HUKUMAN BUAT ORANG ZHALIM DISEGERAKAN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Kata zhalim bermakna : Bengis, tidak menaruh belas kasihan, tidak adil, kejam. (Lihat
KBBI). Kata zhalim pada hakikatnya memiliki arti melanggar hak orang lain dalam
arti yang lebih luas.
Perbuatan
zalim bisa juga digunakan untuk melambangkan sifat kejam, bengis, tidak
berperikemanusiaan, suka melihat orang lain dalam penderitaan dan kesengsaraan.
Selain itu perbuatan zalim juga dicontohkan seperti melakukan kemungkaran,
penganiayaan, mengambil harta orang lain
secara bathil, ketidak adilan dan perbuatan lainnya yang tak menyenangkan.
Ketahuilah bahwa perbuatan zhalim akan
menjauhkan manusia dari petunjuk-Nya. Allah Ta’ala berfirman :
وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ
ٱلظَّٰلِمِينَ
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang
zhalim. (Q.S Ali Imran 86).
Pada hal orang orang beriman butuh petunjuk
selama hidupnya di dunia ini. Oleh karena itu setiap saat kita berdoa kepada
Allah terutama dalam shalat untuk memohon petunjuk-Nya yaitu jalan yang lurus, jalan
hidup yang benar yang mendatangkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat dan
tentu juga termasuk petunjuk agar tidak berbuat kezhaliman :
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
Tunjukilah kami jalan yang lurus. (Q.S al
Fatihah 6).
Ketahuilah bahwa
hukuman buat orang yang zhalim bukan hanya di akhirat tetapi bisa jadi
sebagiannya disegerakan di dunia.
Dalam satu
riwayat dari Abu
Bakrah Nufai’ ibnul Harits radhiyallahu ‘anhu disebutkan bahwa : Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :“Tidak ada satu dosa yang paling
pantas untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala segerakan hukumannya di dunia disertai
simpanan hukuman yang akan diperolehnya di akhirat, selain DOSA KEZHALIMAN dan
memutuskan silaturahim.” (H.R Abu Dawud, dihasankan oleh Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi`i)
Sungguh di zaman ini banyak manusia yang
bemudah mudah melakukan kezhaliman terhadap orang lain. Seolah olah tak ada
beban. Apalagi kalau dia memiliki PANGKAT, JABATAN DAN KEKUASAAN. Sebagian ada
yang menipu dan membohongi orang lain, mengambil hartanya bahkan mengambil
harta orang banyak melalui korupsi, menghinanya, MENCABUT KEMERDEKAAN DIRINYA
dan banyak lagi yang lainnya.
Sangatlah banyak kisah yang menjelaskan
bagaimana seseorang yang berlaku zhalim terhadap orang lain, lalu mendapat hukuman
langsung di dunia sebelum hukuman yang lebih berat di akhirat kelak. Satu diantaranya
adalah kezaliman yang dilakukan oleh seorang wanita bernama Arwa bin Uwais. Dia
melakukan kezhaliman terhadap seorang
shahabat Sa‘id bin Zaid bin Amru bin Nufail.
Diriwayatkan pada zaman Bani Umayyah, Sa‘id
bin Zaid mengalami suatu peristiwa berat yang selalu diperbincangkan oleh
penduduk Madinah dalam waktu yang lama. Peristiwa itu disebutkan Imam al Bukhari
dalam Shahih-nya, Imam Muslim dalam Shahih-nya, dan oleh yang lainnya dalam
kitab-kitab sirah.
Berawal dari Arwa binti Uwais yang mengklaim
bahwa Sa‘id telah merampas sebagian tanah miliknya dan menyatukannya dengan
tanah milik Sa‘id. Ia menyebarkan hal tersebut di tengah-tengah manusia.
Kezhalimannya pun terus berkelanjutan hingga ia mengadukan perkaranya kepada
gubernur Madinah, Marwan bin Hakam.
Marwan mengirim beberapa orang utusan kepada
Sa‘id untuk mengurus perkara tersebut dan perkara tersebut sempat menyulitkan
Sa‘id. Ia pun berkata : Mereka menganggap aku telah menzhalimi wanita
tersebut. Bagaimana aku menzhalimi dirinya, aku telah mendengar Rasulullah Salallahu
‘alaihi Wasallam bersabda :
مَنْ ظَلَمَ قِيدَ شِبْرٍ طُوِّقَهُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ مِنْ سَبْعِ أَرَضِين
Barangsiapa yang menzalimi seseorang dalam hal
sejengkal tanah, pada hari kiamat kelak ia akan dikalungi tujuh bumi. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Sa‘id kemudian berdoa karena ia telah dizalimi
: Ya Allah, sesungguhnya dia telah mengklaim bahwa aku telah menzalimi dirinya.
Jika ia berdusta maka butakanlah matanya dan lemparkanlah dia ke dalam sumurnya
yang di sana dia berselisih denganku. Tampakkanlah cahaya kebenaranku di
tengah-tengah kaum muslimin bahwa aku tidak menzaliminya.
Tak berselang lama setelah itu, mengalirlah
air bah yang sangat deras dari jurang lembah di Madinah yang menyingkap batas
pemisah antara tanah kedua orang tersebut. Akhirnya, menjadi jelaslah bagi kaum
muslimin bahwa Sa‘id berada di pihak yang benar.
Sebulan setelah itu, si wanita tersebut
mengalami kebutaan. Tatkala dia berkeliling di area tanahnya, dia jatuh ke
dalam sumur yang di sana dia berselisih dengan Sa‘id.
Oleh karena itu takutlah untuk berbuat
kezhaliman terhadap manusia karena adzab
Allah menunggu orang orang zhalim, baik
adzab di dunia maupun adzab di akhirat. Sekiranya seseorang pernah menzhalimi orang lain maka bersegeralah
meminta maaf dan ridha dari orang yang pernah dizhalimi. Kalau kezhaliman itu
berupa harta bersegeralah mengembalikannya atau meminta ridhanya.
Ingatlah bahwa doa orang yang dizhalimi mudah
untuk diijabah Allah Ta’ala, sebagaimana Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam
telah bersabda :
اِتَّقِ دَعْوةَ الْمَظْلُوْمِ
فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ
Takutlah kepada doa orang yang dizhalimi,
sebab tidak ada hijab atau penghalang antara dia dengan Allah (untuk
dikabulkannya doa itu). (H.R Imam Muslim)
Sungguh menghindar diri dari berbuat
kezhaliman adalah salah satu jalan keselamatan menjalani hidup di dunia sampai ke negeri
akhirat. Insya Allah ada manfaatnya baik kita semua. Wallahu A’lam. (1.540).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar