TERAPI MALAS BERIBADAH
Oleh : Azwir B. Chaniago
Memang ada saat saat semangat seseorang menurun. Berasa malas
beribadah. Itu adalah salah satu tanda iman sedang turun. Waspadai ini, jangan
dibiarkan. Segeralah bangkit. Lawan kemalasan itu. Jika dibiarkan maka akan
membahayakan bagi kehidupan dunia dan terlebih lebih akhirat kita. Kita
berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar kita tidak diwafatkan pada
kondisi lagi malas beribadah.
Ketahuilah saudaraku, bahwa ada beberapa cara yang bisa
dilakukan jika seorang hamba merasa timbul kemalasan atau kurang semangat dalam
beribadah. Diantaranya adalah :
Pertama : Banyak berdoa. Rasululah telah
mengajarkan doa bagi kita yaitu :
(1) “Ya
muqallibal quluub, tsabbit qalbii ‘alaa diinik.” Wahai Rabb yang membolak balik hati,
teguhkanlah hatiku pada agamaMu. (H.R Imam at Tirmidzi)
(2) “Allahumma
musharrifal quluub, sharrif quluubanaa
‘ala tha’atik”. Ya Allah, yang mengarahkan hati
arahkanlah hati hati kami untuk taat kepada-Mu. (H.R Imam Muslim).
Kedua : Berusahalah untuk bersikap zuhud
terhadap dunia, yaitu meninggalkan segala sesuatu yang tidak ada manfaatnya
untuk akhirat. Jangan pernah menempatkan dunia ini di hati. Tempatkan dunia ini di tangan saja. Sunguh
dunia ini beserta segala perhiasannya
hanya bersifat sementara dan pasti akan punah.
Allah berfirman : “Bal
tu’tsiruunal hayaatad dun-yaa. Wal aakhiratu khairun wa abqaa” Sedangkan kamu (orang orang
kafir memilih kehidupan dunia. Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik
dan lebih kekal. (Q.S al
A’laa 16-17)
Rasulullah
bersabda : “Raka’atal fajri khairun minad dun-ya wamaa fiih”. Dua rakaat
shalat sunat fajar lebih baik dari pada dunia dan apa yang ada didalamnya. (H.R
Imam Muslim). Dunia dan segala isinya adalah seluruh harta dunia dan
perhiasannya. Semua itu ternyata tidak bisa mengalahkan keutamaan shalat sunat
Fajar. Itu adalah satu bukti bahwa dunia ini tidak bernilai apa apa dibanding
dengan akhirat. Jadi berlombalah
mengejar kampung akhirat dengan memperbanyak ibadah berupa amal shalih. Jangan lalai.
Ketiga : Bergaul dengan orang orang shalih yang selalu mengajak kepada
kebaikan. Teman yang baik akan berpengaruh pada diri seseorang. Bertemanlah
dengan orang orang shalih yang istiqamah dengan keshalihannya. Teman yang shalih akan
mengingatkan kita jika pada satu waktu kita lalai atau malas beribadah.
Rasulullah sallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Al mar-u
‘ala diini khalilihi fal yanzhur ahadukum man yukhaalil” Seseorang akan
mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya perhatikanlah siapa yang
akan menjadi teman karibnya (H.R Imam at Tirmidzi, Abu Dawud dan Imam Ahmad)
Keempat : Jauhi semua dosa baik yang besar maupun yang kecil. Ketahuilah bahwa
jika seseorang malas beribadah maka itu adalah musibah besar. Dan
apa saja musibah yang menimpa seseorang adalah tersebab dosa dosanya.
Allah berfirman : “Wamaa ashaabakum min mushibatin fabimaa
kasabat aidiikum, wa ya’fuu ‘an kasyiir” Dan musibah apapun yang menimpa
kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari
kesalahan kesalahanmu) Q.S asy Syuura 30.
Para ulama menjelaskan bahwa makna dari kasabat aidiikum,
perbuatan tanganmu sendiri dalam ayat ini adalah dosa dosa kamu.
Sufyan ats Tsauri berkata : Aku pernah tidak bisa menjalankan
shalat tahajud selama 5 bulan hanya karena satu dosa yang pernah aku lakukan
(atau ucapan semisal dari beliau).
Oleh karena itu terus meneruslah bertaubat dan minta ampun kepada Allah karena
memang manusia tidak lepas dari salah dan dosa.
Kelima : Berusaha agar semakin sering hadir di majlis ilmu. Semakin banyak
mendengarkan nasehat maka insya Allah semakin bermanfaat, semakin mantap dihati
dan semakin bersemangat mengamalkannya.
Allah berfirman : “Wa dzakkir fa innadz
dzikraa tanfa’ul mu’miniin” Dan tetaplah memberi peringatan peringatan
karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang orang yang beriman.
(Q.S adz Dzaariat 55)
Keenam : Jangan lalai mengingat Allah yaitu dengan berdzikir disetiap
kesempatan. Seorang yang banyak berdzikir hatinya menjadi tenang dan insya Allah
akan mudah untuk melakukan ibadah sebagai pengamalan ilmunya. Allah Ta’ala
berfirman : “Aladzina aamanuu wa tathma-innu quluu buhum bi dzikrillahi,
alaa bidzikrillahi tathma-iinul quluub” (Yaitu) orang orang yang beriman
dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah, Ketahuilah hanya
dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. (Q.S ar Ra’du 28).
Syaikh Salim al Hilaly berkata : Seorang mukmin setiap kali bertambah
ilmunya tentang kebesaran, keagungan serta kemuliaan-Nya, maka bertambah pula
takutnya terhadap siksa Allah sebagaimana bertambah pula keinginannya terhadap
pahala dari Allah. Lalu dia meninggalkan maksiat dan melakukan ketaatan (dengan
banyak beribadah, pen.)
Wallahu A’lam. (223)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar