Rabu, 05 Maret 2025

ORANG ORANG BERIMAN WAJIB RIDHA KEPADA ALLAH

 

ORANG ORANG  BERIMAN WAJIB RIDHA KEPADA ALLAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Dalam rangkaian dzikir pagi yaitu setelah shalat shubuh dan dzikir petang yaitu setelah shalat ashar, kita dianjurkan membaca :

رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا

Radhiitu billaahi rabbaa wa bil-islaami diinaa, wa bi-muhammadin shallallaahu ‘alaihi wa sallama nabiyya.

Aku ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai nabi. (dibaca tiga kali). H.R  Abu Dawud dan at Tirmidzi.

Ketahuilah bahwa ridha kepada Allah adalah salah satu bentuk KERELAAN MENERIMA SEMUA KEADAAN ketika didatangi oleh berbagai keadaan baik keadaan yang menyenangkan maupun keadaan yang terasa tidak menyenangkan.  Sifat ridha ini mestilah  menjadi pegangan utama dan harus dikedepankan oleh setiap orang beriman dalam setiap keadaannya.

Ketika sikap ridha ini dipegang dan dikedepankan paling tidak maka YAKINLAH BAHWA  HATI MENJADI TENANG DAN TENTERAM, TIDAK PERNAH RISAU DALAM MENJALANI KEHIDUPAN INI.

Sungguh, sering kita menyaksikan beberapa saudara kita yang ketika didatangi sesuatu yang tidak menyenangkan lalu mengeluh, mengerutu kesana kemari bahkan satu RT bisa tahu bahwa dia sedang mengalami kesulitan dalam keluarga, harta, pekerjaan dan yang lainnya.

Sulit  untuk bersabar. Penyebabnya PALING UTAMA adalah karena tidak ridha dengan apa yang telah ditetapkan Allah Ta'ala bagi dirinya.

Sungguh, wajib untuk diketahui bahwa ketika satu ketetapan Allah mendatangi seseorang maka apakah dia ridha atau tidak ridha maka KETETAPAN ALLAH PASTI BERLAKU. Sungguh, Allah Ta'ala telah mengingatkan perkara ini dalam firman-Nya :

 وَكَانَ اَمْرُ اللّٰهِ قَدَرًا مَّقْدُوْرًاۙ

Ketetapan Allah itu adalah ketetapan yang PASTI berlaku. (Q.S al Ahdzab 38).

Selain itu ketahuilah, kenapa sifat ridha kepada Allah  haruslah dipegang dengan kuat oleh hamba hamba Allah, diantaranya  :

Pertama : Karena orang beriman sangat paham bahwa segala sesuatu keadaan yang mendatangi dirinya adalah ketetapan Allah Ta'ala :

قُل لَّن يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَىٰنَا ۚ

Katakanlah (Muhammad). Tidak akan menimpa kami melainkan APA YANG TELAH DITETAPKAN ALLAH BAGI KAMI. (Q.S at Taubah 51).

Dan juga ketahuilah bahwa Allah Ta’ala berfirman : 

وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui. (Q.S al Baqarah 216).

Ketahuilah, para ulama menjelaskan bahwa sangatlah banyak hikmah yang ada dalam surat al Baqarah ayat 216 ini.  Imam Ibnul Qayyim al Jauziyah berkata : Didalam ayat ini terkandung banyak hikmah, diantaranya :

(1) Apabila seorang hamba mengetahui bahwa sesuatu yang dibencinya terkadang justru mendatangkan sesuatu yang dicintanya.

(2) Sesuatu yang dicintainya terkadang mendatangkan sesuatu yang dibencinya.

Maka seseorang TIDAK AKAN MERASA AMAN  dari bahaya pada saat dianugerahi kebahagiaan dan TIDAK AKAN PUTUS ASA untuk memperoleh kebahagiaan ketika dirinya ditimpa kesulitan. Seorang  hamba yang bersikap demikian karena dia tidak mengetahui KESUDAHAN DIBALIK SEMUA ITU.

Sugguh hanya Allah Yang Maha Mengetahui sebagaimana Dia mengetahuil hal hal lainnya yang tidak diketahuilah oleh hamba hamba-Nya. (Fawaidul Fawaid)

Wallahu A'lam. (3.501).

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar