Jumat, 07 Maret 2025

PUASA RAMADHAN DAN SHALAT TARAWEH SEPERTI DUA JIHAD

 

PUASA RAMADHAN DAN SHALAT TARAWEH SEPERTI DUA JIHAD

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sangatlah banyak kesempatan melakukan ibadah atau amal shalih di bulan Ramadhan. Bahkan semua amal ibadah yang disyariatkan dalam Islam ada di bulan Ramadhan kecuali ibadah haji.

Diantara ibadah amal shalih di bulan Ramadhan, adalah puasa fardhu, shalat taraweh, banyak membaca al Qur an, banyak bersedekah, 'ititkaf dan umrah Ramadhan dan yang lainnya.

Ketahuilah bahwa dua diantaranya yaitu termasuk berjihad melawan hawa nafsu adalah  :

Pertama : Puasa fardhu bulan Ramadhan. Perkara ini dijelaskan Allah Ta'ala dalam firman-Nya : 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Wahai orang-orang yang beriman.  Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Q.S al Baqarah 183).

Diantara keutamaan puasa Ramadhan adalah sebagaimana dijelaskan Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam dalam sabdanya :

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan karena iman dan karena berharap pahala, maka diampuni untuknya dosa-dosa yang telah lalu. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)

Kedua : Shalat Taraweh. Shalat taraweh ini  hukumnya  tidak wajib tetapi sunnah mu'akadah. Shalat ini  dicontohkan oleh Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam. Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Nabi pada suatu malam  berada di dalam masjid, beliau shalat dan diikuti oleh para sahabat. Di hari berikutnya Nabi shalat seperti di hari pertama dan jamaah yang mengikutinya bertambah banyak.

Kemudian di hari ke tiga atau keempat sahabat berkumpul di masjid untuk menanti kedatangan Nabi untuk shalat jamaah tarawih bersama-sama, namun Nabi tidak kunjung hadir hingga subuh.

Beliau menjelaskan perihal ketidakhadirannya di masjid semalam, beliau bersabda  : Aku telah melihat apa yang kalian lakukan, tidaklah mencegahku untuk keluar shalat bersama kalian kecuali aku khawatir shalat ini difardlukan atas kalian. Perawi hadits menjelaskan bahwa yang demikian itu terjadi di bulan Ramadhan. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Diantara keutamaan shalat taraweh adalah sebagaimana dijelaskan Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam dalam sabda beliau :

 مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.

Barangsiapa yang mendirikan shalat Taraweh di dalam bulan Ramadhan karena iman dan berharap pahala, maka diampuni dosanya yang telah lalu. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Tentang jihad dengan puasa Ramadhan dan Shalat Taraweh ini,  Imam Ibnu Rajab al Hambali berkata : Ketahuilah bahwasanya orang beriman mengumpulkan DUA JIHAD SEKALIGUS MELAWAN HAWA NAFSUNYA, yaitu :

(1) Berjihad di siang hari dengan berpuasa

(2) Berjihad di malam hari dengan shalat taraweh.

Maka barangsiapa yang mengumpulkan dua amalan jihad  ini, menunaikan haknya dan bersabar dalam menjalaninya maka dia akan meraih pahala penuh  tanpa perhitungan. (Lathaif Ma'arif).    

Wallahu A'lam. (3.504)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

WASPADA DENGAN FITNAH HARTA

 Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

 Tentang fitnah harta yang akan menimpa orang orang beriman , telah diingatkan oleh Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam  dalam sabda beliau  :


إنَّ لكلِّ أُمَّةٍ فتنةً وإنَّ فتنةَ أُمَّتي المالُ

Setiap umat memiliki fitnah (cobaan, ujian) dan fitnah umatku adalah harta. (H.R at Tirmidzi, Imam Ahmad dan  Ibnu Hibban. Dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Harta dunia dan segala perhiasaan dunia memang terasa  merupakan fitnah yang amat berat bahkan dahsyat. Perhatikanlah betapa banyak manusia bersengketa, rusak hubungan kekerabatan dan persaudaraan, rumah tangga runtuh dan berantakan akibat fitnah harta.

Selain itu berapa banyak manusia di zaman sekarang yang tidak puas berapapun harta yang telah dimilikinya dan masih terus mengejar dan mengumpulkan harta yang sering membahayakan dunia dan akhirat.

Keinginan manusia untuk menumpuk harta tidak pernah berakhir. Semakin bertambah hartanya semakin bertambah pula semangat dan keinginannya mengejar harta dunia sampai mulutnya disumbat oleh tanah. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda : 

وَعَنِ ابْنِ عَبَّاس وأنس بن مالك رَضِي الله عنْهُم أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ : « لَوْ أَنَّ لابْنِ آدَمَ وَادِياً مِنْ ذَهَبِ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ وادِيانِ ، وَلَنْ يَمْلأَ فَاهُ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوب اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ

Dari Ibnu Abbas dan Anas bin Malik radhiallahu ‘anhum bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda : _Andaikata seorang Adam itu memiliki satu

lembah emas, ia tentu menginginkan memiliki dua lembah emas lagi dan sama sekai tidak akan memenuhi mulutnya (merasa puas) selain tanah (yaitu setelah mati) dan Allah menerima taubat orang orang yang bertaubat. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin dalam perkara harta. Beliau berkata : Mencintai harta itu merupakan tabiat manusia. Ini sebagaimana djelaskan Allah Ta’ala dalam firman-Nya : 

وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ

Dan sesungguhnya dia  sangat bakhil karena cintanya kepada harta.  (Q.S al ‘Adiyaat 8).

 Juga berdasarkan firman Allah : 

وَتُحِبُّونَ الْمَالَ حُبًّا جَمًّا

Dan kalian mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan. (Q.S al Fajr 20).

Namun jika kecintaan seseorang terhadap harta  dengan tujuan mengembangkan harta itu agar bisa melakukan amal shalih maka kecintaan itu menjadi baik karena harta itu menjadi terbaik ketika berada pada tangan orang yang shalih. 

Betapa banyak orang yang Allah Ta’ala anugerahkan kekayaan kepada mereka lalu harta mereka itu menjadi sesuatu yang bermanfaat dalam berjihad di jalan Allah, penyebaran ilmu, menolong orang yang sedang membutuhkan bantuan dan dalam berbagai perbuatan baik lainnya. (Fatawa Nuur ‘alad Darb).

Syaikh Utsaimin juga mengingatkan : Hampir tidak ada seorang pun yang selamat dari rasa cinta yang dalam terhadap harta. Tetapi tidak semua orang mencintai harta dengan berlebihan. Sebagian ada yang menyukai harta sekedar untuk mencukupi kebutuhan sehari hari agar dapat beribadah kepada Allah.

Sebagian lagi ada yang ingin lebih dari yang demikian dan sebagian lagi menginginkan harta yang berlimpah ruah. 

Kesimpulannya bahwa setiap manusia menyukai (mencintai) kebaikan (harta), namun kecintaan tersebut bertingkat tingkat. Lain orang maka lain pula kadar kecintaannya kepada harta. (Tafsir Juz ‘Amma)

 Wallahu A'lam. (3.503)

Kamis, 06 Maret 2025

BERUSAHA MENGKHATAMKAN AL QUR AN DI BULAN RAMADHAN

 

BERUSAHA MENGKHATAMKAN AL QUR AN DI BULAN RAMADHAN

 Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Ramadhan disebut juga dengan bulan al Qur an karena Ramadhan adalah  bulan diturunkannya al Qur an sebagaimana firman-Nya :

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ

Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (Q.S al Baqarah 185).

Dan juga ketahuilah  bahwa pada setiap malam Ramadhan, Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam  dan Malaikat Jibril ber-mudarasah al Qur an. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam  membaca al Qur an dan disimak oleh Jiibril kemudian bergantian Jibril membaca dan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam yang menyimak. Perkara ini disebutkan dalam satu hadits :

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

Dari Ibnu Abbas, dia  berkata : Rasulullah  adalah manusia yang paling lembut terutama pada bulan Ramadhan ketika malaikat Jibril  menemuinya, dan adalah Jibril mendatanginya setiap malam di bulan Ramadhan, dimana Jibril mengajarkannya Al-Quran. Sungguh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam adalah orang yang paling lembut dari pada angin yang berhembus. (H.R Imam Bukhari)

Oleh karena itu orang orang beriman haruslah meningkatkan semangatnya untuk membaca dan mempelajari al Qur an. Dan sungguh sangat baik pula jika bisa khatam al Qur an di bulan Ramadhan.

Sebagian orang beranggapan bahwa mengkhatamkan al Qur an dalam bulan Ramadhan terasa agak berat karena ayat al Qur an itu sangat banyak, lebih dari 6 ribu ayat. Tetapi ketahuilah jika dilakukan dengan IKHLAS DAN UNTUK MENCARI RIDHA ALLAH SERTA MEMOHON PERTOLONGANNYA INSYA ALLAH TIDAKLAH BERAT.

Ketahuilah bahwa al Qur an yang terdiri dari 30 juz itu bisa khatam membacanya selama 30 hari Ramadhan.  Untuk mengkhatamkan al Qur an satu juz dibutuhkan waktu antara 45 – 60 menit.

Jadi bagi hamba hamba Allah yang berniat mengkhatamkan al Qur an satu kali di bulan Ramdhan tinggal mengatur dan menyisihkan waktu satu jam sehari. Dan bukankah waktu yang tersedia buat kita sehari semalam 24 jam.    

Selain itu, kita semua maklum banyak saudara saudara kita menghabiskan waktu berjam jam untuk handphone dan yang semisalnya. Jadi terasa ironis jika tidak bisa menyediakan waktu satu jam sehari untuk mengkhatamkan al Qur an di bulan Ramadhan.

Sebagai penutup tulisan ini dinukil perkataan Utsman bin ‘Affan radhiallaahu ’anhu  : Seandainya hati kita bersih, maka tidak akan puas membaca Kalamullah (Ighatsatul Lahfan).

Wallahu A'lam. (3.503).

Rabu, 05 Maret 2025

ORANG ORANG BERIMAN WAJIB RIDHA KEPADA ALLAH

 

ORANG ORANG  BERIMAN WAJIB RIDHA KEPADA ALLAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Dalam rangkaian dzikir pagi yaitu setelah shalat shubuh dan dzikir petang yaitu setelah shalat ashar, kita dianjurkan membaca :

رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا

Radhiitu billaahi rabbaa wa bil-islaami diinaa, wa bi-muhammadin shallallaahu ‘alaihi wa sallama nabiyya.

Aku ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai nabi. (dibaca tiga kali). H.R  Abu Dawud dan at Tirmidzi.

Ketahuilah bahwa ridha kepada Allah adalah salah satu bentuk KERELAAN MENERIMA SEMUA KEADAAN ketika didatangi oleh berbagai keadaan baik keadaan yang menyenangkan maupun keadaan yang terasa tidak menyenangkan.  Sifat ridha ini mestilah  menjadi pegangan utama dan harus dikedepankan oleh setiap orang beriman dalam setiap keadaannya.

Ketika sikap ridha ini dipegang dan dikedepankan paling tidak maka YAKINLAH BAHWA  HATI MENJADI TENANG DAN TENTERAM, TIDAK PERNAH RISAU DALAM MENJALANI KEHIDUPAN INI.

Sungguh, sering kita menyaksikan beberapa saudara kita yang ketika didatangi sesuatu yang tidak menyenangkan lalu mengeluh, mengerutu kesana kemari bahkan satu RT bisa tahu bahwa dia sedang mengalami kesulitan dalam keluarga, harta, pekerjaan dan yang lainnya.

Sulit  untuk bersabar. Penyebabnya PALING UTAMA adalah karena tidak ridha dengan apa yang telah ditetapkan Allah Ta'ala bagi dirinya.

Sungguh, wajib untuk diketahui bahwa ketika satu ketetapan Allah mendatangi seseorang maka apakah dia ridha atau tidak ridha maka KETETAPAN ALLAH PASTI BERLAKU. Sungguh, Allah Ta'ala telah mengingatkan perkara ini dalam firman-Nya :

 وَكَانَ اَمْرُ اللّٰهِ قَدَرًا مَّقْدُوْرًاۙ

Ketetapan Allah itu adalah ketetapan yang PASTI berlaku. (Q.S al Ahdzab 38).

Selain itu ketahuilah, kenapa sifat ridha kepada Allah  haruslah dipegang dengan kuat oleh hamba hamba Allah, diantaranya  :

Pertama : Karena orang beriman sangat paham bahwa segala sesuatu keadaan yang mendatangi dirinya adalah ketetapan Allah Ta'ala :

قُل لَّن يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَىٰنَا ۚ

Katakanlah (Muhammad). Tidak akan menimpa kami melainkan APA YANG TELAH DITETAPKAN ALLAH BAGI KAMI. (Q.S at Taubah 51).

Dan juga ketahuilah bahwa Allah Ta’ala berfirman : 

وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui. (Q.S al Baqarah 216).

Ketahuilah, para ulama menjelaskan bahwa sangatlah banyak hikmah yang ada dalam surat al Baqarah ayat 216 ini.  Imam Ibnul Qayyim al Jauziyah berkata : Didalam ayat ini terkandung banyak hikmah, diantaranya :

(1) Apabila seorang hamba mengetahui bahwa sesuatu yang dibencinya terkadang justru mendatangkan sesuatu yang dicintanya.

(2) Sesuatu yang dicintainya terkadang mendatangkan sesuatu yang dibencinya.

Maka seseorang TIDAK AKAN MERASA AMAN  dari bahaya pada saat dianugerahi kebahagiaan dan TIDAK AKAN PUTUS ASA untuk memperoleh kebahagiaan ketika dirinya ditimpa kesulitan. Seorang  hamba yang bersikap demikian karena dia tidak mengetahui KESUDAHAN DIBALIK SEMUA ITU.

Sugguh hanya Allah Yang Maha Mengetahui sebagaimana Dia mengetahuil hal hal lainnya yang tidak diketahuilah oleh hamba hamba-Nya. (Fawaidul Fawaid)

Wallahu A'lam. (3.501).

 

 

INGIN SHALAT SEMALAM SUNTUK DAN PUASA SETAHUN PENUH ?.

 

INGIN SHALAT SEMALAM SUNTUK DAN PUASA SETAHUN PENUH ?.

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Barangkali orang orang beriman ada yang sangat bersemangat dalam beribadah lalu ingin shalat semalam suntuk dan puasa setahun penuh sehingga mendapat pahala yang banyak. Tetapi ketahuilah bahwa :

Pertama : Untuk shalat semalam suntuk SANGATLAH SULIT DILAKUKAN karena kemampuan kita secara fisik sangat terbatas apalagi untuk terus menerus melakukannya.

Kedua : Sementara itu untuk puasa setahun penuh juga tidak disyariatkan bahkan Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam tidak mengizinkan untuk dilakukan yaitu sebagaimana sabda beliau :

لا صام من صام الابد.

Tidak ada puasa bagi orang yang berpuasa sepanjang tahun. (H.R Imam Muslim).

Tetapi ketahuilah bahwa bagi hamba hamba Allah yang ingin mendapatkan pahala yang banyak dari shalat dan puasa maka ada jalan, yaitu :

Pertama : Untuk mendapatkan pahala shalat semalam penuh.

Ternyata ada kesempatan dalam perkara  ini sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam dalam sabda beliau dari Utsman bin Affan : 

عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُول اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، يَقُوْلُ : مَنْ صَلَّى العِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ ، فَكَأنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ ، وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ في جَمَاعَةٍ ، فَكَأنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ.

Dari Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu berkata, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Barangsiapa yang melaksanakan shalat Isya berjamaah, maka seolah dia telah melaksanakan shalat separuh malam. Dan barangsiapa yang melaksanakan SHALAT SHUBUH BERJAMAAH, maka seolah ia telah melaksanakan shalat semalam penuh. (H.R Imam Muslim).

Kedua : Taraweh bersama imam sampai selesai.

Shalat taraweh bersama imam mendapat nilai seperti shalat semalam penuh. Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengumpulkan keluarga dan para sahabatnya. Lalu beliau bersabda : 

إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةً

Siapa yang shalat bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyam satu malam penuh. (H.R Imam Ahmad, Abu Dawud dan yang lainnya, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Sungguh, hadits ini  merupakan anjuran agar kaum muslimin mengerjakan shalat taraweh secara berjama’ah  dan mengikuti imam hingga selesai. Dan mereka yang mengamalkannya akan mendapatkan pahala shalat semalam penuh.

Ketiga : Membaca 100 ayat al Qur an  di satu malam.

Ketika seorang hamba membaca 100 ayat al Qur an dalam shalat malam maka dia akan mendapatkan pahala seperti PAHALA SHALAT SEMALAM PENUH. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

عنْ تَمِيمٍ الدَّارِىِّ رضى الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ بِمِائَةِ آيَةٍ فِى لَيْلَةٍ كُتِبَ لَهُ قُنُوتُ لَيْلَةٍ

Tamim Ad Dary berkata :  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Barangsiapa yang membaca 100 ayat pada suatu malam dituliskan baginya pahala shalat sepanjang malam. (H.R Imam Ahmad)

Kedua : Untuk mendapatkan pahala puasa setahun penuh.

(1) Pahala puasa setahun penuh jika berpuasa Ramadhan dan 6 hari Syawal

Dari sahabat Abu Ayyub Al Anshari, Rasulullah  Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka DIA BERPUASA SEPERTI SETAHUN PENUH. (H.R Imam Muslim).

(2) Pahala puasa setahun penuh dari puasa tiga hari setiap bulan. 

Dari Abdullah bin Amr bin al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ

Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah SEPERTI PUASA SEPANJANG TAHUN.  (H.R Imam  Bukhari).

Tentang disyariatkannya puasa tiga hari setiap bulan adalah sebagaimana dijelaskan Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam dalam sabda beliau dari Ibnu Milhan al Qaisi, dari ayahnya, ia berkata :

 

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَأْمُرُنَا أَنْ نَصُومَ الْبِيضَ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ . وَقَالَ هُنَّ كَهَيْئَةِ الدَّهْرِ

 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa memerintahkan pada kami untuk berpuasa pada ayyamul bidh yaitu 13, 14 dan 15 (dari bulan Hijriyah). Dan beliau bersabda : PUASA YAUMUL BIDH ITU SEPERTI PUASA SETAHUN. (H.R Abu Daud  dan an Nasa’i, dishahihkan oleh  Syaikh al Albani).

Kalau melihat kepada zhahir hadits diatas maka puasa tiga hari setiap bulan lebih utama dilakukan pada 13, 14 dan 15 bulan Hijriyah, yaitu puasa yaumul bidh. Tetapi tidak mengapa dilakukan pada hari selain itu sebagaimana penjelasan Aisyah berikut ini :

Aisyah, radiyallahu ‘anha pernah ditanya Mu’adzzah : 

أَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ قَالَتْ نَعَمْ. قُلْتُ مِنْ أَيِّهِ كَانَ يَصُومُ قَالَتْ كَانَ لاَ يُبَالِى مِنْ أَيِّهِ صَامَ.

Apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa (sunnah) tiga hari setiap bulannya ?. Aisyah menjawab : Iya. Mu’adzah lalu bertanya : Pada hari apa beliau melakukan puasa tersebut ?. Aisyah menjawab :  Beliau tidak peduli pada hari apa beliau puasa (artinya di hari mana saja). H.R at Tirmidzi  dan Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh al Albani)

Wallahu A'lam. (3.450). 

Selasa, 04 Maret 2025

BEBERAPA PERKARA YANG DISUNNAHKAN KETIKA BERPUASA

 

BEBERAPA PERKARA YANG DISUNNAHKAN KETIKA BERPUASA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, berpuasa di bulan Ramadhan akan mendatangkan banyak kebaikan, diantaranya SEBAGAI PENGHAPUS DOSA YANG TELAH LALU. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu‘anhu, Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.  (H.R Imam Bukhari  dan Imam Muslim).

Selain itu ketahuilah bahwa ada beberapa perkara yang disunnahkan tentang berpuasa, diantaranya : 

Pertama : Mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka.

Dari Anas bin Malik, Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

كُلُّ أُمَّتِي مُحْسِنَةٌ، يَعْنِي فِي رَمَضَانَ، إِذَا عَجِلُوا الِافْتَارَ وَأَخَّرُوا السُّحُورَ

Umatku selalu baik, yaitu di bulan Ramadhan, jika mereka menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur. (H.R Imam Bukhari, Imam Muslim dan Abu Dawud)

Abu Darda'  juga berkata, bahwa sesungguhnya Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda :

ثلاث مِنْ أَخْلَاقِ النُّبُوَّةِ تَعْجِيلُ الإفطار، وَتَأْخِيرُ السَّحُورِ، وَوَضْعِ الْيَمِينِ عَلَى الشِّمَال في الصلاة (رواه الطبراني)

Tiga (perkara) termasuk akhlak kenabian (yaitu): menyegerakan berbuka, mengakhirkan sahur, dan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri dalam shalat. (H.R ath Thabrani).

Kedua : Berbuka dengan kurma dan atau air.

Salallahu 'alaihi Wasallam berbuka dengan kurma atau seteguk air yaitu sebagaimana disebutkan dalam satu hadits :

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ عَلَى رُطَبَاتٍ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَتُمَيْرَاتٌ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تُمَيْرَاتٌ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ

Dari Anas bin Malik, ia berkata : Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka puasa sebelum shalat dengan ruthab (kurma basah),  jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering), dan jika tidak ada tamr, beliau meminum seteguk air. (H.R Abu Dawud, ad Daruquthni  dan al Hakim.  Dihasankan oleh Syaikh al Albani).

Kemudian setelah berbuka puasa dengan kurma atau air Rasulullah Shallallahu’alaihi wassalam langsung berdoa. 

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ، إِذَا أَفْطَرَ قَالَ

Rasulullah Shallallahu’alaihi wassalam apabila telah berbuka puasa, beliau berdoa : 

ذَهَبَ الظّـَمَأُ وَابْتَلّـَتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

Dzahabazh zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah.

Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki. (H.R Abu Daud, an Nasa-i  dan yang selainnya. Hadits Hasan).

Dan juga, ketahuilah bahwa ketika seorang hamba mengamalkan sunnah Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam itu satu tanda mencintai beliau :

من أحيا سنتي فقد أحبني ومن أحبني كان معي في الجنة .

Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku maka dia telah mencintaiku, barang siapa yang mencintaiku maka dia akan bersamaku di surga. (H.R at Tirmidzi).

Wallahu A'lam. (3.499).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

.

 

 

5. Memberi makan orang yang berbuka puasa

6. Perbanyak melakukan kebaikan dan ibadah di bulan Ramadhan

Sabtu, 01 Maret 2025

ORANG BERIMAN BISA DAPAT PAHALA PUASA SEPANJANG TAHUN

 

ORANG BERIMAN BISA DAPAT PAHALA PUASA SEPANJANG TAHUN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Berpuasa  terus menerus untuk mendapatkan pahala puasa sepanjang tahun tidaklah disyariatkan. Kalaupun disyariatkan bisa dikatakan hampir tidak ada diantara kita yang mampu melakukannya. Dan ketahuilah bahwa sungguh beban syariat Islam adalah dalam batas batas kemampuan seseorang melakukannya. Allah Ta'ala berfirman :

 لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya. (Q.S al Baqarah 286).

Dalam satu hadits disebutkan bahwa Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasalam tidak mengizinkan umatnya untuk berpuasa terus menerus sepanjang tahun, yaitu sebagaimana sabda beliau :  

لا صام من صام الابد.

Tidak ada puasa bagi orang yang berpuasa sepanjang tahun. (H.R Imam Muslim).

Namun demikian, Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam menjelaskan bahwa orang orang beriman BISA MENDAPATKAN PAHALA PUASA SEPERTI BERPUASA SEPANJANG TAHUN MESKIPUN TIDAK TERUS MENERUS BERPUASA. Diantara dalilnya adalah :

Pertama : Pahala setahun penuh jika berpuasa 6 hari Syawal

Dari sahabat Abu Ayyub Al Anshari, Rasulullah  Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka DIA BERPUASA SEPERTI SETAHUN PENUH. (H.R Imam Muslim).

Kedua : Pahala puasa setahun penuh dari puasa tiga hari setiap bulan. 

Dari Abdullah bin Amr bin al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ

Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah SEPERTI PUASA SEPANJANG TAHUN.  (H.R Imam  Bukhari).

Sungguh, inilah salah dari demikian banyak karunia dan kasih sayang Allah Ta'ala kepada hamba hamba-Nya. Oleh karena itu hamba hamba Allah hendaklah berusaha mengamalkan puasa  ini untuk mendapatkan pahala puasa sepanjang tahun meskipun secara zhahir tidak berpuasa terus menerus. Jangan abaikan kesempatan  yang sangat berharga ini.

Wallahu A'lam. (3.498).