MANUSIA MENGELUHKANKAN KESULITANNYA
KEPADA
MANUSIA ?
Oleh : Azwir B. Chaniago
Setiap orang akan didatangi musibah sebagai
ujian kapan saja Allah Ta’ala berkehendak. Ujian itu bisa terjadi pada dirinya,
keluarga, harta atau yang lainnya. Allah Ta’ala berfirman :
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ
يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ
قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ
الْكَاذِبِينَ
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan
dibiarkan hanya dengan mengatakan : Kami telah beriman, sedang mereka tidak
diuji ?. Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang orang sebelum mereka, maka
Allah pasti mengetahui orang orang yang benar
dan pasti mengetahui orang orag yang dusta. (Q.S al Ankabut 2-3).
Sungguh semua ujian berupa perkara musibah dan
lainnya adalah ketetapan Allah Ta’ala yang pasti berlaku bagi setiap hamba-Nya.
Allah Ta’ala berfirman :
قُل لَّن يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا كَتَبَ
ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَىٰنَا ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُؤْمِنُونَ
Katakanlah (Muhammad). Tidak akan menimpa kami
melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami dan
hanya kepada Allah bertawakkal orang orang yang beriman. (Q.S at Taubah
51).
Nah, ketika menghadapi musibah berupa
kehilangan harta misalnya, sebagian manusia MENGADU BAHKAN ADA YANG MENGELUHKAN
musibah yang menimpanya kepada manusia. Ini tidak tepat. Ketahuilah bahwa
sesungguhnya tempat mengadu dan mengeluhkan keadaan diri seorang manusia adalah
Allah Ta’ala. Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
Perhatikanlah kisah Nabi Yusuf yang dibuang ke
sumur oleh saudaranya dan mereka mengatakan kepada Ya’qub, bapak mereka, bahwa
Yusuf telah dimakan srigala. Lalu menghadapi musibah ini Nabi Ya’qub dirundung
kesedihan dan kesusahan yang sangat hebat. Tetapi beliau tidak mengadukan
kepada manusia. Beliau mengadu kepada Allah Ta’ala, sebagaimana disebut
dalam firman-Nya :
قَالَ إِنَّمَآ أَشْكُوا۟ بَثِّى
وَحُزْنِىٓ إِلَى ٱللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ ٱللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Dan (Ya’qub) menjawab : Hanya kepada Allah aku
mengadukan kesusahan dan kesedihanku. Dan aku mengetahui dari Allah apa yang
tidak kamu ketahui. (Q.S Yusuf 86).
Dan akhirnya, beberapa tahun kemudian Nabi
Ya’qub dipertemukan lagi dengan anaknya, Yusuf yang telah menjadi orang
berpangkat pada satu kerajaan di Mesir. Begitulah pertolongan dan kasih sayang
Allah datang kepada Nabi Ya’qub yang senantiasa mengadukan kesedihannya kepada
Allah Ta’ala.
Imam Ibnul Qayyim berkata : Salah seorang dari
kalangan salaf pernah melihat laki laki yang mengeluhkan atau mengadukan kemiskinan
dan kebutuhan hidupnya kepada seseorang. Maka dia pun menasehati laki laki itu : Wahai Fulan,
demi Allah, tidak ada gunanya engkau mengeluhkan Dzat yang menyayangimu kepada
orang yang tidak menyayangimu.
Imam Ibnul Qayyim juga berkata : Orang bodoh
akan mengeluhkan Allah kepada manusia !. Sikap ini merupakan sikap orang yang
benar benar tidak mengerti siapa yang dikeluhkan (yaitu Allah Ta’ala) dan
tentang siapa yang dijadikan tempat meluapkan keluhannya (manusia).
Sebab SEANDAINYA DIA MENGENAL ALLAH TA’ALA,
niscaya dia tidak akan mengeluhkan Allah Ta’ala. Dan seandainya dia mengenal
manusia (yaitu makhluk, dengan segala kelemahan dan kekurangannya, pen.)
niscaya dia tidak akan mengeluhkan kepada kepada mereka. (Kitab Fawaidul
Fawaid).
Oleh karena itu ketika seorang hamba didatangi
satu ujian berupa musibah maka mengadu, mengeluhlah kepada Allah Ta’ala saja.
Berserah dirilah kepada-Nya, jangan kepada selain-Nya. Insya Allah ada
manfaatnya bagi kita semua. Walahu A’lam. (1.533)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar