Kamis, 10 Oktober 2024

KETIKA HAMBA ALLAH TERPICU UNTUK MARAH

 

KETIKA HAMBA ALLAH TERPICU UNTUK MARAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sifat marah memang ada dalam diri hamba hamba Allah. Ketika ada pemicunya maka emosi atau marah itu bisa muncul. Tetapi hamba hamba Allah mestilah berusaha untuk mengendalikan diri jika terpicu   untuk marah.

Ketahuilah berapa banyak kerusakan terjadi akibat marah yang  ditumpahkan dan tidak terkendali. Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan bahwa menahan marah dan memaafkan orang lain adalah merupakan salah satu sifat orang bertakwa yaitu sebagaimana firman-Nya : 

الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ

(Orang yang bertakwa yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang orang yang berbuat kebaikan. (Q.S Ali Imran 134)

Ketika seseorang minta nasehat kepada Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam lalu beliau memberi nasehat JANGAN ENGKAU MARAH, yaitu sebagaimana sabda beliau : 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْصِنِي قَالَ لَا تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ لَا تَغْضَبْ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, seorang lelaki berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : Berilah aku wasiat. Beliau menjawab : Janganlah engkau marah. Lelaki itu mengulang-ulang permintaannya, (namun) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (selalu) menjawab : Janganlah engkau marah. (H.R Imam Bukhari).

Al Imam Ibnu Hajar al Asqalani mengabarkan bahwa Imam al Khaththabi berkata : Arti perkataan beliau YAKNI JANGAN MARAH adalah jauhi sebab sebab marah dan jangan melakukan sesuatu yang mengarah kepadanya. Sementara marah itu sendiri TIDAKLAH TERLARANG karena marah adalah tabiat yang tidak akan hilang dari diri manusia. (Fathul Bari).

Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam juga bersabda tentang keutamaan menahan marah :

لاَ تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ

Jangan kamu marah, maka bagimu surga. (H.R Ath Thabrani).

Saudaraku, jika engkau terpicu marah, ada beberapa sikap yang sangat dianjurkan untuk dilakukan, diantaranya :

Pertama : Hendaklah membaca ta'awudz.

Diriwayatkan bahwa dua orang laki-laki saling mencaci di hadapan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seorang dari keduanya mencaci temannya sambil marah, wajahnya memerah, dan urat lehernya menegang, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Sungguh, aku mengetahui satu kalimat, jika ia mengucapkannya niscaya hilanglah darinya apa yang ada padanya (amarah). Seandainya ia mengucapkan :

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.

(Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk). Para sahabat berkata : Tidakkah engkau mendengar apa yang dikatakan Rasulullah ?. Laki-laki itu menjawab : Aku bukan orang sinting. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Kedua : Hendaklah merubah posisi diri.

Rasulullah  Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan agar orang yang marah ketika seorang marah ketika berdiri maka hendaklah  dia duduk atau berbaring. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ ، فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ ، وَإِلَّا فَلْيَضْطَجِعْ.

Apabila seorang dari kalian marah dalam keadaan berdiri, hendaklah ia duduk; apabila amarah telah pergi darinya, (maka itu baik baginya) dan jika belum, hendaklah ia berbaring. (H.R Imam Ahmad, Abu Dawud  dan Ibnu Hibban dari sahabat Abu Dzarr).

Ketiga : Hendaklah tidak berbicara.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan apabila seseorang marah hendaklah ia diam, sebagai mana sabda beliau :

إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ.

Apabila seorang dari kalian marah, hendaklah ia diam. (H.R Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad dan juga ahli hadits yang selainnya, dishahihkan oleh Syaikh al Al

Ini juga merupakan cara  yang bisa diamalkan  jika terpicu marah, karena jika orang sedang marah maka keluarlah darinya ucapan-ucapan yang kasar, keji, melaknat, mencaci-maki dan lain-lain yang dampaknya sangat buruk.

Wallahu A'lam. (3.373).

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar