PERBUATAN YANG
MENDATANGKAN KEMULIAAN BAGI SEORANG HAMBA
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh, tentang manusia yang paling mulia telah dijelaskan Allah Ta’ala dalam firman-Nya :
إِنَّ
أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. (Q.S al Hujurat 13).
Diantara ulama yang mumpuni ilmunya telah menjelaskan makna mulia dalam ayat ini, Diantaranya :
(1) Syaikh as Sa’di berkata : Namun kemuliaan itu dengan sebab ketakwaan. Jadi manusia mulia di sisi Allah Ta’ala adalah orang yang paling bertakwa. (Siapa mereka ?). Yaitu orang YANG PALING BANYAK MELAKUKAN KETAATAN DAN PALING SEDIKIT BERBUAT MAKSIAT. Bukan orang yang paling banyak kerabatnya atau yang paling mulia nasabnya.
Allah Ta’ala Yang Mahatahu dan sangat mengetahui (bisa membedakan) orang yang melakukan ketakwaan secara zhahir dan bathin dari orang yang melakukannya secara zhahir saja. Lalu Allah membalas keduanya dengan balasan yang pantas. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
(2) Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin mengatakan : Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak memandang hamba-Nya dengan memandang tubuh mereka. Apakah dia besar atau kecil, sehat atau sakit. Dan tidak memandang apakah dia canti atau buruk ?. Semua itu tidak ada artinya di sisi Allah. Allah juga tidak memandang nasab mereka apakah nasabnya tinggi atau rendah ?. Dan tidak memandang harta mereka atau yang lainnya sama sekali.
Tidak ada hubungan (indah) Allah Ta’ala dengan makhluknya KECUALI DENGAN SEBAB KETAKWAAN. Orang yang paling takwa kepada Allah dialah orang yang paling dekat kepada-Nya dan paling mulia di sisi-Nya. Kalau begitu, janganlah sekali kali kamu bangga dengan harta, kecantikan, badan, anak anak, istana dan kendaraanmu serta berbagai pernak pernik dunia yang lainnya. Sungguh jika Allah Ta’ala memberikan kepadamu taufiq untuk bertakwa maka ini adalah keutamaan (yang) Allah (anugerahkan) atas kamu. Hendaklah kamu memuji Allah Ta’ala. (Syarah Riyadush Shalihin).
Dan juga Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam telah menjelaskan pula tentang manusia yang mulia, sebagaimana sabda beliau :
أَكْرّمُ النَّاس أَتْقَاهُم
Yang paling mulia adalah manusia yang paling bertakwa. (H.R Imam Bukhari).
Selain itu, ketahuilah bahwa ada beberapa perbuatan atau sikap yang membuat orang orang beriman mendapat kemuliaan disisi Allah Ta'ala, diantaranya :
Pertama
: Meyakini, mempelajari dan mentaati al Qur
an.
Sungguh
orang yang menjunjung tinggi al Qur an akan diangkat derajatnya yaitu mendapatkan
kemuliaan di sisi Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman :
لَقَدْ أَنزَلْنَآ إِلَيْكُمْ كِتَٰبًا فِيهِ
ذِكْرُكُمْ ۖ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
Sesungguhnya
telah Kami turunkan kepada kalian sebuah kitab yang di dalamnya terdapat SEBAB
SEBAB KEMULIAAN bagimu, Maka apakah kamu tidak memahaminya. (Q.S al Anbiya’
10).
Syaikh
as Sa’di berkata : “Yang didalamnya terdapat sebab sebab kemuliaan
bagimu”. Yaitu kemuliaan, prestise dan ketinggian martabat kalian.
Jika kalian mengingat ingat kabar kabar otentik yang ada didalammnya, kemudian
kalian meyakini dan mentaati kandungan perintah perintahnya dan kalian menjauhi
larangan larangannya, niscaya kemuliaan kalian akan meningkat dan kedudukan
kalian akan menjadi agung. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Kedua : Suka memaafkan kesalahan orang lain.
Sungguh memaafkan adalah yang terasa agak berat untuk dilakukan manusia umumnya. Tetapi ketahuilah bahwa suka memaafkan adalah salah satu sikap yang mulia dari seorang hamba. dan Allah akan menambah kemuliaannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ اِنَّ ذٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ
الْاُمُوْرِࣖ
Tetapi barangsiapa bisa bersabar dan memaafkan, sungguh itu itu termasuk perbuatan yang mulia. (Q.S. asy Syura 43).
Dan juga Rasulullah Salallahu ‘alaihi wa Sallam menjelaskan perkara ini dalam sabda beliau :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، عن رَسُولَ اللَّهِ صلّى
الله عليه وسلّم قَالَ : مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زادَ اللهُ عَبْداً
بعَفْوٍ إِلاَّ عِزّاً، وَمَا تَوَاضَعَ أحَدٌ للهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ. رواه
مسلم وغيره
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Salallahu
'alaihi Wasallam bersabda : Tidaklah
sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba
dengan pemberian maafnya (kepada saudaranya) KECUALI KEMULIAAN (di dunia dan
akhirat), serta tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah kecuali Dia
akan meninggikan (derajat)nya (di dunia dan akhirat). H.R Imam Muslim.
Ketiga
: Orang yang mendirikan shalat malam.
Sungguh, Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah
menjelaskan tentang DATANGNYA KEMULIAAN pada
diri orang orang yang senantiasa shalat malam, sebagaimana
disebutkan oleh Malaikat Jibril :
عن سهل بن سعد قال جاء جبريل إلى النبي صلى الله عليه
وسلم فقال: يَا مُحَمَّدُ عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ وَأَحْبِبْ مَنْ
شِئْتَ فَإِنَّكَ مَفَارِقُهُ وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ
ثُمَّ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ شَرَفُ الْمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ وَعِزُّهُ
اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ
Dari
Sahl bin Sa’ad, dia berkata : Jibril datang kepada Nabi Salallahu ‘alaihi
Wasallam lalu berkata : Wahai Muhammad !. Hiduplah sesukamu, karena
sesungguhnya kamu akan mati, cintailah siapa yang kamu suka, karena
sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya dan berbuatlah sesukamu, karena sesungguhnya
engkau akan diberi balasan karenanya.
Kemudian
dia berkata : Wahai Muhammad !, KEMULIAAN SEORANG MUKMIN ADALAH BERDIRINYA DIA
PADA MALAM HARI (untuk shalat lail), dan keperkasaannya adalah ketidak
butuhannya terhadap manusia. (H.R ath Thabarani dalam al-Mu’jam al Ausath,
Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliyaa, al-Hakim dalam al-Mustadrak). Hadits ini
dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah al hadits ash Shahihah).
Wallahu
A'lam. (3.385)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar