JANGAN MENCELA SAUDARAMU YANG BERBUAT
KEBURUKAN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Kalau kita perhatikan ternyata saat ini masih
ada saudara saudara kita sesama muslim yang masih suka berbuat dosa,
keburukan dan maksiat. Ada yang
maksiatnya berat bahkan terus menerus dilakukan. Ada pula maksiat atau
keburukannya ringan dan tak sering dilakukan.
Sementara itu ibadah mereka hampir tak
ada. Hawa nafsunya diperturutkan, rayuan
syaithan telah menggelincirkannya dan kemilau dunia telah menggodanya. Rasa takutnya kepada Allah Ta’ala seakan sudah hilang. Pada hal dia memiliki akidah
yang sama dengan kita.
Melihat keadaan yang demikian maka sebagai
saudara janganlah pernah sekalipun mencela mereka ataupun menghina dan
merendahkannya. Bahkan saudara saudara kita ini patut dikasihani karena telah
menzhalimi dirinya sendiri.
Sungguh syariat Islam melarang umatnya untuk mencela
karena mencela adalah termasuk bagian dari menyakiti saudara sendiri. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ ،
وَقِتَالُهُ كُفْرٌ
Mencela seorang muslim adalah kefasikan, dan
membunuhnya kekufuran. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)
Allah Ta’ala
melarang perbuatan menyakiti orang lain sebagaimana firman-Nya :
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا
وَإِثْمًا مُبِينًا
Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang
yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya
mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (Q.S al Ahzab 58)
Ketahuilah bahwa mencela termasuk bagian dari
merusak kehormatan seseorang yang Rasulullah telah melarangnya sebagaimana
sabda beliau :
فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ
وَأَعْرَاضَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ
Sesungguhnya darah kalian, harta kalian dan
kehormatan kalian haram atas kalian.. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)
Lalu datang pertanyaan, apa yang dianjurkan
untuk dilakukan terhadap saudara kita yang berada dalam dosa dan kemaksiatan ?.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan.
INTINYA ADALAH BERBUAT BAIKLAH
KEPADANYA. Sebagai saudara dia berhak mendapat kebaikan dari saudaranya. Rasulullah
salallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ
حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Tidaklah beriman seseorang dari
kalian sehingga dia mencintai (kebaikan) untuk saudaranya sebagaimana dia
mencintai (kebaikan itu) untuk dirinya sendiri. (H.R Imam Bukhari dan Imam
Muslim).
Diantara perbuatan baik yang
dianjurkan dalam hal ini adalah :
(1) Memberinya nasehat.
Hakikat nasehat adalah
menginginkan kebaikan bagi seseorang. Sungguh memberi nasehat kepada seseorang
terkadang bahkan bisa jadi lebih berharga dari memberinya harta.
Allah Ta’ala mengingatkan agar
manusia saling menasehati diantara mereka sehingga menjadi manusia yang
beruntung. Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Sungguh,
manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang orang yang beriman dan
mengerjakan amal shalih SERTA SALING MENASEHATI untuk kebenaran dan SALING
MENASEHATI untuk kesabaran. (Q.S al ‘Asr 2-3).
Memberi nasehat adalah termasuk
tolong menolong dalam kebaikan yang diperintahkan Allah Ta’ala dalam firman-Nya
:
وَتَعَاوَنُوْا
عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰى ۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
ۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ؕ اِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
Dan tolong menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebaikan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa
dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah sangat berat siksa-Nya.
(Q.S al Maidah 2).
Fudhail bin Iyadh berkata : Seorang
mukmin itu biasa menutupi aib saudaranya dan menasehatinya. Sedangkan orang
fajir (pelaku dosa) biasa membuka aib dan menjelek-jelekkan saudaranya.” (Jaami’ul
Ulum wal Hikam).
(2) Mendoakan kebaikan
baginya.
Ketahuilah bahwa
mendoakan sesama orang beriman adalah kebiasaan para Nabi dan orang orang
shalih Diantaranya sebagaimana firman Allah Ta’ala :
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا
وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي
قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Dan orang-orang
yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa : Ya Rabb
kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu
dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap
orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, sungguh Engkau Maha Penyantun dan Maha
Penyayang. (Q.S al-Hasyr 10)
Sungguh
mendoakan seseorang memberikan manfaat bagi yang didoakan dan juga bagi
yang mendoakan. Rasulullah bersabda :
مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو
لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ، إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ: وَلَكَ بِمِثْلٍ
Tidak ada seorang hamba Muslim yang berkenan
mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan kecuali malaikat
mendoakan orang yang berdoa tersebut dengan kalimat : Kamu juga mendapat
sama sebagaimana doa yang kamu ucapkan.
(H.R Imam Muslim).
Jadi kesimpulannya adalah ketika seseorang
melihat saudaranya jatuh kepada keburukan berupa dosa dan maksiat maka
sangatlah dianjurkan untuk : (1) Tidak mencela, menghina ataupun
merendahkannya. (2) Berilah nasehat dengan cara yang bijak. (3) Doakan agar
Allah Ta’ala memberi petunjuk kepadanya
agar dia mampu meninggalkan perbuatan buruknya.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (1.538)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar