SAHABAT TIDAK MENCINTAI HARTA
Oleh : Azwir B. Chaniago
Para sahabat adalah orang orang yang dipilih Allah untuk
mendampingi beliau dalam menegakkan agama-Nya.
Allah dan RasulNya telah memuliakan dan
ridha kepada para sahabat.
Allah berfirman : “Kamu adalah umat terbaik yang
dilahirkan untuk manusia (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf dan
mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah” (Q.S Ali Imran 110).
Ketahuilah bahwa ayat ini turun pada masa sahabat. Dan paling
utama yang dimaksud dengan umat terbaik tentulah seluruh sahabat pada.
Selanjutnya adalah orang orang yang mengikuti manhaj para sahabat.
Allah berfirman : “Dan orang orang terdahulu lagi yang
pertama tama (masuk Islam) yaitu orang orang Muhajjirin dan Anshar dan orang
orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka
pun ridha kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga surga yang mengalir
dibawahnya sungai sungai. Mereka kekal didalamnya selama lamanya. Itulah
kemenangan yang besar. (Q.S at Taubah 100)
Rasulullah bersabda : “Laa tasubbu ashhabi, laa tasubbu
ashhabi, fawalladzi nafsi biyadihi, lau anna anfaqa mitsla uhudin dzahaba maa
adraka mudda ahadihim walaa nashiifahu” Jangan kalian mencela sahabatku,
jangan kalian mencela sahabatku, demi Dzat yang jiwaku ada di tanganNya,
andaikan salah seorang dari kalian menyedekahkan emas sebesar gunung Uhud
niscaya tidak akan menyamai satu mud mereka dan tidak pula setengahnya (H.R.
Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Rasulullah bersabda : “Khairunnasi qarni, tsummal ladzina
yalunahum, tsummal ladzina yalunahum” Manusia terbaik adalah masaku,
kemudian yang sesudahnya, kemudian yang sesudahnya. (H.R Imam Bukhari dan Imam
Muslim).
Diantara sebab yang menjadikan para sahabat itu mulia disisi
Allah karena tidak ada diantara mereka yang mencintai harta. Mereka mencintai
amal kebajikan.
Pertama : Banyak sahabat yang kaya
seperti Abu Bakar ash Siddik, Utsman bin Affan, Abdurrahman bin “Auf dan
yang lainnya. Tapi mereka tidak menjadikan harta sebagai tujuan. Sahabat tidak
pernah menempatkan harta dalam hatinya. Harta ditempatkan di tangan saja. Harta
mereka gunakan untuk sebagai sarana
mendekatkan diri kepada Allah dan membela serta menegakkan kalimat Allah.
Kedua : Banyak sahabat yang miskin bahkan sangat miskin seperti Abu Hurairah
tapi tidak menghalanginya untuk mendampingi Rasulullah. Dia menjadi sahabat
nomor satu dalam menghafal, mempelajari
dan meriwayatkan hadits Rasulullah. Dia
tidak pernah memikirkan bagaimana jika dapat banyak harta.
Pada satu kali beberapa orang sahabat yang miskin datang
kepada Rasulullah mengadu tentang kemiskinannya. Apakah dia minta didoakan
Rasulullah supaya menjadi kaya seperti sebagian sahabat yang lain. Ternyata tidak. Mereka mengadu
kepada Rasulullah karena tidak bisa menyamai orang orang kaya dalam beramal. Dan
mereka mengharapkan agar Rasulullah memberi petunjuk kepada mereka agar bisa
beramal mengimbangi orang kaya yang
banyak bersedekah dan berinfak di jalan Allah. Perhatikanlah hadits berikut ini
yang menunjukkan bahwa sahabat bukan mencintai harta tapi mencintai amal.
Mereka berlomba dalam melakukan amal shalih.
Abu
Hurairah berkata bahwa orang-orang fakir
dari kalangan Muhajirin mendatangi Rasulullah dan berkata : Orang-orang yang memiliki
harta berlomba-lomba menggapai derajat yang tinggi dan nikmat yang kekal. Mereka
shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami puasa. Dan mereka memiliki kelebihan harta hingga
mereka (bisa) berhaji, umrah, jihad dan bersedekah.
Rasulullah
SAW bersabda : Maukah aku beritahukan kepada kalian sesuatu untuk mengejar
orang-orang yang telah mendahului kalian dalam beramal dan meninggalkan
orang-orang yang ada di belakang kalian.
Dan tidak ada orang yang lebih baik dari kalian kecuali jika ia melakukan
seperti yang kalian lakukan?, Para sahabat menjawab : Mau, wahai Rasulullah!,
Maka Rasulullah bersabda : Kalian ber-tasbih, ber-tahmid, ber-takbir
setiap selesai shalat sebanyak 33 kali.
Abu
Sholeh yang meriwayatkan dari Abu Hurairah
berkata : Ketika Rasulullah ditanya tentang bagaimana cara
menyebutkannya, maka beliau bersabda : Mengatakan
subhaanallaah wal hamdulillaah wallaahu akbar, hingga setiap kalimat
diucapkan sebanyak 33 kali. (Muttafaq ‘alaih)
Imam
Muslim menambahkan dalam riwayatnya : Maka orang-orang yang fakir dari kalangan
muhajirin kembali menemui Rasulullah dan berkata : Saudara saudara kami yang
memiliki kelebihan harta telah mendengar perbuatan kami (mengucapkan tasbih,
tahmid dan takbir sehabis shalat 33 kali), sehingga merekapun berbuat seperti
yang kami lakukakan!. Rasulullah
bersabda : Itulah karunia Allah yang DiIa berikan kepada siapa yang Ia
kehendaki.
Akhirnya
para sahabat yang fakir ini tetap ridha dengan keadaannya dan mereka gembira
karena telah mendapat pelajaran yang sangat berharga dari Rasulullah yaitu bisa
mendapatkan cara menambah amal yaitu dengan dzikir setelah shalat.
Ketahuilah
bahwa amalan dzikir setelah shalat ini diajarkan oleh Rasulullah kepada sahabat
yang fakir dan kemudia diikuti oleh sahabat yang lainnya. Semoga kita sebagai
umat beliau juga melazimkan dzikir ini setiap selesai shalat shalat fardhu.
Semoga
bermanfaat. Wallahu A’lam. (233)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar