MEMANFAATKAN WAKTU DIKALA SAKIT
Oleh : Azwir B. Chaniago
Setiap
manusia pasti akan diuji atau diberi cobaan. Allah berfirman : “Ahasiban
naasu an yutrakuu an yaquuluu aamannaa wahum laa yuftanuun” Apakah manusia
mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan : kami telah
beriman, dan mereka tidak diuji ? (Q.S al Ankabut 2).
Diantara
ujian yang akan dilalui manusia adalah
menderita sakit baik yang ringan maupun yang berat. Dan seorang yang
menderita sakit baik yang beristirahat dirumah saja ataupun beristirahat dan
berobat di rumah sakit pada umumnya memiliki waktu luang yang banyak.
Terkadang
orang yang sedang sakit dan berada di rumah sakit tiga atau empat hari hanya
sekedar beristirahat dan menunggu hasil pemeriksaan darah, urine dan yang
lainnya untuk menentukan tindakan medis selanjutnya. Bisa jadi waktunya dirasa
lama jika tidak dimanfaatkan dengan baik.
Seseorang
yang sakitnya tidak begitu parah, masih sadar dan masih bisa sedikit
beraktifitas maka sangatlah dianjurkan menggunakan waktunya untuk melakukan
kegiatan yang mendekatkan diri kepada Allah. Gunakan kesempatan untuk beramal
dan mecari ridha Allah.
Diantara
kegiatan yang dianjurkan, insya Allah bisa dilakukan dan sangat bermanfaat adalah
:
Pertama : Banyak berdoa, berdzikir, beristighfar dan
bershalawat.
Kedua : Banyak membaca al Qur an, terjemahannya,
jika mungkin tafsirnya ataupun mendengarkan bacaan al Qur an melalui rekaman.
Ketiga :
Membaca kitab kitab hadits, jika mungkin dengan syarahnya ataupun buku
buku yang bermanfaat terutama tentang ilmu agama.
Keempat : Mengikuti kajian melalui radio, TV ataupun
internet dan berbagai media lain yang
tersedia.
Berusahalah
melakukan kegiatan yang bermanfaat ini sesuai kemampuan. Jangan menyia nyiakan
waktu meskipun dalam keadaan sakit. Tapi jangan pula memaksakan diri untuk
melakukannya sekiranya akan menambah penyakitnya. Ada baiknya minta nasehat
ahli kesehatan atau dokter yang merawat sebelum melakukan kegiatan ini.
Namun
ketahuilah bahwa seorang yang sedang sakit, selagi dia sadar maka minimal dia
masih bisa berdoa, berdzikir, beristighfar, bershalawat. Paling tidak masih bisa mendengarkan bacaan al Qur an
melalui rekaman. Lakukanlah apa yang bisa. Orang bijak pernah berkata : Jika
engkau tidak bisa melakukan semua maka
janganlah engkau tinggalkan semua.
Lihatlah
beberapa manfaat yang bisa diraih jika melakukan kegiatan yang sangat baik ini.
Tiga diantaranya adalah :
Pertama : Seorang yang sedang sakit, bila dia
beribadah semampunya dan banyak berdzikir serta beristighfar maka semua ini
akan menghilangkan keinginannya untuk mengeluh atas penyakitnya dan akan
memperkuat kesabarannya. Dengan demikian penyakitnya akan betul betul menjadi penghapus sebagian dosa dosanya
bahkan mendatangkan bisa pahala yang banyak.
Kedua : Pada waktu sehat mungkin seseorang tidak
sempat banyak beribadah ataupun belajar ilmu syar’i. Barangkali kesibukan
pekerjaan atau urusan bisnis telah menghalanginya. Pada saat sakit, andaikata
kondisinya memungkinkan, maka dia akan bisa
belajar ilmu dan lebih tekun beribadah karena ada banyak waktu. Setelah sembuh
mudah mudahan keinginannya untuk belajar ilmu syar’i dan banyak beribadah akan
berlanjut yaitu meneruskan kebiasaannya pada waktu sakit. Allahu Akbar.
Ketiga : Jika seorang yang sakit banyak berdoa maka
itu sangat bermanfaat baginya. Ketahuilah bahwa diantara doa yang mustajab adalah doa seseorang ketika dalam
kondisi lemah,
kepepet, terdesak, dan sangat membutuhkan pertolongan dari Allah. Oleh sebab itu, doa orang yang sedang sakit lebih
mustajab dibandingkan doa mereka yang sehat dan dalam keadaan longgar.
Allah berfirman : “Amman yujiibul
mudhtharra idzaa da’aahu” Bukankah
Dia (Allah) yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia
berdoa. (Q.S an Naml 62)
Dan
kita semua mengetahui bahwa orang sakit
termasuk diantara mereka yang dalam kesulitan. Ibnu Allan menjelaskan mengapa
doa orang sakit lebih mustajab, karena orang sakit termasuk orang yang terdesak
(sedang dalam kesulitan) dan doanya lebih cepat diijabah dari pada yang selainnya.
(Syarh al-Adzkar an-Nawawiyah).
Semoga
bermanfaat bagi kita semua. Wallahu A’lam. (226)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar