BEGINILAH SIKAP SAHABAT KETIKA MENDAPAT PUJIAN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Ketika
bergaul dengan masyarakat umumnya, kita terkadang memuji dan terkadang dipuji. Imam al Gazali (wafat tahun 505 H), dalam Kitab Ihya ‘Ulumuddin
memasukkan pujian atau memuji sebagai SALAH SATU BAHAYA LISAN. Ketahuilah bahwa pujian tidak sepenuhnya baik. Jadi
perlakukanlah dengann bijak.
Sebagian
orang di zaman ini ada yang senang dengan pencitraan dan mengharapkan bahkan mengejar pujian manusia.
Sungguh pujian manusia tak akan membuat manusia menjadi mulia. Kalaupun akan mendatangkan kemuliaan, itu adalah semu dan sangat
sementara bahkan bisa jadi hanya fatamorgana.
Kemuliaan
seorang hamba tidak datang bersama pujian tapi kemuliaan itu
datang dengan ketakwaan. Allah berfirman :
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ
خَبِيرٌ
Sesungguhnya
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Mahateliti. (Q.S al Hujurat 13).
Oleh
karena para sahabat sungguh tak berminat dengan pujian dari manusia sedikitpun.
Perhatikanlah bagaimana sikap sahabat
ketika mendapat pujian. Abu Bakar ash Shiddiq, seorang sahabat yang mulia,
selalu berdoa ketika diberi pujian dengan doa ini :
اللَّهُمَّ أَنْتَ أَعْلَمُ مِنِّى بِنَفْسِى وَأَنَا
أَعْلَمُ بِنَفْسِى مِنْهُمْ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّوْنَ
وَاغْفِرْ لِى مَا لاَ يَعْلَمُوْنَ وَلاَ تُؤَاخِذْنِى بِمَا يَقُوْلُوْنَ
Ya Allah, Engkau lebih
mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih mengetahui
keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih
baik dari yang mereka sangkakan. Ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak
ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka. (H.R al
Baihaqi dalam Syu’abul Iman).
Satu
atsar diriwayatkan dari seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu Adi bin Arthah yang
apabila dia dipuji mengucapkan :
اللَّهُمَّ لا تُؤَاخِذْنِي بِمَا يَقُولُونَ، واغْفِر
لِي مَا لَا يَعْلَمُونَ واجْعَلْنِي خَيْراً مِمَّا يَظُنُّونَ
Ya Allah, semoga Engkau
tidak menghukumku karena apa yang mereka katakan. Ampunilah aku atas apa yang
tidak mereka ketahui. Dan jadikanlah aku lebih baik daripada yang mereka
perkirakan. (Atsar shahih, Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad. Dishahihkan oleh
Syaikh al Albani).
Atsar
ini menjelaskan betapa besarnya akhlak para sahabat. Mereka tidak akan dapat
digelincirkan dan dibahayakan oleh pujian orang yang memujinya. Mereka sangat
sadar terhadap kemampuan dirinya dan mereka mengakui terhadap dosa dosa dan
kelalaiannya. Juga, mereka sangat butuh terhadap ampunan, rahmat dan kebaikan
dari Allah Ta’ala. (Syarah Hisnul Muslim)
Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah (wafat tahun 728 H). Beliau adalah ulama besar dizamannya.
Diantara murid terbaik beliau, yang juga menjadi ulama besar adalah Imam adz
Dzahabi, Imam Ibnul Qayyim dan Imam Ibnu Katsir.
Imam
Ibnul Qayyim menceritakan bahwa Ibnu Taimiyah pernah dipuji seseorang
dihadapannya. Lalu dengan rendah hati
beliau berkata : Aku sendiri sampai
sekarang masih berusaha memperbaiki keimananku. Keislamanku belum bagus.
(Madarijus Salikin).
Insya
Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.544)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar