Minggu, 25 Desember 2016

KEKELIRUAN PANDANGAN SYI'AH TERHADAP AL QUR AN



KEKELIRUAN PANDANGAN SYI’AH TERHADAP AL QUR-AN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Al Qur’an adalah pedoman hidup utama dan final bagi seorang muslim selama hidupnya. Al Qur’an adalah haq yang datang dari Allah Rabbul ‘alamin. Diturunkan kepada Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam melalui malaikat Jibril. Lengkap 30 juz 114 surat tanpa ada kekurangan satu hurufpun apalagi satu ayat atau satu surat

Sungguh hakikatnya, tidak ada makhluk yang mampu merubah al Qur an sampai hari Kiamat karena Allah Ta’ala yang memeliharanya. Allah Ta’ala berfirman : “Innaa nahnu nazzalnaadz dzikra wa innaa lahu lahaafizhuun” Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al Qur an, dan sesungguhnya kami benar benar memeliharanya. (Q.S al Hijr 9).

Penganut faham Syi’ah mempunyai keyakinan yang sangat keliru dan bathil terhadap al Qur an Mereka meyakini bahwa al Qur’an yang ada pada Ahlussunnah saat ini yaitu mushaf Utsmani, sudah mengalami perubahan, penggantian, penambahan dan pengurangan. Pendapat bathil ini sebagaimana dicantumkan dalam Kitab yang ditulis oleh Ulama Syai’ah antara lain dalam kitab Fashul Khitab, ath Thibrisi. Ali bin Ibrahim al Qummi dalam tafsir al Qummi dan muridnya al Kulaini dalam kitab Ushul Kaafi. Ini adalah kitab induk Syi’ah. 

Ulama Syi’ah Al Kulaini menulis dalam al Kaafi bahwa al Qur’an yang dibawa Jibril kepada Muhammad berjumlah 17.000 ayat. Jadi ayat yang hilang (ada pengurangan) hampir dua pertiga al Qur’an. 

Al Majlisi, ulama Syi’ah   berkata : Khabar ini dan banyak dari khabar-khabar yang shahih menegaskan adanya kekurangan dan perubahan dalam (ayat-ayat dan surah) al Qur’an. (Mi’ratul ‘uqul).

Mufassir Syi’ah, Muhsin al Kisyi berkata : Diambil kesimpulan dari kumpulan khabar-khabar ini dan riwayat dari ahlul-bait bahwa al Qur’an yang ada sekarang belum sempurna sebagaimana yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. Tetapi didalamnya ada yang menyelisihi apa yang diturunkan Allah. Ada pula yang diganti, dirobah dan banyak sekali yang dihapus. (Tafsir ash Shafi).

Abu Ja’far berkata : Kami memiliki mushaf Fatimah ‘alaihassalam. Tahukah kalian apa itu mushaf Fatimah. Mushaf Fatimah itu tiga kali lipat al Qur’an kalian. (Kitab Syi’ah,Ushul Kaafi). 

Contoh ayat yang dikurangi menurut Syi’ah

Ulama Al Kulaini meriwayatkan bahwa  Abu Ja’far berkata : Jibril turun kepada Muhammad dengan membawa surat al Baqarah ayat 90. “Bi’samasytarau bihi amfusahum aiyakfuru bimaa anzalallahu (FII  ‘ALIYIIN) bakhyan.” Amat buruk (perbuatan) mereka menjual dirinya dengan mengingkari apa yang diturunkan Allah (KEPADA ‘ALI), karena dengki. (Kitab Syi’ah Syarh Ushul Kaafi).

Jadi menurut keyakinan yang bathil dari Syi’ah, telah terjadi pengurangan terhadap ayat ini sehingga perlu mereka tambah dengan kata fi ‘aliyin (kepada Ali bin Abi Thalib).

Al Qummi membawakan ayat 168 surat an Nisa’ : “Innalladzina kafaru wazh zhalamu (‘ALA MUHAMMADDIN HAQQAAHUM) lam yakunil lahu liyaghfiralahum.” Sesungguhnya orang-orang kafir dan melakukan kezaliman (atas Muhammad hak mereka) Allah tidak akan mengampuni mereka. (Kitab Tafsir al Qummi). 

Yang dicetak DENGAN HURUF KAPITAL adalah tambahan yang dilakukan Syi’ah terhadap al Qur’an karena menurut mereka ada kekurangan dalam ayat tersebut. Jadi yang telah menambah dan mengurangi ayat al Qur’an sebenarnya adalah mereka tapi sering dituduhkan kepada ahlussunnah (pen.).  
   
Menurut para ahli bahasa Arab, bahwa penambahan atau penyisipan pada dua ayat diatas (al Baqarah 90 dan an Nisa’ 168) adalah tidak sesuai dengan gramatika bahasa Arab. Menurut kaidah bahasa Arab yang benar, ini adalah penyisipan (kata) yang ngawur. Pelakunya jelas orang ‘Ajam, tidak paham gramatika bahasa Arab, tidak memiliki sence of language. Sungguh disini Allah menunjukkan kebenaran dan ketinggian ayat-ayat-Nya (Ust. Abu Nu’aim, Majalah Al Furqon 6/V Pebruari 2006).

Diantara keyakinan orang Syi’ah juga bahwa ada satu ayat yang hilang dari surat al Insyirah, yaitu menurut mereka ayat yang hilang itu harus ditambahkan pada surat al Insyirah yaitu : “Waja’alna ‘aliyan syihrak” Dan kami jadikan Ali menantumu.

Syaikh Abdullah bin Muhammad, seorang ulama ahlussunnah memberi komentar tentang tambahan ayat ini. Sungguh mereka (orang-orang Syi’ah) tidak merasa malu dengan anggapan seperti itu. Meskipun mereka mengetahui bahwa surat ini termasuk Makkiyah, yang mana Ali bin Abi Thalib belum menjadi menantu Rasulullah pada saat itu masih di Makkah. (Kitab Min ‘Aqidisy Syi’ah).

Jadi merupakan keyakinan Syi’ah bahwa ada dua al Qur’an. Ada al Qur’an yang maklum (jelas) dan yang kedua yang khusus  (dirahasiakan). Yang dirahasiakan ini antara lain memuat surat yang namanya al Wilayah. Diantara ayatnya  banyak menyebut nama Ali. 
 
Tentang tahrif, Abu Qasim al Khuiy, ulama besar Syi’ah kontemporer, meninggal tahun 1984 M, salah satu tokoh kebanggaan Syi’ah, penulis kitab Al Bayan fi Tafsir al Qur‘an, menjelaskan bahwa Syi’ah Imamiah dari dulu hingga sekarang menolak adanya tahrif  dalam al Qur’an.

 Al Khuiy menulis : Seperti yang telah kami sebutkan sebelumnya, sungguh menjadi jelaslah bagi pembaca bahwa hadits-hadits yang berbicara tentang tahrif dalam al Qur’an adalah hadits khurafat dan khayalan belaka yang hanya diucapkan oleh orang-orang yang lemah akalnya....  

Memang aneh, pada kitab yang sama, Abu Qasim al Khuiy malah jatuh pada keyakinan tentang  adanya tahrif dalam al Qur’an.

Al Khuiy menulis : Sesungguhnya banyak periwayatan yang menyebutkan adanya tahrif dalam al Qur’an diwarisi secara meyakinkan. Sebagiannya muncul dari orang-orang yang maksum (imam Syi’ah yang 12, pen.) dan sebagiannya diriwayatkan dengan jalan terpercaya (al Bayan fi Tafsir al Qur’an).

Dikatakan oleh al Khuiy bahwa : Jikalau al Qur an dibaca seperti apa yang diwahyukan tentu kalian akan dapati nama-nama kami (nama-nama imam 12, pen.) 

Juga dikatakan oleh al Khuiy : Jibril menurunkan kepada Muhammad ayat seperti ini. Wa inkuntum fii raybim mimma nazzalna ‘ala ‘abdina (FI ‘ALIYYIN) fa’tu bi suratin min mitslih. Dan jika kamu meragukan (al Qur’an) yang kami turunkan kepada hamba Kami (KEPADA ALI), maka buatlah satu surat yang semisal dengannya.
(Ini adalah surat al Baqarah ayat 23 yang oleh al Khuiy telah ditambah dengan kata fi ‘aliyyin-kepada ‘Ali, pen.)

Begitulah kekeliruan yang sangat fatal dari ulama Syi’ah terhadap kitab suci al Qur an. Na’udzubillahi min dzaalik. (903)



  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar