Kamis, 24 Oktober 2024

MENJAGA IMAN AGAR TETAP KOKOH DALAM DIRI

 

MENJAGA IMAN AGAR TETAP KOKOH DALAM DIRI

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Hamba hamba Allah berkewajiban untuk tetap menjaga iman agar tetap kokoh dalam dirinya. Ketahuilah bahwa iman seorang hamba bisa naik bisa turun dan melemah. Allah Ta'ala berfirman : 

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

Sesungguhnya orang orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar  hatinya dan apabila dibacakan ayat ayat-Nya kepada mereka bertambah (kuatimannya dan hanya kepada Rabb mereka bertawakal.  (Q.S al Anfaal 2).

Para ulama menjelaskan bahwa sesuatu yang bertambah bisa pula berkurang. Oleh karena itu maka yang harus kita jaga jangan sampai iman kita berkurang apalagi hilang.

Dari Abdullah bin Amr bin al 'Ash, dia berkata, bahwa Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda : 

إنَّ الإيمانَ ليَخلَقُ في جوفِ أحدِكم كما يَخْلَقُ الثوبُ ، فاسأَلوا اللهَ أن يُجدِّدَ الإيمانَ في قلوبِكم 

Sesungguhnya iman benar-benar bisa menjadi usang di dalam tubuh seseorang dari kalian sebagaimana usangnya pakaian. Maka mohonlah kepada Allah supaya memperbarui iman di hati kalian !. (H.R al Hakim).

Sungguh, ada beberapa jalan yang bisa ditempuh untuk tetap menjaga iman agar tetap kokoh di dalam diri, diantaranya :

Pertama : Terus menerus belajar ilmu tentang syariat

Salah satu usaha untuk menjaga iman agar tetap kokoh adalah dengan belajar ilmu tentang syariat. Keutamaan mempelajari ilmu syar’i sangatlah banyak diantaranya adalah Allah Ta'ala akan mengangkat derajat seorang beriman dan berilmu melebihi yang lainnya. Allah Ta'ala menjelaskan dalam firman-Nya : 

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. (Q.S al Mujadilah 11).

Syaikh Abdul Aziz bin Baaz menjelaskan bahwa : Ilmu syar’i adalah ilmu yang terkandung dalam al Qur an dan as Sunnah, yakni : (1) Ilmu tentang Allah dan Sifat-sifat-Nya. (2) Ilmu tentang hak Allah terhadap hamba-Nya. (3) Ilmu tentang segala hal yang disyari’atkan Allah kepada hamba-hamba-Nya. (4) Termasuk juga ilmu tentang jalan yang akan mengantarkan hamba kepada ilmu itu beserta segala rinciannya. (Dari Kitab al ‘Ilm wa Akhlaqu Ahliha)

Apabila seseorang memahami ilmu  syariat maka dia akan mengetahui hal-hal yang dicintai Allah dan yang dibenci Allah, dan mengetahui hal yang dapat mendekatkan dia kepada Allah serta hal yang dapat menambah keimanannya.

Kedua : Memperbanyak membaca al Qur an dan mentadabburinya.

Allah menurunkan Alquran sebagai rahmat dan penerang untuk hamba-Nya. Allah Ta'ala berfirman :

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آَيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

Kitab al Quran yang kami turunkan kepadamu yang penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang memiliki akal dapat mengambil pelajaran. (Q.S  Shad 29).

Ketahuilah bahwa barangsiapa yang mentadabburi ayat-ayat Allah dia akan mengetahui besarnya kekuasaan dan keagungan Allah sehingga imannya pun akan bertambah.

Ketiga : Bersemangat dalam melakukan amal-amal shalih.

Karena sesungguhnya setiap amal shalih yang dikerjakan oleh orang beriman dengan ikhlas akan menambah keimanannya, karena iman bertambah dengan banyaknya amal ketaatan yang dilakukan seorang.

Oleh karena itu, suatu keharusan bagi seorang beriman untuk berusaha mengikhlaskan niatnya dan bersungguh sungguh dalam beramal dengan ikhlas dan ittiba' yaitu mengikuti contoh Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam.

Keempat : Bergaul dengan orang-orang shalih.

Tidak diragukan lagi bahwa berteman dengan orang-orang yang shalih adalah sebab meningkatnya iman seseorang karena di dalam bergaul dengan mereka seseorang akan sering mengambil pelajaran, mendapatkan nasehat dan peringatan yang bermanfaat untuk dirinya. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam telah mengingatkan dalam sabda beliau :

الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah satu di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman akrab. (H.R Abu Dawud dan at Tirmidzi).

.Diantara sifat seseorang yang pantas untuk dijadikan teman yang baik adalah sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnu Qudamah al Maqdisi rahimahullah berkata : Secara umum, hendaknya orang yang engkau pilih menjadi sahabat memiliki lima sifat berikut : orang yang berakal, memiliki akhlak yang baik, bukan orang fasik, bukan ahli bid’ah, dan bukan orang yang rakus dengan dunia.  (Mukhtasar Minhajul Qashidin).

Selain itu ada beberapa perkara yang berkaitan dengan iman, Imam al-Ghazali berkata : Keimanan sangat mudah goyah pada awal mula pertumbuhannya. Menurut beliau, iman harus selalu diperkokoh. Selanjutnya beliau berkata : Jalan untuk menguatkan dan meneguhkan iman bukanlah dengan mempelajari kemahiran berdebat dan teologi, akan tetapi dengan :

(1) Menyibukkan diri membaca al-Qur’an berikut penjelasannya (2) Membaca hadits disertai maknanya, dan (3) Menyibukkan diri dengan menunaikan berbagai tugas ibadah. Dengan demikian keimanan senantiasa bertambah kokoh oleh dalil dan hujjah al-Qur’an yang mengetuk pendengarannya, juga oleh dukungan hadits-hadits beserta faidahnya yang ia temukan, kemudian oleh  cahaya ibadah dan tugas-tugasnya.

Hal itu juga diiringi dengan:  (4) Menyaksikan kehidupan orang-orang shalih, bergaul dengan mereka, memperhatikan tindak-tanduk mereka, mendengar petuah-petuah mereka, juga melihat perilaku mereka dalam ketundukannya kepada Allah Ta'ala serta rasa takut mereka kepada-Nya, serta kemantapan (hati) mereka kepada-Nya (Dari al Ihya Ulumuddin).

Wallahu A'lam. (3.384)

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar