INGIN SHALAT SEMALAM
SUNTUK DAN PUASA SETAHUN PENUH ?.
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Barangkali orang orang beriman ada yang sangat
bersemangat dalam beribadah lalu ingin shalat semalam suntuk dan puasa setahun
penuh sehingga mendapat pahala yang banyak. Tetapi ketahuilah bahwa :
Pertama : Untuk shalat semalam suntuk SANGATLAH SULIT DILAKUKAN karena
kemampuan kita secara fisik sangat terbatas apalagi untuk terus menerus
melakukannya.
Kedua : Sementara itu untuk puasa setahun penuh juga tidak disyariatkan
bahkan Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam tidak mengizinkan untuk dilakukan
yaitu sebagaimana sabda beliau :
لا صام من صام الابد.
Tidak
ada puasa bagi orang yang berpuasa sepanjang tahun. (H.R Imam Muslim).
Tetapi
ketahuilah bahwa bagi hamba hamba Allah yang ingin mendapatkan pahala yang
banyak dari shalat dan puasa maka ada jalan, yaitu :
Pertama
: Untuk mendapatkan pahala shalat semalam penuh.
Ternyata
ada kesempatan dalam perkara ini
sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam dalam sabda
beliau dari Utsman bin Affan :
عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ – رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُول اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
، يَقُوْلُ : مَنْ صَلَّى العِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ ، فَكَأنَّمَا قَامَ نِصْفَ
اللَّيْلِ ، وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ في جَمَاعَةٍ ، فَكَأنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ
كُلَّهُ.
Dari
Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu berkata, aku mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Barangsiapa yang melaksanakan shalat
Isya berjamaah, maka seolah dia telah melaksanakan shalat separuh malam. Dan
barangsiapa yang melaksanakan SHALAT SHUBUH BERJAMAAH, maka seolah ia telah
melaksanakan shalat semalam penuh. (H.R Imam Muslim).
Kedua
: Taraweh bersama imam sampai selesai.
Shalat
taraweh bersama imam mendapat nilai seperti shalat semalam penuh. Dari Abu
Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengumpulkan keluarga dan para
sahabatnya. Lalu beliau bersabda :
إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى
يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةً
Siapa
yang shalat bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyam
satu malam penuh. (H.R Imam Ahmad, Abu Dawud dan yang lainnya, dishahihkan oleh
Syaikh al Albani).
Sungguh,
hadits ini merupakan anjuran agar kaum muslimin mengerjakan shalat
taraweh secara berjama’ah dan mengikuti imam hingga selesai. Dan
mereka yang mengamalkannya akan mendapatkan pahala shalat semalam penuh.
Ketiga
: Membaca 100 ayat al Qur an di satu malam.
Ketika seorang hamba membaca 100 ayat al
Qur an dalam shalat malam maka dia akan mendapatkan pahala seperti PAHALA
SHALAT SEMALAM PENUH. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :
عنْ تَمِيمٍ الدَّارِىِّ رضى الله عنه قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ بِمِائَةِ آيَةٍ فِى لَيْلَةٍ
كُتِبَ لَهُ قُنُوتُ لَيْلَةٍ
Tamim Ad
Dary berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
Barangsiapa yang membaca 100 ayat pada suatu malam dituliskan baginya pahala
shalat sepanjang malam. (H.R Imam Ahmad)
Kedua : Untuk
mendapatkan pahala puasa setahun penuh.
(1)
Pahala puasa setahun penuh jika berpuasa Ramadhan dan 6 hari Syawal
Dari
sahabat Abu Ayyub Al Anshari, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ
سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Barang
siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka
DIA BERPUASA SEPERTI SETAHUN PENUH. (H.R Imam Muslim).
(2) Pahala
puasa setahun penuh dari puasa tiga hari setiap bulan.
Dari
Abdullah bin Amr bin al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda :
صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ
كُلِّهِ
Puasa
pada tiga hari setiap bulannya adalah SEPERTI PUASA SEPANJANG
TAHUN. (H.R Imam Bukhari).
Tentang
disyariatkannya puasa tiga hari setiap bulan adalah sebagaimana dijelaskan
Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam dalam sabda beliau dari
Ibnu Milhan al Qaisi, dari ayahnya, ia berkata :
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَأْمُرُنَا
أَنْ نَصُومَ الْبِيضَ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ .
وَقَالَ هُنَّ كَهَيْئَةِ الدَّهْرِ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
biasa memerintahkan pada kami untuk berpuasa pada ayyamul bidh yaitu 13, 14 dan
15 (dari bulan Hijriyah). Dan beliau bersabda : PUASA YAUMUL BIDH ITU SEPERTI
PUASA SETAHUN. (H.R Abu Daud dan an Nasa’i, dishahihkan
oleh Syaikh al Albani).
Kalau melihat kepada zhahir hadits diatas maka puasa tiga hari setiap bulan lebih utama dilakukan pada 13, 14 dan 15 bulan Hijriyah, yaitu puasa yaumul bidh. Tetapi tidak mengapa dilakukan pada hari selain itu sebagaimana penjelasan Aisyah berikut ini :
Aisyah, radiyallahu ‘anha pernah ditanya Mu’adzzah :
أَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ
ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ قَالَتْ نَعَمْ. قُلْتُ مِنْ أَيِّهِ كَانَ
يَصُومُ قَالَتْ كَانَ لاَ يُبَالِى مِنْ أَيِّهِ صَامَ.
Apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa (sunnah) tiga hari setiap bulannya ?. Aisyah menjawab : Iya. Mu’adzah lalu bertanya : Pada hari apa beliau melakukan puasa tersebut ?. Aisyah menjawab : Beliau tidak peduli pada hari apa beliau puasa (artinya di hari mana saja). H.R at Tirmidzi dan Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh al Albani)
Wallahu
A'lam. (3.450).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar