APA YANG MEMBUAT MANUSIA MULIA ?
Oleh : Azwir B. Chaniago
Hampir
semua manusia ingin menjadi mulia. Lalu berbagai cara dan upaya dilakukan untuk
meraih kemuliaan. Ada yang berusaha mengejar pangkat dan jabatan, mengejar
harta. Bahkan ada pula yang membawa bawa nasabnya agar bisa disebut manusia
mulia.
Mungkin
apa yang dilakukan ini tidak salah secara total karena sebagian manusia memang
menghargai, menghormati dan memuliakan orang yang punya pangkat dan jabatan,
punya harta yang banyak atau berasal dari keturunan darah biru (?). Ketahuilah
bahwa kalaupun ada secuil kemuliaan disitu sifatnya SANGAT SEMENTARA DAN SEMUA
AKAN SIRNA dalam waktu yang tak terlalu lama. Pada hal sebagian manusia
mengejar pangkat, jabatan dan harta dengan cara cara YANG DIHARAMKAN ALLAH TA’ALA.
Sungguh
kemuliaan yang hakiki dan orang orang beriman harus berlomba untuk mendapatkannya yaitu KEMULIAAN
DI SISI ALLAH TA’ALA. Siapa mereka ?. Mereka adalah sebagaimana yang dijelaskan
Allah Ta’ala dalam firman-Nya :
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ
عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Sungguh,
yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. (Q.S al Hujurat 13).
Diantara
ulama yang mumpuni ilmunya telah menjelaskan makna mulia dalam ayat ini,
Diantaranya :
(1)
Syaikh as Sa’di berkata : Namun kemuliaan itu dengan sebab ketakwaan. Jadi
manusia mulia di sisi Allah Ta’ala adalah orang yang paling bertakwa. (Siapa
mereka ?). Yaitu orang YANG PALING BANYAK MELAKUKAN KETAATAN DAN PALING SEDIKIT
BERBUAT MAKSIAT. Bukan orang yang paling banyak kerabatnya atau yang paling
mulia nasabnya.
Allah
Ta’ala Yang Mahatahu dan sangat mengetahui (bisa membedakan) orang yang
melakukan ketakwaan secara zhahir dan bathin dari orang yang melakukannya
secara zhahir saja. Lalu Allah membalas keduanya dengan balasan yang pantas.
(Tafsir Taisir Karimir Rahman).
(2)
Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin mengatakan : Allah Subhanahu wa Ta’ala
tidak memandang hamba-Nya dengan memandang tubuh mereka. Apakah dia besar atau
kecil, sehat atau sakit. Dan tidak memandang apakah dia canti atau buruk ?.
Semua itu tidak ada artinya di sisi Allah. Allah juga tidak memandang nasab
mereka apakah nasabnya tinggi atau rendah ?. Dan tidak memandang harta mereka
atau yang lainnya sama sekali.
Tidak
ada hubungan (indah) Allah Ta’ala dengan
makhluknya KECUALI DENGAN SEBAB KETAKWAAN. Orang yang paling takwa kepada Allah
dialah orang yang paling dekat kepada-Nya dan paling mulia di sisi-Nya. Kalau begitu, janganlah sekali kali kamu
bangga dengan harta, kecantikan, badan, anak anak, istana dan kendaraanmu serta
berbagai pernak pernik dunia yang lainnya. Sungguh jika Allah Ta’ala memberikan
kepadamu taufiq untuk bertakwa maka ini adalah keutamaan (yang) Allah
(anugerahkan) atas kamu. Hendaklah kamu memuji Allah Ta’ala. (Syarah Riyadush
Shalihin).
Ketahuilah bahwa hal ini tampak semakna dengan
sabda Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam :
عَنْ أَبِى
هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِنَّ اللَّهَ
لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى
قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
Dari Abu Hurairah, dia berkata
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan
tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian. (H.R Imam Muslim).
Insya Allah ada manfaatnya bagi
kita semua. Wallahu A’lam. (1.558).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar