PERKATAAN SESEORANG TERKAIT PULA DENGAN IMANNYA
Oleh : Azwir B. Chaniago
Dalam Kitab hadits yang sangat masyhur, Arba’in an Nawawiyah, yang disusun oleh
seorang ulama besar di zamannya yaitu al
Imam Abu Zakaria bin Syaraf an Nawawi yaitu pada hadits nomor 15, disebutkan
sabda Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam, dari Abu Hurairah :
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ
بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت
Barang siapa yang beriman kepada
Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.
(Muttafaq ‘alaih).
Melihat kepada zhahir hadits sangatlah jelas
bahwa berkata yang baik atau diam berkaitan dengan iman seorang hamba.
Perhatikanlah bahwa Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam mengingatkan : “Barangsiapa
yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir” Ini sangat jelas terkait dengan
iman. Oleh karena itu orang orang beriman akan senantiasa menjaga perkataannya
karena khawatir akan mengganggu keutuhan imannya.
Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata
: Bentuk perkataan itu terbagi tiga. (1) Perkataan yang baik dan inilah yang
diperintahkan. (2) Perkataan yang buruk, inilah yang diharamkan. Bisa jadi
buruk dalam isi ataupun akibatnya. (3) Perkataan yang sia sia yaitu perkataan
yang tidak mengandung kebaikan dan tidak pula mengandung keburukan. Seseorang
tidak diharamkan mengatakannya akan tetapi YANG LEBIH UTAMA BAGINYA ADALAH
DIAM.
Beliau juga berkata : Jika terjadi pergulatan
dalam hati terjadi antara memilih DIAM ATAU BERKATA, maka yang terbaik adalah
diam, karena itu lebih selamat. (Syarah Arba’in an Nawawiyah).
Selanjutnya perhatikanlah bahwa Rasulullah
bersabda kepada Muadz bin Jabal : “Maukah aku kabarkan kepadamu tentang inti
semua itu (inti semua urusan) ?.” Muadz menjawab : Tentu Wahai Rasulullah.
Lalu beliau memegang lidahnya dan bersabda : “Jagalah ini”.
Muadz bertanya : Wahai Rasulullah, apakah kita
akan disiksa (diminta pertanggung jawaban) karena apa yang kita ucapkan ?.
Rasulullah bersabda :
ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا
مُعَاذُ ! وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِـى النَّارِ عَلَـى وُجُوْهِهِمْ – أَوْقَالَ
: عَلَـى مَنَاخِرِهِمْ – إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ.
Mudah-mudahan Allah ‘Azza wa Jalla menyayangi ibumu, wahai Mu’adz !. Bukanlah manusia terjungkir di neraka di atas wajah mereka, atau beliau bersabda : di atas hidung mereka, melainkan dengan sebab lisan mereka (yang buruk).
Mudah-mudahan Allah ‘Azza wa Jalla menyayangi ibumu, wahai Mu’adz !. Bukanlah manusia terjungkir di neraka di atas wajah mereka, atau beliau bersabda : di atas hidung mereka, melainkan dengan sebab lisan mereka (yang buruk).
H.R at Tirmidzi,
hasan shahih.
Sungguh semua
yang kita ucapkan dan kita perbuat di dunia ini pasti harus dipertanggung
jawabkan di akhirat kelak. Allah Ta’ala berfirman :
أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى
Apakah manusia mengira, bahwa dia akan dibiarkan begitu saja (tanpa
pertanggung jawaban) Q.S.al Qiyamah 36.
Oleh karena itu, orang orang beriman akan
selalu menjaga lisan dan juga tulisannya agar tak merusak diri dan imannya. KATAKANLAH YANG BAIK DAN TULISLAH YANG BAIK. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam (1.561)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar