KETIKA HAMBA ALLAH
TERPICU UNTUK MARAH
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Sifat marah memang ada dalam diri hamba hamba Allah.
Ketika ada pemicunya maka emosi atau marah itu bisa muncul. Tetapi hamba hamba
Allah mestilah berusaha untuk mengendalikan diri jika terpicu untuk marah.
Ketahuilah berapa banyak kerusakan terjadi akibat marah
yang ditumpahkan dan tidak terkendali. Sungguh
Allah Ta’ala telah mengingatkan bahwa menahan marah dan memaafkan orang lain
adalah merupakan salah satu sifat orang bertakwa yaitu sebagaimana firman-Nya
:
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ
وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ
الْمُحْسِنِيْنَۚ
(Orang yang
bertakwa yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit,
dan orang orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang
lain. Dan Allah mencintai orang orang yang berbuat kebaikan. (Q.S Ali
Imran 134)
Ketika seseorang minta nasehat kepada Rasulullah
Salallahu 'alaihi Wasallam lalu beliau memberi nasehat JANGAN ENGKAU MARAH,
yaitu sebagaimana sabda beliau :
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْصِنِي قَالَ لَا تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ لَا
تَغْضَبْ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
dia berkata, seorang lelaki berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam : Berilah aku wasiat. Beliau menjawab : Janganlah engkau marah. Lelaki
itu mengulang-ulang permintaannya, (namun) Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam (selalu) menjawab : Janganlah engkau marah. (H.R Imam Bukhari).
Al Imam Ibnu Hajar al Asqalani mengabarkan bahwa Imam
al Khaththabi berkata : Arti perkataan beliau YAKNI JANGAN MARAH adalah jauhi
sebab sebab marah dan jangan melakukan sesuatu yang mengarah kepadanya.
Sementara marah itu sendiri TIDAKLAH TERLARANG karena marah adalah tabiat yang
tidak akan hilang dari diri manusia. (Fathul Bari).
Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam juga bersabda
tentang keutamaan menahan marah :
لاَ
تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ
Jangan kamu marah, maka bagimu surga.
(H.R Ath Thabrani).
Saudaraku, jika engkau terpicu marah, ada beberapa
sikap yang sangat dianjurkan untuk dilakukan, diantaranya :
Pertama : Hendaklah membaca ta'awudz.
Diriwayatkan bahwa dua orang laki-laki saling mencaci
di hadapan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seorang dari keduanya mencaci
temannya sambil marah, wajahnya memerah, dan urat lehernya menegang, maka Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Sungguh, aku mengetahui satu kalimat,
jika ia mengucapkannya niscaya hilanglah darinya apa yang ada padanya (amarah).
Seandainya ia mengucapkan :
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ
الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.
(Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang
terkutuk). Para sahabat berkata : Tidakkah engkau mendengar apa yang dikatakan
Rasulullah ?. Laki-laki itu menjawab : Aku bukan orang sinting. (H.R Imam
Bukhari dan Imam Muslim).
Kedua : Hendaklah merubah posisi diri.
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan agar orang yang marah ketika
seorang marah ketika berdiri maka hendaklah dia duduk atau berbaring. Beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ
وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ ، فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ ، وَإِلَّا فَلْيَضْطَجِعْ.
Apabila seorang dari kalian marah dalam keadaan
berdiri, hendaklah ia duduk; apabila amarah telah pergi darinya, (maka itu baik
baginya) dan jika belum, hendaklah ia berbaring. (H.R Imam Ahmad, Abu
Dawud dan Ibnu Hibban dari sahabat Abu
Dzarr).
Ketiga : Hendaklah tidak berbicara.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan
apabila seseorang marah hendaklah ia diam, sebagai mana sabda beliau :
إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ
فَلْيَسْكُتْ.
Apabila seorang dari kalian marah, hendaklah ia diam. (H.R
Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad dan juga ahli hadits yang selainnya,
dishahihkan oleh Syaikh al Al
Ini juga merupakan cara yang bisa diamalkan jika terpicu marah, karena jika orang sedang
marah maka keluarlah darinya ucapan-ucapan yang kasar, keji, melaknat,
mencaci-maki dan lain-lain yang dampaknya sangat buruk.
Wallahu A'lam. (3.373).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar