ORANG ZHALIM AKAN BANGKRUT DI
AKHIRAT
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Muqaddimah.
Sungguh perbuatan zhalim adalah sesuatu
yang sangat tercela di sisi Allah Ta’ala. Oleh karena itu tidaklah Allah Ta’ala
akan membiarkan seorang hamba melakukan kezhaliman terhadap hamba yang
lain. Allah akan mengungkit atau memperhitungkannya. Sebab kezhaliman berkaitan dengan hak sesama makhluk.
Rasulullah bersabda : Ada tiga
catatan dosa di sisi Allah Ta’ala pada hari Kiamat kelak. Catatan dosa yang
tidak diampuni sedikitpun oleh Allah
Ta’ala yaitu dosa syirik. Kemudian beliau membaca (firman Allah) : “Innallaha laa yaghfiru an yusyrika bihi” Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik. (Q.S an Nisa’ 48). Catatan dosa yang tidak akan dibiarkan begitu saja oleh Allah yaitu
kezhaliman seseorang kepada orang lain. Catatan dosa yang tidak dipedulikan
oleh Allah (jika Allah berkehendak maka Dia akan mengampuninya) yaitu
kezhaliman seseorang terhadap dirinya sendiri, dosa antara dia dengan Rabb-nya.
(H.R Imam Ahmad).
Makna dan contoh bentuk kezhaliman
Menurut para ulama dan pakar bahasa, kezhaliman adalah : Meletakkan
sesuatu bukan pada tempatnya. Diantaranya contohnya adalah bahwa jika seseorang
menjual barang dagangannya dengan mengurangi timbangan dari yang seharusnya
maka dia tidak menempatkan sesuatu pada
tempatnya. Seharusnya dia menimbang dengan cukup tapi ternyata dikurangi. Itulah salah satu contoh kezhaliman.
Imam Al Jurjani berkata : Kezhaliman adalah meletakkan
sesuatu bukan pada tempatnya. Dan dalam istilah syar’i adalah suatu ungkapan
yang menunjukkan berpaling dari kebenaran menuju kebatilan atau mengambil hak milik orang lain dan melampaui batas.
Imam adz Dzahabi menjelaskan tiga contoh kezhaliman yang
dilakukan sesama manusia yaitu :
Pertama : Memakan harta dengan cara yang bathil.
Kedua : Menzhalimi manusia dengan cara membunuh, melukai, memukul dan yang lainnya.
Ketiga : Menzhalimi manusia dengan celaan, laknat dan tuduhan dusta.
Larangan keras berbuat
zhalim.
Sungguh Allah Ta’ala mengharamkan kezhaliman atas diriNya dan
mengharamkan pula kepada manusia. Dari Abu Dzar dari Nabi salallahu ‘alaihi wa
sallam bahwa beliau meriwayatkan dari Rabbnya bahwa Allah Tabaraka wa Ta’ala
berfirman : “Yaa ‘ibaadii innii haramtu
zhulma ala nafsii, wa ja’alatuhu bainahum muharramaa” Wahai sekalian hamba-Ku,
Sesungguhnya Aku mengharamkan kezhaliman pada diri-Ku dan mengharamkannya pada
kalian, maka janganlah kalian saling menzhalimi … (H.R Imam Muslim)
Allah berfirman : “Walaa tarkanuu ilalladzina zhalamuu
fatamassakumun naaru … “ Dan janganlah kamu cenderung kepada orang orang
yang zhalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka. (Q.S Hud 113).
Imam al Baghawi
menerangkan bahwa : Ayat ini bisa dikatakan sebagai ayat yang paling keras
tentang larangan dan ancaman terhadap
perbuatan zhalim.
Rasulullah memberi peringatan yang tegas kepada umatnya agar
tidak berlaku zhalim sebab akan memberi mudharat bagi dirinya. Beliau bersabda : “Ittaquzh zhulma. Fainna zhulma
zhulumaatun yaumal qiyaamah….” Takutlah kalian terhadap kezhaliman karena
kezhaliman merupakan kegelapan pada hari Kiamat kelak … ( H.R Imam Muslim).
Menjadi orang yang bangkrut di akhirat.
Seseorang yang menzhalimi orang lain di dunia, maka
seharusnya dia segera mohon dimaafkan, minta dihalalkan bahkan kalau perlu
memberikan ganti rugi berupa harta. Jika tidak dilakukan maka di akhirat nanti,
kezhaliman yang diperbuatnya akan
mengurangi pahalanya atau menambah dosanya sebagai pengganti kezhaliman yang pernah dilakukan di
dunia.
Rasulullah
bersabda : “Man kaanat ‘indahu
mazhlimatun li akhiihi falyatahalalhu
minhaa, fainnahu laisa tsumma diinaaran walaa dirhamun minqabli aiyu’khadza li
akhiihi min hasanaatihi, failam yakun lahuu hasasanatun akhidzun min syaiyiati akhiihi fatharihat ‘alaihi.” Barang siapa
yang memiliki kezhaliman terhadap saudaranya maka hendaklah dia meminta
kehalalan (maaf) kepadanya, karena kelak di akhirat tidak ada lagi dinar dan
dirham, sebelum kebaikannya diambil untuk saudaranya (yang dia
zhalimi), bila tidak memiliki kebaikan maka keburukan saudaranya (yang
dia zhalimi) akan diberikan kepadanya (H.R Imam Bukhari).
Hal ini juga sejalan dengan makna hadits tentang orang yang
muflis yaitu tentang orang yang bangkrut
di akhirat kelak. Pada hari akhirat kelak akan ada manusia yang datang dengan
membawa pahala amalnya. Tetapi akhirnya habis karena
harus dipindahkan kepada orang orang yang menuntutnya yaitu orang orang yang pernah dizhaliminya di dunia. Bahkan setelah
pahala amalnya habis maka dosa orang yang dizhalimi dipindahkan kepadanya.
Na’udzubillahi min dzalik.
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah Salallahu ‘alaihi wa
Sallam pernah bertanya kepada para sahabat : "Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkut itu?" Para
sahabat menjawab : Menurut kami, orang yang bangkut diantara kami adalah orang
yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan. Rasulullah bersabda :
"Sesungguhnya umatku
yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat, puasa,
dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain
serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk
diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara
tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari
setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga
akhirnya ia dilemparkan ke neraka." (H.R Imam
Muslim)
Jadi Rasulullah Salallahu ‘alaihi
Wasallam telah mengingatkan kita bahwa
di akhirat kelak akan ada transfer pahala dan dosa diantara hamba hamba
Allah tersebab melakukan ke zhaliman di dunia. Oleh karena itu seorang hamba
yang berakal tentulah tidak akan penah mau melakukan kezhaliman terhadap sesama
karena terancam menjadi orang yang bangkrut di akhirat.
Semoga Allah Ta’ala menjauhkan kita
dari melakukan perbuatan zhalim terhadap sesama. Insya Allah ada manfaatnya
bagi kita semua. Wallahu A’lam. (910).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar