MAKNA ZUHUD MENURUT ULAMA
Oleh : Azwir B. Chaniago
Sangatlah
sering kita mendengar kata zuhud. Sebagian orang mungkin membayangkan bahwa
zuhud adalah identik dengan wajah yang kusam bahkan pucat, makan seadanya.
Pakaian kumal, berjalan selalu menunduk, berbicara sangat pelan hampir tidak
kedengaran dan yang lainnya. Tapi ketahuilah saudaraku zuhud bukan ditunjukkan
oleh penampilan fisik seperti itu karena zuhud bukanlah amalan badan
tapi zuhud adalah amalan hati.
Usman
bin Affan dan Abdurrahman bin ‘Auf adalah dua diantara sahabat yang sangat kaya
dan keduanya juga dikenal sebagai orang yang sangat zuhud.
Agar
mendapat pemahaman yang benar tentang zuhud mari kita ikuti perkataan beberapa ulama
terdahulu tentang makna atau pengertian zuhud.
Imam
Ibnul Qayyim berkata : Zuhud adalah meninggalkan segala sesuatu yang tidak ada
manfaatnya untuk akhirat.
Ketahuilah
bahwa para ulama sepakat bahwa zuhud itu
merupakan perjalanan hati dari kampung dunia dan menempatkanya di akhirat. Oleh
sebab itu orang yang zuhud tidak pernah gembira karena mendapatkan dunia, dan
tidak pula mereka bersedih karena
kehilangan dunia.
Imam Ibnu Rajab al Hambali, dalam
Kitab Jami’ul Ulum berkata : Kesimpulannya, zuhud terhadap dunia bisa
ditafsirkan dengan tiga pengertian, yang kesemuaannya merupakan amalan hati dan
bukan amalan badan.
Pertama : Zuhud adalah seorang hamba lebih meyakini
rezki yang ada di tangan Allah dari pada apa yang ada ditangannya.
Kedua : Zuhud adalah apabila hamba tertimpa musibah
dalam kehidupan dunia,
seperti hilangnya harta dan yang lainnya, maka dia lebih
senang memperoleh pahala atas hilangnya hal tersebut daripada yang hilang itu
tetap berada disisinya.
Ketiga : Zuhud adalah seorang hamba memandang sama
orang yang memuji dan orang yang mencelanya, ketika dirinya berada diatas
kebenaran.
Imam
Ahmad bin Hambal berkata : Zuhud terdapat tiga macam :
Pertama : Meninggalkan yang haram, maka itu adalah
zuhudnya orang awam.
Kedua : Tidak berlebihan dalam sesuatu yang halal,
maka itu adalah zuhudnya al khawash
yaitu zuhudnya orang orang yang
khusus.
Ketiga : Meninggalkan segala sesuatu yang menyibukkan
dan menjauhkan dari Allah. Itu adalah zuhud al ‘arifin yaitu orang yang telah
makrifat kepada Allah.
Mudah
mudahan bermanfaat. Wallahu A’lam. (236)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar