HARUS WASPADA TERHADAP TOKOH PENYESAT UMAT
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Dizaman ini sungguh kita melihat
banyak sekali bermunculan orang yang disebut tokoh atau ditokohkan masyarakat
tetapi kerjaannya adalah menyesatkan umat dari jalan yang benar. Dengan ketokohannya
dia membodohi orang orang yang bisa dibodohi. Mereka senantiasa membenarkan
yang salah dan menyalahkan yang benar. Bahkan mereka menyembunyikan kebenaran.
Mereka mengaduk aduk syariat sehingga tercampurlah yang haq dengan yang bathil.
Allah Ta’ala melarang manusia untuk
mencampur aduk yang benar dengan yang bathil. Allah berfirman : “Wa laa talbisul haqqa bil baathili wa
takttumul haqqa wa antum ta’lamuun”. Dan janganlah kamu campur adukkan
kebenaran dengan kebatilan dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran sedangkan
kamu mengetahuinya. (Q.S al Baqarah
42).
Pada catatan kaki terjemahan al Qur
an oleh Departemen Agama disebutkan makna kebatilan adalah : Kesalahan, kejahatan,
kemungkaran dan sebagainya.
Tentang ayat ini Syaikh as Sa’di
berkata : Firman Allah, “Dan janganlah
kamu campur adukkan” yaitu (menjadikan) tumpang tindih “yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak
itu”. Allah melarang mereka dari dua hal (1) Mencampur antara yang hak dan
yang bathil dan (2) Menyembunyikan yang
hak.
Sungguh tentang keberadaan atau
munculnya tokoh penyesat umat ini telah
diingatkan Rasulullah lebih dari 14 abad yang lalu. Beliau bersabda : “Inna akhwafa maa akhaafu ‘alaikumul
a-immatul mudhillun”. Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan menimpa
umatku adalah para tokoh umat yang menyesatkan. (H.R Imam Ahmad, dishahihkan
oleh Syaikh al Albani).
Selain itu yang dikhawatirkan
Rasulullah akan menimpa umat ini
adalah orang orang munafik yang lihai bersilat lidah (tapi
menyesatkan). Rasulullah bersabda : “Inna
akhwafa maa akhaafu ‘ala ummatii kullu munaafiqiin ‘alimul lisaan”. Sesungguhnya
yang paling aku khawatirkan menimpa umatku, setiap orang munafik yang lihai
bersilat lidah. (H.R Imam Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).
Para penyesat umat ini akhirnya
merusak agama. Imam Ibnu Mubarak berkata : Tidaklah yang merusak agama
melainkan pemimpin yang menyesatkan, ulama penjilat dan pendeta (ahli agama yang) tersesat.
(Syarah Aqidah ath Thahawiyah, Abdul Aziz ar Rajihi).
Sungguh para tokoh penyesat umat akan menghadapi bahaya besar yakni laknat dan
hukuman dua kali lipat di akhirat kelak tersebab kelakuan buruk mereka.
Allah berfirman : “Dan mereka berkata : Ya Rabb kami,
sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin dan para pembesar kami, lalu mereka
menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Rabb kami, timpakanlah kepada
mereka adzab dua kali lipat dan laknatlah mereka dengan laknat yang besar”. (Q.S
al Ahzaab 67-68).
Syaikh as Sa’di berkata : Setelah
mereka (orang orang disesatkan) mengetahui bahwa mereka dan para pemimpin
(tokoh penyesat) mereka sudah pasti menerima adzab maka mereka ingin
menghinakan orang orang yang telah menyesatkan mereka, maka mereka mengatakan :
“Ya Rabb kami, timpakanlah kepada mereka
adzab dua kali lipat dan laknatlah mereka dengan laknat yang besar”. Maka
Allah Ta’ala berfirman : “Likullin
dhi’fun”. Masing masing mendapat dua
kali lipat. (Q.S al A’raf 7).
Karena masing masing dari kalian
sama sama melakukan kekafiran dan kemaksiatan maka kalian sama sama menerima
adzab. Dan sesungguhnya perbedaan adzab diantara kalian tergantung pada
perbedaan dosa. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Oleh karena itu mari kita waspadai
tokoh tokoh yang pandai berbicara seolah
olah ingin menunjukkan kebaikan kepada umat
tetapi sebenarnya mereka menyesatkan yaitu dengan mencampur adukkan yang
hak dengan yang bathil dan mereka
hakikatnya menyembunyikan kebenaran. Wallahu A’lam (907).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar