MANUSIA YANG DIMURKAI DAN MANUSIA YANG SESAT
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Sungguh Allah Ta’ala telah
menjelaskan di kitab-Nya bahwa Dia murka kepada orang orang yang mendustakan
syariat-Nya yaitu orang orang kafir, munafik dan sejenisnya. Terhadap orang orang ini, Allah Ta’ala telah
memberikan peringatan dan ancaman dalam banyak ayat al Qur an, diantaranya
firman Allah : Walladziina kafaruu bi
ayaatina wastakbaruu ‘anhaa ulaa-ika ashhaabun naar hum fiihaa khaaliduun”.
Dan orang orang yang mendustakan ayat ayat Kami dan menyombongkan diri
terhadapnya, mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya. (Q.S al
A’raf 36)
Diantara orang orang yang Allah
murkai adalah kaum Yahudi dan diantara orang orang yang sesat adalah Nashara.
Oleh karena itu seorang beriman
selalu membaca doa yang tercantum dalam
surat al Faatihah ayat 6-7 yaitu memohon untuk dijauhkan dari murka Allah dan
memohon pula dijauhkan dari kesesatan. “Ihdinash
shiraathal mustaqiim. Shiraathal ladziina an’amta ‘alaihim ghairil maghdhuubi
‘alaihim waladh dhhaaliin”. Tunjukilah kami jalan yang lurus (yaitu) jalan
orang orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka
yang di murkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Syaikh as Sa’di berkata bahwa firman
Allah : “bukan (jalan) mereka yang
dimurkai” yaitu orang orang yang
mengetahui kebenaran tetapi mereka meninggalkannya, seperti orang Yahudi dan semacamnya. “Dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”. Yaitu meninggalkan kebenaran karena
kebodohan dan kesesatan, seperti orang Nashara dan semacamnya. (Lihat
Tafsir Taisir Kariimir Rahman).
Dalam sebuah hadits dari Adi bin
Hatim disebutkan bahwa Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya orang orang Yahudi dimurkai dan orang orang Nashara adalah
orang orang yang sesat”. (H.R at Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh al
Albani).
Imam Ibnu Katsir berkata :
Sesungguhnya jalan orang beriman itu meliputi pengetahuan (berilmu) terhadap al
haq atau kebenaran dan mengamalkannya.
Orang orang Yahudi kehilangan amal
sedangkan orang orang Nashara kehilangan ilmu. Oleh karenanya kemurkaan Allah
untuk Yahudi dan (cap) kesesatan dari Allah untuk Nashara.
Imam Ibnu Katsir menjelaskan lebih
lanjut : Orang yang telah mengetahui al haq kemudian meninggalkan (yang haq)
maka berhak untuk dimurkai, berbeda dengan yang belum mengetahui. Adapun orang
Nashara, mereka menuju sesuatu tetapi tidak mengikuti petunjuk jalan karena
mereka tidak mendatangi suatu urusan melalui pintunya, yaitu mengikuti al haq,
sehingga mereka menjadi sesat.
Dan (hakikatnya) mereka semua yaitu Yahudi dan Nashara dimurkai dan
sesat. Akan tetapi, kata Imam Ibnu Katsir :
(1) Sifat yang paling khusus bagi
Yahudi adalah kemurkaan (Allah) sebagaimana Allah berfirman tentang mereka : “Man la’anahullahu wa ghadhiba ‘alaihi”. Yaitu
orang orang yang dikutuki dan dimurkai Allah. (Q.S al Maidah 60).
(2) Dan sifat paling khusus bagi
Nashara adalah kesesatan, sebagaimana firman Allah : Qad dhalluu qablu wa adhalluu katsiiraa wa dhallu ‘an sawaa-is sabiil”.
Orang orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Nabi Muhammad) dan
mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia) dan mereka tersesat dari jalan
yang lurus. (Q.S al Maidah 77). Lihat Tafsir Ibnu Katsir.
Lalu kalau demikian keadaan mereka menurut Allah Ta’ala dan Rasul-Nya
maka sungguh salah besar jika umat Islam mau menjadikan mereka sebagai teman dekat, sebagai
pelindung apalagi sebagai pemimpin.
Wallahu A’lam. (895)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar