Selasa, 20 Desember 2016

JANGAN MENDIAMKAN KEMUNGKARAN



JANGAN MENDIAMKAN KEMUNGKARAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Kalau kita perhatikan dengan seksama ternyata dakwah Islam di zaman ini lebih banyak bertujuan untuk amar makruf yaitu mengajak kepada kebaikan. Ini tentu baik. Tetapi tampaknya yang masih  kurang sekarang ini adalah dakwah dalam melarang kemungkaran. Jika  berdakwah untuk amar maruf yaitu menyuruh atau mengajak kepada kebaikan banyak orang bisa menerima. Ini lebih mudah disampaikan. Yang mau menerima akan mengamalkannya dan yang tidak mau ya tidak mengamalkannya.

Lain dengan  dakwah yang melarang kepada kemungkaran. Ini suatu yang tidak enak. Sangat sering   mendatangkan kesulitan, pertentangan bahkan harus menghadapi bahaya. Akibatnya sebagian juru dakwah sangat berhati hati dalam hal ini.

Barangkali  (?)  ini merupakan salah satu sebab semakin marajalelanya kemungkaran ditengah masyarakat  baik sembunyi maupun terang terangan. Perhatikanlah, dinegeri yang penduduknya mayoritas muslim, ternyata semua kemungkaran dan dosa telah pernah dilakukan manusia. Mulai dari dosa yang paling besar seperti menghina dan mengolok olok agama, melakukan kesyirikan, zina terang terangan, korupsi tanpa malu dan banyak lagi yang lain. Bahkan yang lebih memprihatinkan lagi adalah semakin banyaknya jumlah kemaksitan yang terjadi dan semakin beragam pula bentuknya.

Sungguh Allah Ta’ala berfirman bahwa ciri ummat terbaik adalah tidak hanya menyuruh kepada yang ma’ruf tetapi harus juga mencegah yang mungkar. “Kuntum khaira ummatin ukhrijat linnaasi ta’muruuna bil ma’ruufi wa tanhauna ‘anil munkari wa tu’minuuna billah”. Kamu (ummat Islam) adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (karena kamu) menyuruh kepada yang baik dan mencegah dari yang mungkar dan (kamu) beriman kepada Allah. (Q.S Ali Imran 110).  

Bagaimana hukumnya orang yang  meninggalkan amar ma’ruf nahi mungkar, padahal dia mampu untuk melakukannya ?
Syaikh Abdul Aziz bin Baz memberikan fatwa : (1) Hukumnya, berarti dia durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya. (2) Imannya lemah dan (3) Dia terancam bahaya besar berupa penyakit hati dan (segala) efeknya, cepat maupun lambat.

Ini adalah sebagaimana firman Allah : “Telah dilaknat orang orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain tidak melarang perbuatan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amatlah buruk apa yang selalu mereka perbuat itu. (Q.S al Maidah 78-79).

Dan juga sabda Rasulullah : “Man ra-a minkum munkaran fal yughaiyirhu biyadihi faillam yastathi’ fabilisaaanihi, faillam yastathi’ fabiqalbihi, wa dzalika adh’aful iimaan.” Barang siapa diantara kalian melihat kemungkaran maka hendaklah dia mencegah dengan tangannya. Jika dia tidak mampu maka dengan  lisannya dan jika dia tidak mampu maka dengan hatinya, (mengingkari dengan hati) itu adalah iman yang paling lemah. (H.R Imam Muslim).

Dalam sabda lainnya Rasulullah menyebutkan : “Innan naasa idzaa ra-awul  munkara fa lam yunkiruuhu au syaka an ya’ummahumullahu bi’iqaabih”. Sesungguhnya manusia itu bila melihat kemungkaran tapi tidak mengingkarinya, maka dikhawatirkan Allah akan menimpakan siksa-Nya yang juga menimpa mereka (H.R Abu Dawud, at Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Oleh sebab itu maka seorang yang beriman janganlah mendiamkan kemungkaran. Berusahalah mencegah semampunya meskipun ini tidak selalu mudah. Semoga Allah memberikan pertolongan kepada  kita semua.

Wallahu A’lam (900).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar