JANGAN MENDIAMKAN KEMUNGKARAN
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Kalau kita perhatikan dengan
seksama ternyata dakwah Islam di zaman ini lebih banyak bertujuan untuk amar
makruf yaitu mengajak kepada kebaikan. Ini tentu baik. Tetapi tampaknya yang
masih kurang sekarang ini adalah dakwah
dalam melarang kemungkaran. Jika
berdakwah untuk amar maruf yaitu menyuruh atau mengajak kepada kebaikan
banyak orang bisa menerima. Ini lebih mudah disampaikan. Yang mau menerima akan
mengamalkannya dan yang tidak mau ya tidak mengamalkannya.
Lain dengan dakwah yang melarang kepada kemungkaran. Ini
suatu yang tidak enak. Sangat sering
mendatangkan kesulitan, pertentangan bahkan harus menghadapi bahaya.
Akibatnya sebagian juru dakwah sangat berhati hati dalam hal ini.
Barangkali
(?) ini merupakan salah satu
sebab semakin marajalelanya kemungkaran ditengah masyarakat baik sembunyi maupun terang terangan.
Perhatikanlah, dinegeri yang penduduknya mayoritas muslim, ternyata semua
kemungkaran dan dosa telah pernah dilakukan manusia. Mulai dari dosa yang
paling besar seperti menghina dan mengolok olok agama, melakukan kesyirikan,
zina terang terangan, korupsi tanpa malu dan banyak lagi yang lain. Bahkan yang
lebih memprihatinkan lagi adalah semakin banyaknya jumlah kemaksitan yang
terjadi dan semakin beragam pula bentuknya.
Sungguh Allah Ta’ala berfirman
bahwa ciri ummat terbaik adalah tidak hanya menyuruh kepada yang ma’ruf tetapi
harus juga mencegah yang mungkar. “Kuntum
khaira ummatin ukhrijat linnaasi ta’muruuna bil ma’ruufi wa tanhauna ‘anil
munkari wa tu’minuuna billah”. Kamu (ummat Islam) adalah ummat terbaik yang
dilahirkan untuk manusia (karena kamu) menyuruh kepada yang baik dan mencegah
dari yang mungkar dan (kamu) beriman kepada Allah. (Q.S Ali Imran 110).
Bagaimana hukumnya orang yang
meninggalkan amar ma’ruf nahi mungkar, padahal dia mampu untuk
melakukannya ?
Syaikh Abdul Aziz bin Baz memberikan
fatwa : (1) Hukumnya, berarti dia durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya. (2)
Imannya lemah dan (3) Dia terancam bahaya besar berupa penyakit hati dan
(segala) efeknya, cepat maupun lambat.
Ini adalah sebagaimana firman Allah
: “Telah dilaknat orang orang kafir dari
Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu
disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain tidak melarang perbuatan mungkar yang
mereka perbuat. Sesungguhnya amatlah buruk apa yang selalu mereka perbuat
itu. (Q.S al Maidah 78-79).
Dan juga sabda Rasulullah : “Man ra-a minkum munkaran fal yughaiyirhu
biyadihi faillam yastathi’ fabilisaaanihi, faillam yastathi’ fabiqalbihi, wa
dzalika adh’aful iimaan.” Barang
siapa diantara kalian melihat kemungkaran maka hendaklah dia mencegah
dengan tangannya. Jika dia tidak mampu maka dengan lisannya dan jika dia
tidak mampu maka dengan hatinya, (mengingkari dengan hati) itu adalah iman yang
paling lemah. (H.R Imam Muslim).
Dalam sabda lainnya Rasulullah
menyebutkan : “Innan naasa idzaa ra-awul munkara fa lam yunkiruuhu au syaka an
ya’ummahumullahu bi’iqaabih”. Sesungguhnya manusia itu bila melihat
kemungkaran tapi tidak mengingkarinya, maka dikhawatirkan Allah akan menimpakan siksa-Nya yang juga menimpa
mereka (H.R Abu Dawud, at Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Oleh sebab itu maka seorang yang
beriman janganlah mendiamkan kemungkaran. Berusahalah mencegah semampunya meskipun
ini tidak selalu mudah. Semoga Allah memberikan pertolongan kepada kita semua.
Wallahu A’lam (900).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar