NASEHAT
RASULULLAH KEPADA ABU DZAR AL GHIFARI
Oleh : Azwir B. Chaniago
Salah seorang sahabat yang dicintai Rasulullah
adalah Abu Dzar al Ghifari. Nama aslinya adalah Jundub bin Junadah tetapi lebih
dikenal dengan nama Abu Dzar. Beliau adalah termasuk diantara sahabat yang
lebih dahulu masuk Islam.
Beliau berasal dari kabilah Ghifar yang
dikenal pemberani. Setelah masuk Islam ternyata sifat pemberani kabilahnya
masih tetap ada pada dirinya. Cuma kali ini keberaniannya digunakan untuk membela Islam, menampakkan
kebenaran dan aqidah yang lurus.
Diantara bentuk keberanian beliau adalah sebagaimana disebutkan dalam sebuah
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari
yakni setelah Abu Dzar menyatakan
diri masuk Islam maka Rasulullah menyarankan agar dia kembali kepada kaumnya
dan mengajak mereka kepada Islam sampai kelak Rasulullah mendapatkan
kemenangan.
Namun jiwa dan semangat seorang kabilah Ghifar
yang tidak pernah merasa takut kepada siapapun membawanya untuk melakukan
sesuatu yang hampir saja menghilangkan nyawanya. Abu Dzar bertekad akan
menyerukan keislamannya dihadapan
khalayak ramai. Maka diapun keluar menuju masjid (Ka’bah) lalu meneriakkan
dengan sekuatnya ucapan dua kalimat
syahadat. (padahal waktu dakwah Islam masih dilakukan secara sembunyi sembunyi,
pen.).
Spontan orang orang yang mendengar seruan aneh
itu sangat mengingkari dan mereka langsung
menghampiri Abu Dzar dan memukulnya hingga babak belur. Lalu datanglah
al Abbas melerainya namun tak mampu hingga al Abbas meneriakkan : Celaka kalian,
tidak tahukah kalian bahwa orang ini adalah dari suku Ghifar. Dan perjalanan
dagang kalian ke Syam akan melewati Ghifar. Apa jadinya nanti jika mereka tahu
salah satu keluarga mereka dianiaya begini ?. Akhirnya mereka membiarkan Abu
Dzar.
Hari berikutnya pun Abu Dzar melakukan hal
yang sama dan dia pun mendapatkan perlakuan yang sama dari manusia hingga
datang lagi al Abbas melerainya.
Beliau pernah dipuji oleh Rasulullah atas
kebaikan dan tawadhu’nya. Rasulullah bersaba : “Barangsiapa yang senang melihat untuk melihat tawadhu’nya Nabi Isa
‘alahis salam maka lihatlah Abu Dzar. (Lihat Silsilah Hadits Shahih Syaikh
al Albani).
Yang lebih penting lagi adalah bahwa beliau
sering mendapat nasehat langsung dari Rasulullah. Nasehat nasehat tersebut
meskipun disampaikan kepada Abu Dzar tentu maksud Rasulullah adalah juga untuk
umat beliau sampai akhir zaman. Nasehat nasehat Rasulullah kepada Abu Dzar diantaranya
adalah sebagaimana disebutkan dalam hadits hadits berikut ini :
Pertama : Abu Dzar berkata bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku : “Wahai
Abu Dzar, apakah engkau memandang bahwa banyaknya harta itulah yang disebut
kaya (ghani) ? “Betul,” jawab Abu Dzar. Beliau bertanya lagi : “Apakah engkau
memandang bahwa sedikitnya harta itu berarti fakir (miskin) ? “Betul, Abu Dzar
menjawab dengan jawaban serupa. Lantas beliau pun bersabda : “Sesungguhnya yang
namanya kaya adalah kayanya hati (hati
yang selalu merasa cukup). Sedangkan fakir adalah fakirnya hati (hati yang selalu
merasa tidak puas).” (H.R Ibnu Hibban).
Kedua : Rasulullah pernah mewasiatkan
tentang kebaikan kepada Abu Dzar dalam sabda beliau : “Wahai Abu Dzar, jangan engkau pernah meremehkan sebuah kebaikan sedikitpun
meskipun hanya dengan menampakkan wajah ceria kepada sahabatmu”. (H.R Imam
Muslim).
Ketiga : Abu Dzar berkata : Sungguh
kekasihku (Rasulullah) pernah mewasiatkan kepadaku tiga perkara, yang aku tidak
akan meninggalkannya selama lamanya, insya Allah. “Beliau berwasiat agar aku menjaga shalat Dhuha, shalat Witir sebelum
tidur dan berpuasa tiga hari di setiap bulan”. (H.R Imam Ahmad).
Keempat : Rasulullah juga berpesan : :Wahai Abu Dzar, jika engkau memasak maka
pernayaklah kuahnya dan bagikan kepada tetanggamu”. (H.R Imam Muslim).
Kelima
: Imam ath Thabrani dan Ibnu Hibban
meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Dzarr : Kekasihku (Rasulullah salalalhu ‘alaihi wasallam) telah berpesan
kepadaku dengan beberapa sifat kebaikan.
(1) Supaya aku tidak
melihat kepada orang yang diatasku. Dan agar aku melihat kepada orang yang
dibawahku. (2) Dan beliau
berpesan kepadaku untuk mencintai orang orang miskin dan dekat kepada mereka. (3) Dan beliau berpesan kepadaku agar aku menjalin
hubungan kerabatku meskipun mereka berpaling. (4) Dan beliau berpesan kepadaku agar aku tidak pernah takut
dijalan Allah kepada cacian dan orang yang mencaci. (5) Dan beliau berpesan kepadaku supaya tetap mengatakan yang
hak sekalipun ia pahit. (6) Dan beliau berpesan kepadaku supaya aku
memperbanyak dzikir : Laa haula walaa quuwata illaa billahi. Karena
sesungguhnya ini adalah (seperti) harta simpanan dari harta simpanan di surga.
Itulah sebagian nasehat Rasulullah kepada Abu
Dzar al Ghifari. Insya Allah bermanfaat bagi kita semua. Wallahu A’lam. (677)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar