SIAPAKAH
PENCINTA HARTA YANG HAKIKI
Oleh : Azwir B. Chaniago
Kita
menyaksikan bahwa hampir semua orang bekerja keras dan sibuk mengumpulkan harta
dunia, menyimpannya dan berusaha mengembangkannya. Sementara itu setelah
hartanya banyak terkumpul lalu ternyata
diantara mereka ada yang pelit untuk
berinfak dan bersedekah. Sebagian orang
menyebut inilah orang yang sangat cinta pada harta dunia. Berusaha keras mencari
harta lalu pelit mengeluarkannya apalagi untuk membelanjakannya di jalan Allah.
Lalu datang pertanyaan : Apakah orang yang demikian yang disebut pencinta
harta ?. Jawabnya : Bukan, bukan itu
saja yang disebut pencinta harta.
Itu orang yang tamak dan pelit terhadap
harta dunia.
Ketahuilah
bahwa PENCINTA HARTA YANG HAKIKI adalah orang orang yang tidak mau dipisahkan
dengan hartanya di akhirat kelak tetapi senang berpisah dengan hartanya ketika
berada di dunia. Pencinta harta yang sesungguhnya adalah orang yang ketika
diberi Allah Ta’ala harta dunia sebagai rizki baginya maka dia ingin hartanya
bisa dinikmatinya kelak di akhirat kelak atau dengan kata lain dia tidak mau
berpisah dengan hartanya di akhirat.
Harta yang sudah dia peroleh tidak dia
habiskan di dunia atau dia biarkan menjadi hak orang lain pada saat dia wafat.
Dia kirim sebagian besar hartanya ke akhirat sebelum dia wafat sehingga bisa
dia nikmati sebagai amal shalih bahkan akan melindunginya dari api neraka. Begitulah
sikap seorang hamba yang yang cerdas, pencinta harta yang hakiki.
Lalu
apa yang dilakukan oleh para pencinta harta yang hakiki ini agar hartanya tidak
berpisah dengannya di akhirat kelak. Diantaranya adalah :
Pertama : Menginfakkan harta di jalan Allah.
Dia
menginfakkan sebagian hartanya di jalan Allah. Harta yang diinfakkan di jalan
Allah secara zhahir harta itu berpisah dengan pemiliknya di dunia. Tapi
hakikatnya harta itu akan mengiringi dan membelanya sampai ke akhirat.
Sungguh
Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk mengeluarkan harta untuk berinfak di
jalan Allah, yaitu sebagaimana firman-Nya :
“(Berinfaklah) kepada orang orang
fakiryang terikat (oleh jihad) di jalan Allah. Mereka tidak dapat (berusaha) di
bumi. Orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri
dari meminta minta. Kamu kenal mereka dengan dengan melihat sifat sifatnya,
mereka tidak meminta kepada manusia secara mendesak. Dan apa saja harta yang
baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah) maka sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui.” (Q.S al Baqarah
273).
Semua
ini dilakukan seorang hamba yang cinta kepada hartanya dengan tujuan untuk
mendapatkan hasilnya setelah dia wafat.
Rasulullah
bersabda :
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau doa anak yang shaleh”. (H.R Imam Muslim no. 1631).
Kedua : Menggunakan harta untuk berjihad di jalan
Allah.
Allah Ta’ala menjelaskan
kepada orang orang yang beriman tentang suatu perniagaan yang tidak pernah
merugi di akhirat dan juga di dunia. Allah Ta’ala mensifati perniagaan tersebut
sebagai perniagaan yang paling baik, yaitu berjihad di jalan Allah dengan harta
dan jiwa.
Allah berfirman : “Wahai
orang orang yang beriman !. Maukah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang
dapat menyelamatkan kamu dari adzab yang pedih ?. (Yaitu) kamu beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu.
Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui. Niscaya Allah mengampuni
dosa dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir dibawahnya sungai sungai dank e tempat tempat tinggal
yang baik di dalam surga ‘Adn. Itulah kemenangan yang agung. Dan (ada lagi)
karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan Allah dan kemenangan yang
dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang orang beriman”. (Q.S ash Shaff 10-13).
Ketahuilah bahwa jika
seseorang memberikan hartanya untuk keperluan perang bagi pasukan yang berjihad
maka dia pun akan mendapat pahala seperti berperang di jalan Allah.
Rasulullah bersabda : “Man
jahhaza ghaaziyan fii sabilillah faqad ghazaa wa man khalafahu fii
ahlihi faqad ghazaa”. Barangsiapa yang mencukupi kebutuhan tentara yang berperang
di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala maka (dia) telah berperang dan barangsiapa
yang menanggung kebutuhan keluarga tentara tersebut maka dia telah (ikut)
berperang juga. (H.R Imam al Bukhari).
Ketiga : Memberi sedekah berupa harta.
Sungguh sedekah memiliki keutamaan yang sangat banyak
diantaranya akan dilipatgandakan pahalanya sampai 700 kali bahkan bisa lebih.
Allah berfirman : “Perumpamaan (nafkah
yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah
adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap
bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia
kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (Q.S al
Baqarah 261).
Selain itu sedekah akan menghapus dosa seorang hamba
sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah dalam sabda beliau : “Wash shadaqatu tuthfi-ul khathii-ata kama
yuthfi-ul maa-un naar”. Dan sedekah menghapus kesalahan sebagaimana air
memadamkan api. (H.R at Tirmidzi, Imam Ahmad dan selainnya).
Rasulullah Salallahu
‘alaihi wasallam mengingatkan umatnya agar bersedekah dengan harta. Orang yang
cerdas dan tidak mau berpisah dengan hartanya di akhirat kelak maka dia memberi
sedekah dengan harta ketika di dunia. Ini sangatlah bermanfaat baginya agar terhindar dari api neraka.
Rasulullah bersabda
: “Takutlah kalian (selamatkan diri
kalian) dari api neraka walaupun dengan (bersedekah) separuh buah kurma. Siapa
yang tidak mendapatkan separuh buah kurma maka dengan kata kata yang baik”.
(H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Sungguh harta yang
disedekahkan meskipun sedikit maka Allah Ta’ala akan mengembangkannya hingga
menjadi seperti gunung. Rasulullah bersabda : “Barangsiapa yang bersedekah
dengan separuh buah kurma dari usaha yang baik dan Allah Ta’ala tidak menerima
kecuali yang baik. Sesungguh Allah menerimanya dengan tangan kanan-Nya kemudian
melipatgandakannya untuk pemiliknya
sebagaimana seorang dari kalian mengembangbiakkan anak kudanya hingga
menjadi seperti gunung”. (H.R Imam Bukhari).
Oleh karena itu pencinta
harta yang hakiki akan selalu membelanjakan sebagian hartanya di jalan Allah
sehingga tidak berpisah dengan harta itu di akhirat dan mendatangkan kebaikan
yang banyak baginya.
Insya Allah ada
manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (884).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar