Jumat, 18 Oktober 2024

JANGAN DICELA JIKA SESEORANG LALAI DALAM BERIBADAH

 

JANGAN DICELA JIKA SESEORANG LALAI DALAM BERIBADAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Ketahuilah bahwa Allah Ta’ala telah menyuruh orang orang beriman  untuk saling tolong menolong dalam kebaikan dan takwa serta melarang saling tolong menolong dalam berbuat dosa. Allah Ta’ala berfirman : 

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa. Dan jangan tolong menolog dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah sangat berat siksa-Nya. (Q.S al Maidah 2).

Imam al Qurthubi  dalam kitab Tasirnya tentang TA’AWUN yaitu tolong menolong yang dimaksud dalam surat al Maidah ayat 2 menyebutkan beberapa aplikasinya : (1) Seorang berilmu menolong manusia dengan ilmunya. (2) Seorang yang berharta menolong manusia dengan hartanya. (3) Seorang pemberani menolong manusia dengan keberaniannya berjuang di jalan Allah dan yang lainnya. Masing masing orang membantu orang lain sesuai kapasitas dan kemampuannya.

Syaikh as Sa’di berkata : “Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan takwa”, maksudnya hendaknya sebagian dari kamu membantu sebagian yang lain dalam kebaikan. Dan kebaikan adalah nama yang mengumpulkan segala perbuatan, baik lahir ataupun bathin, baik hak Allah maupun hak manusia, YANG DICINTAI DAN DIRIDHAI OLEH ALLAH. Dan takwa di sini adalah nama yang  mengumpulkan sikap meninggalkan segala perbuatan (buruk)  lahir dan bathin YANG DIBENCI OLEH ALLAH DAN RASUL-NYA.

“Dan janganlah kamu saling tolong menolong dalam perbuatan dosa”, yaitu saling mendorong melakukan kemaksiatan dimana pelakunya memikul beban dosa yang berat. “Dan pelanggaran”, yaitu pelanggaran terhadap manusia pada darah, harta dan kehormatan mereka. Seorang hamba wajib menghentikan diri dari segala kemaksiatan dan kezhaliman dan juga menolong orang lain untuk meninggalkannya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Tentang keutamaan menolong saudara sesama muslim, disebutkan Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam dalam sabda beliau yang diriwayatkan dari Abu Hurairah : 

وَاللَّهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيهِ

Allah senantiasa menolong hamba selama ia menolong saudaranya. (H.R Imam Muslim).

 

Ketahuilah bahwa tolong menolong itu semakin terasa penting karena persaudaraan sebagai orang beriman.  Allah Ta’ala berfirman : 

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ 

Sesungguhnya orang beriman itu bersaudara. (Q.S al Hujurat 10).

 

Oleh karena itu ketika melihat ada saudara saudara kita yang lalai  atau kurang bersemangat dalam melakukan ibadah atau amal shalih maka :

Pertama : Jangan sekali kali mencelanya.

Sungguh Allah Ta’ala  telah melarang sifat yang buruk ini, sebagaimana firman-Nya :

وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

Janganlah kamu SALING MENCELA SATU SAMA LAIN dan janganlah saling memanggil dengan gelar gelar yang buruk. Seburuk buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa yang tidak bertaubat, Maka mereka itulah orang-orang yang zhalim. (Q.S. al Hujraat  11)

Syaikh Abdurrahman as Sa’di rahimahullah berkata : Dalam ayat ini terdapat penjelasan tentang sebagian hak seorang mukmin dengan mukmin yang lain. Yaitu janganlah sekelompok orang mencela sekelompok yang lain baik dengan kata kata ataupun perbuatan yang mengandung makna merendahkan saudara sesama muslim.

Perbuatan ini TERLARANG DAN HARAM HUKUMNYA. Perbuatan ini menunjukkan bahwa orang yang mencela itu merasa kagum dengan dirinya sendiri (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Kedua : Jika memungkinkan beri nasehat secara langsung.

Allah Ta'ala mengingatkan bahwa saling menasehati adalah merupakan salah satu jalan bagi manusia untuk menjauhkan diri  dari kerugian. Allah Ta'ala berfirman :

وَٱلْعَصْرِ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ   

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran (Q.S al ‘Ashr 1-3)

Diantara adab memberi nasehat adalah secara langsung.  Ini adalah cara paling efektif dan paling bermanfaat bahkan paling beradab  dalam memberi nasehat kepada seseorang. Ketika seseorang diberi nasehat terhadap kekurangannya dalam melakukan ibadah atau yang lainnya lakukanlah secara  sembunyi sembunyi atau empat mata.

Ketika dilakukan dihadapan orang banyak bisa jadi yang diberi nasehat merasa direndahkan atau dilecehkan. Akibatnya nasehat bisa jadi tak bermanfaat.

Ibnu Hibban berkata :  (Memberi) nasehat itu merupakan kewajiban manusia semuanya tetapi haruslah disampaikan secara rahasia, tidak boleh tidak. Sebab barangsiapa yang menasehati saudaranya di hadapan orang lain maka (bisa) berarti dia telah mencelaya.

Dan barangsiapa yang menasehati saudaranya secara rahasia maka dia telah memperbaikinya. Sesungguhnya penyampaian dengan penuh perhatian kepada saudara sesama muslim adalah kritik yang membangun. Lebih besar kemungkinannya diterima. (Al Farqu Baina an Nashihah, sebagaimana dinukil dalam Kitab Tepat Memberi Nasehat).

Selain itu memberi nasehat hendaklah dengan lemah lembut dan memilih kalimat kalimat terbaik. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

يَاعَائِشَةُ إِنَّ اللَّهَ رَفِيْقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِيْ الأَمْرِ كُلِّهِ

Wahai Aisyah, sesungguhnya Allah itu Mahalembut dan mencintai kelembutan di dalam semua urusan. (H.R Imam Bukhari, dari Aisyah)

Sungguh sikap lemah lembut akan menghiasi segala sesuatu yaitu sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam :

مَا كَانَ الرِّفْقُ فِيْ شَيْءٍ إِلاَّ زَانَهُ, وَمَا كَانَ الْعُنْفُ فِيْ شَيْءٍ إِلاَّ شَانَهُ

Tidaklah lemah lembut dalam sesuatu kecuali akan menghiasinya, dan tidaklah sikap keras dalam segala sesuatu kecuali dia akan merusaknya. (H.R Imam Muslim)

Ketiga : Mendoakan kebaikan baginya.

Mendoakan saudara sesama muslim adalah sangat dianjurkan dalam syariat Islam dan ini sebagai bukti persaudaraan yang kuat. Nah, ketika seorang muslim mendoakan saudaranya yang tidak sedang bersamanya maka doanya diijabah dan juga mendapat doa dari malaikat. Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

 

 إن دعوة المرء المسلم مستجابة لأخيه بظهر الغيب، عند رأسه ملك موكل، كلما دعا لأخيه بخير، قال: آمين، ولك بمثل”. قال: فلقيت أبا الدرداء في السوق، فقال مثل ذلك.

Doa seorang Muslim untuk saudaranya dalam keadaan zhahril gaib (tidak bersama saudara yang didoakan) mustajab, (dan) di atas kepalanya (orang yang mendoakan) ada Malaikat yang diutus, setiap kali orang itu berdoa untuk kebaikan saudaranya, maka Malaikat itu akan berkata : Aamiin, dan bagimu seperti yang engkau minta juga. (H.R Imam Muslim).

Selain itu, ketahuilah bahwa mendoakan saudara sesama muslim adalah PERBUATAN BAIK dan setiap perbuatan baik akan akan dibalas dengan kebaikan pula. Allah Ta’ala berfirman :

   هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ

Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula). Q.S ar Rahman 60.

Wallahu A'lam. (3.378).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar