedua
matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia.
Dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari
mengingat Kami serta menuruti keinginannya dan keadaannya sudah melewati batas.
(Q.S al Kahfi 28).
Tentang ayat ini, Syaikh Abdurrahman bin
Nashir as Sa’di berkata : Dalam ayat ini TERDAPAT PERINTAH UNTUK BERTEMAN
DENGAN ORANG ORANG BAIK. Perintah bersungguh sungguh bergaul dengan mereka
walaupun mereka itu tergolong orang orang yang fakir, karena dengan menjalin
persahabatan dengan mereka kita akan mendapatkan banyak sekali manfaat yang
tidak bisa dihitung. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda
:
المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل
Seseorang itu menurut agama teman dekatnya, maka hendaklah kalian
melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya. (H.R Abu Daud dan at Tirmidzi, dishahihkan
oleh Syaikh al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah)
Abu Sulaiman
al Khatthabi berkata : Maksud dari sabda Nabi : “Seseorang itu menurut agama teman
dekatnya”, adalah jangan engkau bersahabat dekat kecuali
dengan orang yang engkau ridhai agama dan amanahnya. Sungguh jika engkau
berteman karib dengannya dia akan membimbingmu kepada agama dan pendapatnya (yang lurus).
Oleh karena itu janganlah engkau membahayakan agamamu juga dirimu
dengan bersahabat atau berteman akrab dengan orang yang tidak diridhai dalam
agama dan madzhab atau pendapatnya. (al Ibanah, Ibnu Bathal)
Jadi, seorang beriman wajib memperhatikan
dengan siapa dia berteman karib atau bersahabat dekat karena bisa mempengaruhi
kepada agamanya, sia sia waktu dan umurnya. Rasulullah bersabda : “Agama
seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah
yang menjadi teman dekatnya”. (H.R.Abu Daud dan at Tirmidzi, dishahihkan
oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah)
Imam Ibnu Qudamah al Maqdisi memberikan nasehat tentang memilih teman
(sahabat atau teman dekat). Beliau berkata :
Secara umum, hendaknya orang yang engkau pilih
menjadi sahabat memiliki lima sifat berikut : (1) Orang yang berakal. (2) Memiliki akhlak yang baik, (3) Bukan orang
fasik (yang banyak berbuat dosa). (4) Bukan ahli bid’ah (yang suka mengada ada
dalam agama) dan (5) Bukan orang yang rakus dengan dunia. (Mukhtasar
Minhajul Qashidin)
Ketahuilah bahwa di akhirat kelak akan ada manusia yang menyesal karena salah memilih
teman akrab di dunia. Allah Ta’ala berfirman :
وَيَوْمَ يَعَضُّ ٱلظَّالِمُ عَلَىٰ
يَدَيْهِ يَقُولُ يَٰلَيْتَنِى ٱتَّخَذْتُ مَعَ ٱلرَّسُولِ سَبِيلًا
يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ
أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا
Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang
zalim menggigit dua tangannya seraya berkata : Aduhai kiranya (dulu) aku
mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku
(dulu) tidak menjadikan si Fulan itu teman akrab (ku). Sesungguhnya Dia telah
menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. dan
adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia. (Q.S al Furqan 27-29)
Para ulama menjelaskan bahwa : Menggigit dua
tangan maknanya adalah menyesali perbuatannya. Sedangkan si Fulan yang dimaksud
adalah syaithan (jenis jin) atau manusia
yang telah menyesatkannya ketika berada di dunia.
Oleh karena itu telitilah siapa saja teman
akrabmu saat ini. Jika seseorang salah dalam memilih teman akrab maka akan datang
penyesalan di kemudia hari. Periksalah kembali siapa saja mereka :
(1) Apakah orang orang yang mengajak kepada
jalan Allah, senang belajar ilmu, baik ibadahnya. Teman akrab yang seperti ini
peliharalah pertemanan itu dengan baik dan sabar. Bermohonlah kepada Allah agar
engkau diberi pula taufik untuk mengamalkan pula kebaikan dan keutamaannya.
(2) Jika
teman akrabmu adalah orang orang yang suka hura hura, jarang mengingat
Allah serta tak jelas ibadahnya maka jangan dimusuhi. Beri nasehat dan doakan kebaikan baginya.
Sekiranya tak ada perubahan kepada kebaikan maka dianjurkan BERHENTI BERSAHABAT
KARIB DENGAN MEREKA.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (1.537)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar