JAGALAH TUMA’NINAH KETIKA RUKUK DAN SUJUD
Oleh : Azwir B. Chaniago
Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam telah
mengajarkan cara shalat yang benar dan memerintahkan kita shalat menurut cara
yang beliau lakukan. Beliau bersabda :
وَصَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي
أُصَلِّي
Dan shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku
shalat. (H.R Imam Bukhari).
Perintah shalat sebagaimana beliau berkaitan
dengan seluruh aspek shalat. Diantaranya adalah bacaan shalat, gerakannya yang
sempurna, waktunya yang harus dijaga, tempatnya (beliau shalat fardhu di
masjid, bukan di rumah) dan yang lainnya.
Diantara kewajiban yang sangat ditekankan beliau
dalam shalat adalah tuma’ninah. Tuma'ninah adalah tenang sejenak
setelah semua anggota badan berada pada posisi sempurna ketika melakukan suatu
gerakan rukun shalat. Diantara makna lain dari
tuma’ninah adalah memberikan hak kepada setiap gerakan shalat secara
sempurna.
Rasulullah secara
khusus telah mengingatkan para sahabat agar menyempurnakan rukuk dan sujud
dengan menjaga thuma’ninah. Perintah ini tentu berlaku pula terhadap kita
semua. Beliau bersabda :
أَتِمُّوا الرُّكُوعَ وَالسُّجُودَ
فَوَاللَّهِ إِنِّي لَأَرَاكُمْ مِنْ بَعْدِ ظَهْرِي إِذَا مَا رَكَعْتُمْ وَإِذَا
مَا سَجَدْتُمْ وَفِي حَدِيثِ سَعِيدٍ إِذَا رَكَعْتُمْ وَإِذَا سَجَدْتُمْ
Kalian sempurnakanlah rukuk dan sujud
tersebut. Demi Allah, aku melihat kalian dari arah belakang punggungku ketika
kalian rukuk dan sujud. (H.R Imam Muslim).
Tuma’ninah yang
sering diabaikan sebagian mushalliin adalah ketika rukuk dan sujud. Belum
sempurna rukuk sudah bangkit begitupun sujud. Sungguh Rasulullah sangat
menekankan perkara ini. Beberapa bahaya dan kerugian bagi seorang yang
mengabaikan tuma’ninah dalam rukuk dan sujud diantaranya adalah :
Pertama : Jika tak
tuma’ninah dianggap pencuri dalam shalat.
Rasulullah telah mengingatkan bahwa orang yang
mengabaikan tuma’ninah disebut sebagai
sejahat jahat pencuri dalam shalat. Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam
bersabda :
أَسْوَأُ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِي يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَكَيْفَ يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ؟ قَالَ: لاَ يُتِمُّ رُكُوْعُهَا وَلاَ سُجُوْدُهَا
Sejahat jahat pencuri adalah orang yang
mencuri dalam shalatnya. Mereka (para sahabat) bertanya : Bagaimana dia mencuri
dalam shalatnya ? Beliau menjawab : (dia)
tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya. (H.R Imam Ahmad, lihat Shahihul Jami’).
Bahkan Rasulullah bersabda tentang pencuri
yang jelek ini dalam sabda beliau : “Lai
maata haadzaa ‘alaa maa huwa ‘alaihi maata ‘alaa ghairi millati Muhammad”
Kalau orang ini mati dengan kondisi shalat yang demikian, maka dia mati
bukan di atas ajaran Muhammad” (H.R Abu Ya’la dan ath Thabrani, dihasankan oleh
Syaikh al Albani).
Kedua : Jika tak tuma’ninah diperintahkan Nabi
supaya mengulang shalat.
Perhatikanlah satu hadits tentang seorang yang
shalat lalu disuruh mengulang shalatnya oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi
Wasallam sampai tiga kali karena mengabaikan tuma’ninah. Abu Hurairah berkata :
“Sesungguhnya Nabi Salallahu ‘alaihi
wsallam masuk masjid lalu seorang juga (masuk masjid) dan shalat. Kemudian dia
datang kepada Nabi seraya mengucapkan salam, lalu Nabi membalas salamnya dan
beliau bersabda : Kembalilah lalu lakukanlah shalat karena kamu belum shalat
!. Ini dilakukan sebanyak tiga kali.
Lalu orang
itu berkata : Demi Allah yang mengutusmu membawa kebenaran !. Saya tidak bisa
shalat lebih baik dari itu, maka ajarilah aku !. Beliau bersabda : Apabila kamu ingin shalat maka bertakbirlah
kemudian bacalah yang mudah bagimu dari al Qur-an kemudian rukuklah sampai kamu
thuma’ninah (tenang) dalam keadaan rukuk. Kemudian sujudlah sampai kamu
thuma’ninah dalam keadaan sujud. Lalu bangkitlah dari sujud sampai kami tuma’ninah
dalam keadaan duduk. Kemudian sujudlah kembali sampai kamu tuma’ninah dalam
keadaan sujud. Kemudiaan berbuatlah seperti itu dalam shalat kamu seluruhnya” (Mutafaqun
‘alaihi).
Ketahuilah bahwa Allah tidak melihat shalat seseorang jika tak
menyempurnakan, tidak tuma’ninah dalam rukuk dan sujud.Diriwayatkan dari Thalq bin Ali radhiyallahu anhu, dia berkata
bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لَا يَنْظُرُ اللَّهُ عَزَّ
وَجَلَّ إِلَى صَلَاةِ عَبْدٍ لَا يُقِيمُ فِيهَا صُلْبَهُ بَيْنَ رُكُوعِهَا
وَسُجُودِهَا
Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak
melihat shalat seorang hamba yang di
dalam shalatnya tidak menegakkan tulang punggungnya di antara rukuk dan
sujudnya. (H.R Imam Ahmad dan juga yang selainnya)
Nah, jika Allah Ta’ala tak melihat
shalat kita karena tak menyempurnakan rukuk dan sujud, lalu kemana kita memohon pahala amal ibadah
kita ?. Na’udzubillahi min dzaalik.
Selain itu ketahuilah bahwa Allah Ta’ala
menggugurkan dosa hamba hamba-Nya melalui rukuk dan sujudnya sebagaiman riwayat
dari Ibnu Umar berikut ini :
Suatu ketika,
Ibnu Umar radhiallahu 'anhu melihat seorang pemuda yang memanjangan dan
memperbagus shalatnya. Lalu Ibnu Umar berkata : Siapakah di antara kalian yang
mengenal orang ini ?. Seorang laki-laki menjawab : Aku mengenal orang itu.
Kemudian Ibnu
Umar berkata : Seandainya aku tahu siapa
dia, niscaya aku suruh dia agar lebih memperpanjang rukuk dan sujudnya. Karena
aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
إن العبد إذا قام للصلاة أتي بذنوبه كلها فوضعت على عاتقيه، فكلما ركع أو سجد تساقطت عنه
Sesungguhnya seorang hamba apabila berdiri mengerjakan
shalat, akan didatangkan semua dosa dosanya lalu diletakkan di atas kedua
pundaknya. Setiap kali dia rukuk atau sujud maka berjatuhanlah dosa dosa (Lihat
ash Shahihah nomor 1398)
Oleh karena itu maka orang orang beriman akan
selalu menjaga tuma’ninah terutama sekali ketika rukuk dan sujud dalam shalatnya agar shalatnya
sempurna dan bernilai di sisi Allah Ta’ala. Insya Allah ada manfaatnya bagi
kita semua. Wallahu A’lam. (1.552)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar