KEBENARAN ITU DARI ALLAH TA’ALA
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Sungguh kebenaran itu dari Allah. Allah berfirman : “Al
haqqu min rabbika, falaa takun minal
mumtariin” Kebenaran itu dari Rabbmu, maka janganlah engkau menjadi
orang-orang yang ragu. (Q.S Ali Imran
60)
Jadi kebenaran tidaklah apa yang ditentukan atau dilakukan
orang banyak tetapi kebenaran adalah sesuatu yang disandarkan kepada apa yang diturunkan Allah
melalui Rasul-Nya.
Tapi sungguh banyak
manusia di zaman ini yang terhalang dari kebenaran. Terkadang kebenaran
dilihatnya sebagai suatu yang aneh, tidak masuk akal karena tidak sesuai dengan keinginannya atau
keinginan kelompoknya. Bahkan menurutnya kebenaran itu adalah apa yang dikatakan atau dilakukan
banyak orang. Jika dia
melihat sesuatu dikerjakan atau
diamalkan orang banyak maka itulah kebenaran, katanya.
Allah berfirman : “Wain tuthi’ aksyara man fil ardhi,
yudhilluka ‘an sabilillah. In yattabi’una illazh zhanna wain hum illa
yakhrushuun.” Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang
di muka bumi niscaya mereka akan menyesatkan kamu dari jalan (kebenaran) Allah. Mereka hanyalah mengikuti
sangkaan belaka. Dan mereka hanyalah berkata
bohong. (Q.S al An’am 116).
Syaikh Abdul Aziz bin Baaz berkata : Orang yang berakal sehat
jangan tertipu dengan kebanyakan manusia. Kebenaran tidak ditentukan karena
banyak orang yang melakukannya. Akan tetapi kebenaran adalah syari’at yang
diturunkan Allah kepada Rasulullah
Salallahu ‘alaihi wa sallam.
Oleh karenanya setiap muslim
haruslah melazimkan dirinya untuk senantiasa mencintai kebenaran dan berada
diatas kebenaran. Ketahuilah bahwa inti
atau hakikat dari kebenaran itu adalah
kebaikan. Oleh sebab seorang hamba janganlah mengabaikan kebenaran agar dirinya tidak terhalang dari kebaikan di
dunia dan di akhirat.
Rasulullah sallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda : “Hendaklah kamu
berbuat benar, karena kebenaran itu menunjukkan kepada kebaikan. Dan kebaikan
itu menunjukkan jalan ke surga. Seseorang
membiasakan dirinya berkata benar dan menuntut kebenaran sehingga ia
tercatat disisi Allah sebagai orang yang benar” (H.R Imam Muslim).
Syaikh Abu Bakar Jabir al Jazairi,
Kitab Minhaj al Muslim berkata : (1) Hendaklah seorang Muslim mencintai dan
melaksanakan kebenaran lahir batin, baik dalam perkataan maupun perbuatan. (2) Kebenaran itu menunjukkan jalan ke surga
sedangkan surga adalah merupakan cita cita dan harapan tertinggi seorang
Muslim.
Sungguh sangatlah banyak hal yang
menjadi penghalang kepada jalan kebenaran. Salah satunya karena kekurangan
ilmu. Imam Ibnul Qayyim berkata : Sebab sebab yang menghalangi (manusia)
menerima kebenaran banyak sekali diantaranya adalah “kebodohan terhadap
kebenaran” tersebut. Sesungguhnya barang siapa yang jahil terhadap sesuatu, dia
akan memusuhi (sesuatu itu) dan memusuhi orang yang membawa kebenaran itu.
Imam Ahmad berkata : Sesungguhnya
penyelisihan yang datang dari orang yang menyelisihi sebabnya adalah karena
sedikit pengetahuan mereka terhadap apa yang datang dari Rasulullah salallahu
‘alaihi wasallam.
Selain itu sikap sombong adalah juga
salah satu penghalang dalam menerima
kebenaran. Rasulullah bersabda : “Al kibru
batharul haqqi wa ghamdunnas” Kesombongan adalah menolak kebenaran dan
merendahkan orang lain (H.R Imam Muslim).
Ketahuilah bahwa kesombongan
menjadikan seseorang tertipu. Tertipu dengan dirinya sendiri. Dia selalu merasa
bahwa dirinyalah yang paling baik dan sempurna. Akibatnya dia tidak
mau muhasabah, tidak mau menerima nasehat meskipun nasehat itu berupa
kebenaran.
Oleh karena itu maka seorang hamba
haruslah membekali dirinya dengan ilmu dan menjauhkan dirinya dari sifat
sombong. Dengan demikian maka dia akan
mampu membedakan mana yang benar dan mana yang bathil serta selalu
berdiri diatas kebenaran meskipun terkadang terasa pahit tapi hasilnya akan sangat manis.
Insya Allah ada manfaatnya bagi
kita semua. Wallahu A’lam (679)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar