JANGAN MENYELISIHI RASULULLAH DALAM CARA SHALAT
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Seorang Muslim wajib menjadikan
Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi wa sallam sebagai
panutan dan teladan Ini adalah
sebagaimana dimaksud dalam firman Allah
: “Laqad kaana lakum fii rasuulillahi
uswatun hasanatun, liman kaana yarjullaha wal yaumal aakhira wa dzakarallaha
katsiira” . Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari Kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Q.S al Ahzaab 21).
Sebagai suri teladan maka wajib
bagi kita mengikuti beliau terutama sekali dalam aqidah, ibadah, akhlak dan
muamalah.
Khusus dalam hal ibadah, terutama
shalat wajiblah kita mengikuti tata cara yang diajarkan beliau. Jika kita menyelisihi bisa jadi amal kita
menjadi tidak bernilai. Beliau bersabda : “Shallu
kamaa ra-aitumuunii ushallii”. Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat
aku shalat. (H.R Imam Bukhari).
Sungguh hadits ini adalah
dalil yang sangat tegas tentang larangan menyelisihi Rasulullah dalam
tata cara melaksanakan shalat.
Terkadang
kita melihat ada diantara saudara kita yang melaksanakan shalat namun
masih perlu diberikan tambahan pemahaman
untuk beberapa cara shalat yang sesuai
dengan yang diajarkan Rasulullah. Diantara contoh cara shalat yang menyelisihi
Rasulullah adalah :
Pertama : Tidak sepenuhnya melakukan
thuma’ninah.
Tuma'ninah adalah tenang sejenak
setelah semua anggota badan berada pada posisi sempurna ketika melakukan suatu
gerakan rukun shalat. Diantara makna lain dari
tuma’ninah adalah memberikan hak kepada setiap gerakan shalat secara
sempurna.Tuma'ninah ketika rukuk berarti tenang sejenak setelah rukuk sempurna.
Tuma’ninah setelah i’tidal berarti tenang sejenak pada saat i’tidal sebelum
sujud. Tuma’ninah ketika sujud berarti tenang sejenak setelah sujud sempurna
dan juga harus tuma’ninah pada setiap perpindahan satu gerakan kepada gerakan
lain.
Rasulullah
telah mengingatkan bahwa orang yang mengabaikan tuma’ninah disebut sebagai sejahat jahat pencuri
dalam shalat. Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Aswa-unnasi sariqatal ladzii yasriqu min
shalaatihi. Qaaluu yaa rasulullahi, wa kaifa yasriqu min shalaatihi ?. Qaala
laa yutimmu rukuu’ahaa wa laa sujuudahaa” :
Sejahat jahat pencuri adalah orang yang mencuri dalam shalatnya.
Mereka (para sahabat) bertanya : Bagaimana dia mencuri dalam shalatnya ? Beliau
menjawab : (Dia) tidak menyempurnakan
rukuk dan sujudnya. (H.R Imam Ahmad,
lihat Shahihul Jami’).
Ketahuilah
bahwa tuma’ninah adalah salah satu rukun shalat yang betul betul tidak boleh
diabaikan. Jika seseorang mengabaikan tuma’ninah maka berarti dia telah menyelisihi cara shalat
yang diajarkan Rasulullah.
Kedua : Menghamparkan lengan ketika
sujud.
Menghamparkan
lengan (hasta) pada saat sujud adalah cara sujud yang dilarang karena menyelisihi Rasulullah. Sungguh
Rasulullah telah mengajarkan cara sujud yang
benar. Anas bin Malik berkata : “Seimbanglah
kalian dalam sujud dan janganlah salah seorang dari kalian membentangkan kedua
sikunya, sebagaimana anjing membentangkan tangannya”. (H.R Imam Bukhari).
Dalam
hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dari al Bara’ bin Azib, Rasulullah
bersabda : “Idza sajadta fadha’ kaffaika
warfa’ mir faqaika”. Apabila engkau sujud, letakkan kedua telapak tangan
dan angkatkan sikumu.
Ketiga : Tidak menyentuhkan hidung ke
tempat sujud ketika sujud.
Sungguh
Rasulullah telah memberikan tuntunan kepada kita bahwa sujud yang benar adalah
sujud dengan tujuh anggota badan. Rasulullah bersabda : “Aku diperintahkan Allah untuk sujud dengan tujuh anggota; dahi (sambil
menunjukkan tangan beliau kehidung), kedua tangan, kedua lutut dan kedua ujung
kaki...." (H.R Imam Muslim dari Ibnu Abbas).
Sungguh sangatlah baik jika kita memperhatikan sungguh
sungguh tentang cara shalat yang diajarkan Rasulullah karena shalat adalah amal
yang paling utama dalam syariat Islam dan juga merupakan amal yang pertama kali
akan dihisab pada hari Kiamat kelak.
Rasulullah bersabda : “Wa’lamuu
anna khaira a’maalikumush shalaah”. Dan
ketahuilah bahwa sebaik baik amal kalian adalah shalat. (H.R Imam Ahmad,
Ibnu Hibban dan ad Daarimi).
Diriwayatkan
dari Syuraik dan Ashim dan Abi Wail dari Abdullah dia berkata, Rasulullah
bersabda : “Awwalu yuhasabu bihil ‘abdush
shalaah.” Amalan pertama yang akan dihisab dari seorang hamba adalah shalat. (H.R an Nasa’i
dan ath Thabrani).
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam
(667)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar