Sabtu, 17 Desember 2016

MANUSIA YANG DIMURKAI DAN MANUSIA YANG SESAT



MANUSIA YANG DIMURKAI DAN MANUSIA YANG SESAT

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh Allah Ta’ala telah menjelaskan di kitab-Nya bahwa Dia murka kepada orang orang yang mendustakan syariat-Nya yaitu orang orang kafir, munafik dan sejenisnya. Terhadap  orang orang ini, Allah Ta’ala telah memberikan peringatan dan ancaman dalam banyak ayat al Qur an, diantaranya firman Allah : Walladziina kafaruu bi ayaatina wastakbaruu ‘anhaa ulaa-ika ashhaabun naar hum fiihaa khaaliduun”. 
Dan orang orang yang mendustakan ayat ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya. (Q.S al A’raf 36)

Diantara orang orang yang Allah murkai adalah kaum Yahudi dan diantara orang orang yang sesat adalah Nashara.

Oleh karena itu seorang beriman selalu membaca doa yang tercantum  dalam surat al Faatihah ayat 6-7 yaitu memohon untuk dijauhkan dari murka Allah dan memohon pula dijauhkan dari kesesatan. “Ihdinash shiraathal mustaqiim. Shiraathal ladziina an’amta ‘alaihim ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhhaaliin”. Tunjukilah kami jalan yang lurus (yaitu) jalan orang orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang di murkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. 

Syaikh as Sa’di berkata bahwa firman Allah : “bukan (jalan) mereka yang dimurkai” yaitu orang orang yang mengetahui kebenaran tetapi mereka meninggalkannya, seperti orang Yahudi dan semacamnya. “Dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”. Yaitu meninggalkan kebenaran karena kebodohan dan kesesatan, seperti orang Nashara dan semacamnya. (Lihat Tafsir Taisir Kariimir Rahman).

Dalam sebuah hadits dari Adi bin Hatim disebutkan bahwa Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya orang orang Yahudi dimurkai dan orang orang Nashara adalah orang orang yang sesat”. (H.R at Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh al Albani).
Imam Ibnu Katsir berkata : Sesungguhnya jalan orang beriman itu meliputi pengetahuan (berilmu) terhadap al haq atau kebenaran dan mengamalkannya.

Orang orang Yahudi kehilangan amal sedangkan orang orang Nashara kehilangan ilmu. Oleh karenanya kemurkaan Allah untuk Yahudi dan (cap) kesesatan dari Allah untuk Nashara. 

Imam Ibnu Katsir menjelaskan lebih lanjut : Orang yang telah mengetahui al haq kemudian meninggalkan (yang haq) maka berhak untuk dimurkai, berbeda dengan yang belum mengetahui. Adapun orang Nashara, mereka menuju sesuatu tetapi tidak mengikuti petunjuk jalan karena mereka tidak mendatangi suatu urusan melalui pintunya, yaitu mengikuti al haq, sehingga mereka menjadi sesat. 

Dan (hakikatnya) mereka semua yaitu Yahudi dan Nashara dimurkai dan sesat. Akan tetapi, kata Imam Ibnu Katsir :

(1) Sifat yang paling khusus bagi Yahudi adalah kemurkaan (Allah) sebagaimana Allah berfirman tentang mereka : “Man la’anahullahu wa ghadhiba ‘alaihi”. Yaitu orang orang yang dikutuki dan dimurkai Allah. (Q.S al Maidah 60).

(2) Dan sifat paling khusus bagi Nashara adalah kesesatan, sebagaimana firman Allah : Qad dhalluu qablu wa adhalluu katsiiraa wa dhallu ‘an sawaa-is sabiil”. Orang orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Nabi Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia) dan mereka tersesat dari jalan yang lurus. (Q.S al Maidah 77). Lihat Tafsir Ibnu Katsir.

Lalu kalau demikian keadaan mereka menurut Allah Ta’ala dan Rasul-Nya maka sungguh salah besar jika umat Islam  mau  menjadikan mereka sebagai teman dekat, sebagai pelindung apalagi sebagai pemimpin.  

Wallahu A’lam. (895)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar