ORANG BERIMAN TAK BOLEH MEMELIHARA SIFAT HASAD
Oleh
: Azwir B. Chaniago
Hasad
atau dengki adalah sifat seseorang yang MERASA
TIDAK SUKA ATAU BENCI bila melihat orang lain diberi nikmat oleh Allah. Allah berfirman :
أَمْ يَحْسُدُونَ
النَّاسَ عَلَىٰ مَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ ۖ
Ataukah
mereka dengki kepada manusia (Muhammad) karena karunia yang telah diberikan
Allah kepadanya. (Q.S an Nisa’ 54).
Abdullah
bin Mas’ud berkata : Janganlah kalian memusuhi nikmat-nikmat Allah. Lalu ada
yang bertanya : Siapakah yang memusuhi nikmat nikmat Allah. Beliau menjawab :
Yaitu orang orang yang dengki atau hasad atas nikmat dan karunia Allah yang
diberikan kepada sebagian manusia.
Syaikh
Muhammad bin Shalih al Utsaimi berkata :
(Sebagian ulama mengatakan) : Hasad artinya berharap hilangnya kenikmatan dari
Allah Ta’ala yang ada pada orang lain. Artinya dia berangan angan supaya
kenikmatan orang lain itu hilang, baik yang berupa harta, kedudukan, ilmu atau
yang lainnya. (Syarah Arba’in an Nawawiyah).
Ketahuilah
bahwa penyakit hasad bisa datang kapan saja dan mampu menyerang siapa saja. Sifat hasad bisa
menyerang orang kaya atau miskin, berpangkat atau bukan, berpendidikan tinggi
atau tidak. Pengemis pun juga bisa dihinggapi penyakit ini. Bahkan ustadz atau
kiyai pun mungkin juga bisa
terkena virus hasad. Tinggal menghitung stadiumnya saja. Ada yang parah dan ada
pula yang tidak parah.
Rasulullah
telah mengingatkan orang orang beriman untuk menjauhi sifat hasad ini. Beliau
bersabda :
لاَ تَحَاسَدُوا
Janganlah kalian saling hasad …. (H.R Imam Muslim).
Sungguh sifat hasad adalah sangat tercela, diantara
keburukannya adalah :
Pertama : Hasad adalah akhlak atau
perangai kaum Yahudi.
Hasad
adalah perangai Yahudi dari dahulu sampai kapan pun. Dan sangat tidak patut
diikuti oleh orang orang beriman. Allah Ta’ala berfirman :
وَدَّ کَثِیۡرٌ مِّنۡ اَہۡلِ الۡکِتٰبِ لَوۡ
یَرُدُّوۡنَکُمۡ مِّنۡۢ بَعۡدِ اِیۡمَانِکُمۡ کُفَّارًا ۚۖ حَسَدًا مِّنۡ عِنۡدِ
اَنۡفُسِہِمۡ مِّنۡۢ بَعۡدِ مَا تَبَیَّنَ لَہُمُ الۡحَقُّ ۚ
Banyak di antara Ahli Kitab menginginkan sekiranya
mereka dapat mengembalikan kamu setelah kamu beriman, menjadi kafir kembali,
karena rasa hasad dalam diri mereka, setelah kebenaran jelas bagi mereka. (Q.S al Baqarah 109).
Kedua : Hasad adalah bentuk
pengingkaran terhadap ketetapan Allah.
Sifat
hasad sangatlah tercela karena merupakan bagian dari pengingkaran terhadap apa
yang telah Allah tetapkan. Orang yang hasad seolah olah tidak suka terhadap
kelebihan ataupun kenikmatan yang diberikan Allah kepada seseseorang. Pada hal
Allah Ta’ala memberikan karunia kepada yang Dia kehendaki. Allah Ta’ala
berfirman :
ذَٰلِكَ
فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
Dan bahwa
karunia itu ada di tangan Allah. Dia memberikannya kepada siapa yang Dia
kehendaki. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Q.S al Hadiid 29).
Allah
Ta’ala berfirman :
وَإِن مِّن شَىْءٍ إِلَّا عِندَنَا
خَزَآئِنُهُۥ وَمَا نُنَزِّلُهُۥٓ إِلَّا بِقَدَرٍ مَّعْلُومٍ
Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi
Kamilah khazanahnya. Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu.
(Q.S al Hijr 21).
Allah Ta’ala berfirman :
أَهُمْ
يَقْسِمُونَ رَحْمَتَ رَبِّكَ ۚ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۚ وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ
لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا ۗ وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِمَّا
يَجْمَعُونَ
Apakah mereka yang membagi bagi rahmat
Rabb-nya ?. Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia,
dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa
derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain. Dan rahmat
Rabb-mu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. (Q.S az Zukhruf 32).
Syaikh
Utsaimin mengingatkan kita semua : Bahwa sifat hasad ini pada umumnya
menimbulkan banyak kemaksiatan, Diantaranya : (1) Permusuhan terhadap orang
lain. (2) Persengketaan. (2) Perbuatan menyebarkan aib dan yang lainnya. Oleh
sebab itu wajib atas setiap muslim untuk menjauhkanya, sebagaimana Rasulullah
Salallahu ‘alaihi Wasallam telah melarangnya. (Syarah Arba’in Nawawiyah).
Jadi,
seorang hamba akan senantiasa menjauhi sifat hasad ini karena akan merusak bahkan merugikan
dirinya di dunia dan di akhirat. Wallahu A’lam. (1.563)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar