ORANG ORANG BERIMAN WAJIB RIDHA KEPADA ALLAH
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Dalam rangkaian dzikir pagi yaitu setelah shalat
shubuh dan dzikir petang yaitu setelah shalat ashar, kita dianjurkan membaca :
رَضِيْتُ
بِاللهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ نَبِيًّا
Radhiitu billaahi rabbaa wa bil-islaami diinaa, wa bi-muhammadin shallallaahu ‘alaihi wa sallama nabiyya.
Aku ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai nabi. (dibaca tiga kali). H.R Abu Dawud dan at Tirmidzi.
Ketahuilah bahwa ridha kepada Allah adalah salah satu bentuk KERELAAN MENERIMA SEMUA KEADAAN ketika didatangi oleh berbagai keadaan baik keadaan yang menyenangkan maupun keadaan yang terasa tidak menyenangkan. Sifat ridha ini mestilah menjadi pegangan utama dan harus dikedepankan oleh setiap orang beriman dalam setiap keadaannya.
Ketika sikap ridha ini dipegang dan dikedepankan paling
tidak maka YAKINLAH BAHWA HATI MENJADI
TENANG DAN TENTERAM, TIDAK PERNAH RISAU DALAM MENJALANI KEHIDUPAN INI.
Sungguh, sering kita menyaksikan beberapa saudara kita
yang ketika didatangi sesuatu yang tidak menyenangkan lalu mengeluh, mengerutu
kesana kemari bahkan satu RT bisa tahu bahwa dia sedang mengalami kesulitan
dalam keluarga, harta, pekerjaan dan yang lainnya.
Sulit untuk
bersabar. Penyebabnya PALING UTAMA adalah karena tidak ridha dengan apa yang
telah ditetapkan Allah Ta'ala bagi dirinya.
Sungguh, wajib untuk diketahui bahwa ketika satu
ketetapan Allah mendatangi seseorang maka apakah dia ridha atau tidak ridha
maka KETETAPAN ALLAH PASTI BERLAKU. Sungguh, Allah Ta'ala telah mengingatkan
perkara ini dalam firman-Nya :
وَكَانَ اَمْرُ اللّٰهِ قَدَرًا مَّقْدُوْرًاۙ
Ketetapan Allah itu adalah
ketetapan yang PASTI berlaku. (Q.S al Ahdzab 38).
Selain itu ketahuilah, kenapa sifat ridha kepada Allah
haruslah dipegang dengan kuat oleh hamba
hamba Allah, diantaranya :
Pertama : Karena orang beriman sangat paham bahwa segala
sesuatu keadaan yang mendatangi dirinya adalah ketetapan Allah Ta'ala :
قُل لَّن يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا
هُوَ مَوْلَىٰنَا ۚ
Katakanlah
(Muhammad). Tidak akan menimpa kami melainkan APA YANG TELAH DITETAPKAN ALLAH
BAGI KAMI. (Q.S at Taubah 51).
Dan juga ketahuilah bahwa Allah Ta’ala berfirman :
وَعَسَىٰ
أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا
وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui. (Q.S al Baqarah 216).
Ketahuilah, para ulama menjelaskan bahwa sangatlah banyak hikmah yang ada dalam surat al Baqarah ayat 216 ini. Imam Ibnul Qayyim al Jauziyah berkata : Didalam ayat ini terkandung banyak hikmah, diantaranya :
(1) Apabila seorang hamba mengetahui bahwa sesuatu yang dibencinya terkadang justru mendatangkan sesuatu yang dicintanya.
(2) Sesuatu yang dicintainya terkadang mendatangkan sesuatu yang dibencinya.
Maka seseorang TIDAK AKAN MERASA AMAN dari bahaya pada saat dianugerahi kebahagiaan dan TIDAK AKAN PUTUS ASA untuk memperoleh kebahagiaan ketika dirinya ditimpa kesulitan. Seorang hamba yang bersikap demikian karena dia tidak mengetahui KESUDAHAN DIBALIK SEMUA ITU.
Sugguh hanya Allah Yang Maha Mengetahui sebagaimana Dia mengetahuil hal hal lainnya yang tidak diketahuilah oleh hamba hamba-Nya. (Fawaidul Fawaid)
Wallahu
A'lam. (3.501).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar