ORANG YANG SEDANG
MENCARI NAFKAH BERADA DI JALAN ALLAH
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Hakikatnya,
rizki itu tidak perlu dikhawatirkan apalagi khawatir berlebihan, karena sungguh
rizki dari Allah Ta'ala. Allah Ta'ala,
Ar Razzaq, Maha Pemberi Rizki telah memberikan jaminan sebagaimana firman-Nya :
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ
رِزْقُهَا
Dan
tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rizkinya.
(Q.S Huud 6).
Untuk
mendapat rizki yang telah dijamin dan ditetapkan itu maka hamba hamba
Allah disuruh untuk berusaha maka
dengan begitu dia bisa menjaga
kehormatan diri, tidak bergantung kepada belas kasihan orang lain.
Rasulullah
Salallahu 'alaihi Wasallam telah mengingatkan kita semua untuk berusaha atau
bekerja mencari rizki walaupun dengan usaha yang mungkin dianggap rendah oleh
sebagian manusia. Beliau bersabda :
لأَن يأخذ أحدكم أُحبُلَهُ ثم يأتي الجبل، فيأتي
بِحُزْمَة من حطب على ظهره فيبيعها، فَيَكُفَّ الله بها وجهه، خيرٌ له من أن يسأل
الناس، أعْطَوه أو مَنَعُوه
Sungguh seandainya salah
seorang di antara kalian mengambil beberapa utas
tali, lalu ia pergi ke gunung, kemudian ia kembali dengan memikul seikat kayu bakar dan
menjualnya, sehingga dengan hasil itu Allah mencukupkan
kebutuhan hidupnya. Itu lebih baik baginya daripada meminta-minta kepada sesama
manusia, baik mereka memberinya ataupun tidak. (H.R Imam Bukhari).
Ketahuilah
bahwa Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam telah memberikan kabar gembira bahwa orang yang mencari nafkah dengan bekerja
atau berusaha MAKA DIA BERADA DI JALAN ALLAH. Beliau bersabda
:
إِنْ
كَانَ خَرَجَ يَسْعَى عَلَى وَلَدِهِ صِغَاراً فَهُوَ فِي سَبِيْلِ اللهِ، وَإِنْ
كَانَ خَرَجَ يَسْعَى عَلَى أَبَوَيْنِ شَيْخَيْنِ كَبِيْرَيْنِ، فَهُوَ فِي
سَبِيْلِ اللهِ، وَإِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى عَلَى نَفْسِهِ يَعِفُّهَا فَهُوَ
فِي سَبِيْلِ اللهِ، وَإِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى رِيَاءً وَمُفَاخَرَةً فَهُوَ
فِي سَبِيْلِ الشَّيْطَانِ
Jika seseorang keluar dari rumah untuk bekerja menafkahi anak-anaknya yang masih kecil, maka ia berada di jalan Allah. Demikian pula, jika ia keluar untuk menafkahi kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia, ia juga berada di jalan Allah.
Bahkan, jika ia bekerja untuk menjaga dirinya agar tidak bergantung kepada orang lain dan menjaga kehormatannya, ia pun berada di jalan Allah. Namun, jika niatnya hanya untuk pamer (riya) atau mencari kebanggaan, maka ia berada di jalan syaithan. (Lihat Shahih al Jami').
Namun demikian perlu diketahui bahwa berusaha mencari nafkah haruslah dengan cara yang halal. Dan selain itu tidak melalaikan kewajiban beribadah kepada Allah Ta'ala karena sungguh kewajiban paling utama manusia adalah beribadah, menyembah dan mengabdi kepada-Nya. Allah Ta'ala berfirman :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا
لِيَعْبُدُونِ
Aku
tidak menjadikan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.
(Q.S adz Dzariyat 56).
Wallahu A'lam. (3.382).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar