KEKELIRUAN PANDANGAN SYI’AH TERHADAP AL QUR-AN
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Al
Qur’an adalah pedoman hidup utama dan final bagi seorang muslim selama
hidupnya. Al Qur’an adalah haq yang datang dari Allah Rabbul ‘alamin.
Diturunkan kepada Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam melalui malaikat
Jibril. Lengkap 30 juz 114 surat tanpa ada kekurangan satu hurufpun apalagi
satu ayat atau satu surat.
Sungguh
hakikatnya, tidak ada makhluk yang mampu merubah al Qur an sampai hari Kiamat
karena Allah Ta’ala yang memeliharanya. Allah Ta’ala berfirman : “Innaa nahnu nazzalnaadz dzikra wa
innaa lahu lahaafizhuun” Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al Qur an, dan sesungguhnya kami
benar benar memeliharanya. (Q.S al Hijr 9).
Penganut faham Syi’ah mempunyai keyakinan yang sangat keliru dan bathil terhadap al Qur an Mereka meyakini bahwa al Qur’an yang ada pada Ahlussunnah saat ini yaitu
mushaf Utsmani, sudah mengalami perubahan, penggantian, penambahan dan
pengurangan. Pendapat bathil ini
sebagaimana dicantumkan dalam Kitab yang ditulis oleh Ulama Syai’ah antara lain dalam kitab Fashul Khitab, ath Thibrisi. Ali
bin Ibrahim al Qummi dalam tafsir al Qummi dan muridnya al Kulaini dalam kitab
Ushul Kaafi. Ini adalah kitab induk Syi’ah.
Ulama Syi’ah Al Kulaini menulis dalam al Kaafi bahwa al Qur’an yang
dibawa Jibril kepada Muhammad berjumlah 17.000 ayat. Jadi ayat yang hilang (ada
pengurangan) hampir dua pertiga al Qur’an.
Al
Majlisi, ulama Syi’ah berkata : Khabar
ini dan banyak dari khabar-khabar yang shahih menegaskan adanya kekurangan dan
perubahan dalam (ayat-ayat dan surah) al Qur’an. (Mi’ratul ‘uqul).
Mufassir
Syi’ah, Muhsin al Kisyi berkata : Diambil kesimpulan dari kumpulan
khabar-khabar ini dan riwayat dari ahlul-bait bahwa al Qur’an yang ada sekarang
belum sempurna sebagaimana yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. Tetapi
didalamnya ada yang menyelisihi apa yang diturunkan Allah. Ada pula yang
diganti, dirobah dan banyak sekali yang dihapus. (Tafsir ash Shafi).
Abu
Ja’far berkata : Kami memiliki mushaf Fatimah ‘alaihassalam. Tahukah kalian apa
itu mushaf Fatimah. Mushaf Fatimah itu tiga kali lipat al Qur’an kalian. (Kitab
Syi’ah,Ushul Kaafi).
Contoh
ayat yang dikurangi menurut Syi’ah :
Ulama Al Kulaini meriwayatkan bahwa Abu
Ja’far berkata : Jibril turun kepada Muhammad dengan membawa surat al Baqarah
ayat 90. “Bi’samasytarau bihi amfusahum aiyakfuru bimaa anzalallahu (FII ‘ALIYIIN) bakhyan.” Amat buruk (perbuatan) mereka menjual dirinya
dengan mengingkari apa yang diturunkan Allah (KEPADA ‘ALI), karena dengki. (Kitab Syi’ah Syarh Ushul Kaafi).
Jadi menurut keyakinan yang bathil dari Syi’ah, telah terjadi pengurangan terhadap ayat ini sehingga perlu mereka
tambah dengan kata fi ‘aliyin (kepada Ali bin Abi Thalib).
Al
Qummi membawakan ayat 168 surat an Nisa’ : “Innalladzina kafaru wazh zhalamu (‘ALA
MUHAMMADDIN HAQQAAHUM) lam yakunil
lahu liyaghfiralahum.” Sesungguhnya orang-orang kafir dan melakukan kezaliman (atas
Muhammad hak mereka) Allah tidak akan mengampuni mereka.
(Kitab Tafsir al Qummi).
Yang
dicetak DENGAN HURUF KAPITAL adalah
tambahan yang dilakukan Syi’ah terhadap al Qur’an karena menurut mereka ada
kekurangan dalam ayat tersebut. Jadi yang telah menambah dan mengurangi ayat al
Qur’an sebenarnya adalah mereka tapi sering dituduhkan kepada ahlussunnah (pen.).
Menurut
para ahli bahasa Arab, bahwa penambahan atau penyisipan pada dua ayat diatas
(al Baqarah 90 dan an Nisa’ 168) adalah tidak sesuai dengan gramatika bahasa
Arab. Menurut kaidah bahasa Arab yang benar, ini adalah penyisipan (kata) yang
ngawur. Pelakunya jelas orang ‘Ajam, tidak paham gramatika bahasa Arab, tidak
memiliki sence of language. Sungguh disini Allah menunjukkan kebenaran dan
ketinggian ayat-ayat-Nya (Ust. Abu
Nu’aim, Majalah Al Furqon 6/V
Pebruari 2006).
Diantara
keyakinan orang Syi’ah juga bahwa ada satu ayat yang hilang dari surat al
Insyirah, yaitu menurut mereka ayat yang hilang itu harus ditambahkan pada
surat al Insyirah yaitu : “Waja’alna ‘aliyan syihrak” Dan kami jadikan Ali
menantumu.
Syaikh
Abdullah bin Muhammad, seorang ulama ahlussunnah memberi komentar tentang
tambahan ayat ini. Sungguh mereka (orang-orang Syi’ah) tidak merasa malu dengan
anggapan seperti itu. Meskipun mereka mengetahui bahwa surat ini termasuk
Makkiyah, yang mana Ali bin Abi Thalib belum menjadi menantu Rasulullah pada
saat itu masih di Makkah. (Kitab Min ‘Aqidisy Syi’ah).
Jadi
merupakan keyakinan Syi’ah bahwa ada dua al Qur’an. Ada al Qur’an yang maklum
(jelas) dan yang kedua yang khusus
(dirahasiakan). Yang dirahasiakan ini antara lain memuat surat yang
namanya al Wilayah. Diantara ayatnya banyak menyebut
nama Ali.
Tentang
tahrif, Abu Qasim al Khuiy, ulama besar Syi’ah kontemporer, meninggal tahun
1984 M, salah satu tokoh kebanggaan Syi’ah, penulis kitab Al Bayan fi Tafsir al
Qur‘an, menjelaskan bahwa Syi’ah Imamiah dari dulu hingga sekarang menolak
adanya tahrif dalam al Qur’an.
Al Khuiy
menulis : Seperti yang telah kami sebutkan sebelumnya, sungguh menjadi
jelaslah bagi pembaca bahwa hadits-hadits yang berbicara tentang tahrif dalam
al Qur’an adalah hadits khurafat dan khayalan belaka yang hanya diucapkan oleh
orang-orang yang lemah akalnya....
Memang
aneh, pada kitab yang sama, Abu Qasim al Khuiy malah jatuh pada keyakinan
tentang adanya tahrif dalam al Qur’an.
Al
Khuiy menulis : Sesungguhnya banyak periwayatan yang menyebutkan adanya tahrif
dalam al Qur’an diwarisi secara meyakinkan. Sebagiannya muncul dari orang-orang
yang maksum (imam Syi’ah yang 12, pen.) dan sebagiannya diriwayatkan dengan
jalan terpercaya (al Bayan fi Tafsir al Qur’an).
Dikatakan
oleh al Khuiy bahwa : Jikalau al Qur an dibaca seperti apa yang diwahyukan
tentu kalian akan dapati nama-nama kami (nama-nama imam 12, pen.)
Juga
dikatakan oleh al Khuiy : Jibril menurunkan kepada Muhammad ayat seperti ini. Wa
inkuntum fii raybim mimma
nazzalna ‘ala ‘abdina (FI ‘ALIYYIN) fa’tu bi suratin min mitslih. Dan jika
kamu meragukan (al Qur’an) yang kami turunkan kepada
hamba Kami (KEPADA ALI), maka buatlah satu surat yang
semisal dengannya.
(Ini
adalah surat al Baqarah ayat 23 yang oleh al Khuiy telah ditambah dengan kata fi
‘aliyyin-kepada ‘Ali, pen.)
Begitulah
kekeliruan yang sangat fatal dari ulama Syi’ah terhadap kitab suci al Qur an.
Na’udzubillahi min dzaalik. (903)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar