Kamis, 31 Oktober 2024

JIKA SESEORANG BERADA DALAM PERBUATAN YANG DIMURKAI ALLAH

 

JIKA SESEORANG BERADA DALAM PERBUATAN YANG DIMURKAI ALLAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Ketahuilah bahwa di zaman ini  ada sebagian  saudara kita yang masih berada dalam perbuatan buruk, berbuat dosa dan mendatangkan murka Allah Ta'ala. Nah, ketika berada dalam keadaan  yang buruk  ini maka paling utama untuk dikedepankan adalah :  

Pertama : Bersegera memohon ampun dan bertaubat dengan sebenar benarnya.  Sungguh Allah Ta'ala telah mengingatkan dalam firman-Nya :

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Rabb-mu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang orang yang bertakwa. (Q.S Ali Imran 133).

Para ulama tafsir menjelaskan makna kata bersegeralah dalam ayat ini.  Imam al Baghawi  berkata : Bahwa makna bersegeralah dalam ayat ini adalah : BERSEGERALAH DAN BERGEGASLAH MENGERJAKAN AMALAN AMALAN YANG BISA MENDATANGKAN PENGAMPUNAN. (Kitab Tafsir al Baghawi).

Sementara itu Imam al Qurthubi berkata bahwa makna bersegeralah dalam ayat ini adalah : BERSEGERA MENGERJAKAN HAL HAL YANG BISA MENDATANGKAN PENGAMPUNAN, YAITU KETAATAN.(Kitab Tafsir al Qurthubi).

Kenapa harus bersegera ?. Ketahuilah bahwa kematian akan datang tiba tiba.  Sehat atau sakit tidaklah merupakan  landasan dalam hal kematian. Ada orang bijak memberi nasehat : Sehat tidaklah menjauhkan seseorang dari kematian dan sakit tidaklah mendekatkan seseorang kepada kematian.

Masih muda tidaklah menjauhkan seseorang dari kematian dan sudah tua tidaklah mendekatkan seseorang dari kematian. Semua terjadi  adalah atas kehendak Allah Ta’ala semata.

Selain itu ketahuilah wahai oran orang yang bertubat  bahwa Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam memberi kabar baik bagi kalian, yaitu yaitu sebagaimana sabda beliau : 

التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ

Orang yang betaubat dari suatu dosa seakan akan dia tidak pernah berbuat dosa sama sekali. (H.R Ibnu Majah, dihasankan oleh Syaikh al Albani)..

Kedua : Bersegera melakukan amal shalih.

Ketika seseorang telah sungguh sungguh memohon ampun dan bertaubat maka wajib pula baginya untuk bersegera  melakukan amal shalih yang mungkin selama  belum sempurna dan tertinggal.

Ketahuilah bahwa yang akan menyelamatkan manusia di akhirat kelak adalah RAHMAT ALLAH dan amalan shalih yang dilakukan di dunia dengan LANDASAN IMAN. Allah Ta’ala berfirman :  

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْكَبِيرُ

Sungguh orang orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih mereka akan mendapat surga yang mengalir di bawahnya sungai sungai. Itulah kemenangan yang agung. (Q.S al Buruj 11)

Ketiga : Meninggalkan lingkungan buruk menuju lingkungan orang  orang shalih.

Selanjutnya seorang yang telah sungguh sungguh memohon ampun dan bertaubat maka haruslah tetap memperkokoh azzam atau tekadnya dalam bertaubat kepada Allah dengan mencari lingkungan yang shalih. Bergaul dengan orang-orang shalih. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam mengingatkan :

Dalam satu hadits yang cukup panjang yaitu kisah seorang yang telah membunuh 100 nyawa terdapat dua pesan utama yaitu bertaubat dan mencari lingkungan  yang shalih. tertera dalam hadits Nabi yang panjang mengajarkan dua hal itu.  “Pergilah ke negeri ini dan ini karena di sana ada manusia-manusia yang menyembah Allah Ta’ala. Maka sembahlah Allah bersama mereka, dan jangan pernah lagi kembali ke negerimu karena ia adalah negeri yang buruk.” (H.R Imam Bukhari dn Imam Muslim).

Tentang hadits ini, Ibnu ‘Allan rahimahullah berkata :  Di dalam hadits ini ada anjuran untuk berlepas diri dari teman yang buruk, memutus hubungan dengan mereka selama mereka masih tetap seperti itu, dan mengganti mereka dengan bersahabatkan orang-orang yang baik, rajin beribadah dan wara’ serta orang-orang yang bisa dijadikan teladan, dan bersahabat dengan orang-orang yang mendatangkan manfaat. Agar taubatnya semakin mantap dan kuat, karena setiap orang akan meniru temannya. (Dalilu al-Falihin li Thuruqi Riyadhi ash-Shalihin).

Sungguh, Rasulullah telah mengingatkan agar seseorang memilih teman akrab, yaitu sebagaimana sabda beliau :

الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah seorang di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman akrab. (H.R Abu Dawud dan at Tirmidzi).

Wallahu A'lam. (3.395).

 

 

 

 

 

MANFAAT SEDEKAH DINIKMATI DI DUNIA DI BARZAKH DAN DI AKHIRAT

 

MANFAAT SEDEKAH DINIKMATI DI DUNIA DI BARZAKH DAN DI AKHIRAT

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, sedekah yang dikeluarkan seorang hamba tentu SANGAT BERMANFAAT bagi orang yang kekurangan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya terutama kebutuhan pokok. Tetapi ketahuilah saudaraku bahwa MANFAAT PALING UTAMA DAN PALING BANYAK  DARI SEDEKAH DINIKMATI OLEH YANG MEMBERI SEDEKAH.

Bahkan sedekah yang dikeluarkan oleh seorang hamba akan dinikmati DI DUNIA, DI ALAM BARZAKH ATAU ALAM KUBUR DAN DI NEGERI AKHIRAT KELAK. Sungguh ada beberapa dalil yang menjelaskan perkara ini, diantaranya :

Pertama : Menikmati keutamaan sedekah di dunia.

Sungguh, sedekah yang dikeluarkan akan diganti berlipat ganda. Allah Ta'ala berfirman :

(1) Dalam surat al Baqarah 261. 

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipat gandakan bagi siapa yang Dia kehendaki dan Allah Mahaluas dan Maha Mengetahui.(Q.S al Baqarah 261).

(2) Dalam surat Saba' 39.

قُلْ إِنَّ رَبِّى يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ وَيَقْدِرُ لَهُۥ وَمَآ أَنفَقْتُم مِّن شَىْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُۥ وَهُوَ خَيْرُ ٱلرَّٰزِقِينَ

Katakanlah : Sesungguhnya Rabb-ku melapangkan rizki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya). Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, MAKA ALLAH AKAN MENGGANTINYA dan Dialah Pemberi rizki yang sebaik-baiknya. (Q.S. Saba 39).

Imam Ibnul Qayyim al Jauziyah berkata : Sungguh bersedekah itu : (1) Mencegah kematian yang buruk. (2) Mencegah bala’ sampai penggemar maksiat pun terjaga dari bala’ karena rajin bersedekah. (3) Menghapus dosa. (4) Menjaga harta. (5) Mendatangkan rizki. (6) Membuat gembira hati dan (7) Menyebabkan hati yakin dan baik sangka kepada Allah. (Uddah ash Shabirin).

Kedua : Menikmati keutamaan sedekah di barzakh atau di alam kubur.

Sungguh, seseorang yang suka bersedekah akan menimati nilai atau keutamaan  sedekahnya  di alam barzakh, diantaranya adalah bahwa  sedekah dapat meringankannya dari siksa kubur. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

‏إن الصدقة لتطفىء عن أهلها حر القبور

Sedekah akan memadamkan panasnya api siksaan di alam kubur. (H.R ath Thabrani, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib).

Ketiga : Menikmati keutamaan sedekah di negeri akhirat.

Sungguh sedekah akan memberi naungan di akhirat kelak, sebagaimana sabda Rasulullah Salallahu ‘alahi Wasallam :

كُلُّ امْرِئٍ فِي ظِلِّ صَدَقَتِهِ حَتَّى يُقْضَى بَيْنَ النَّاسِ

Setiap manusia akan berada di bawah naungan sedekahnya sampai perkara-perkara manusia diputuskan (pada hari kiamat kelak). H.R Imam Ahmad.

Kemudian dalam hadits yang lain, juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan yang lainnya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :

ظِلُّ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ صَدَقَتُهُ

Naungan orang yang beriman pada hari kiamat adalah sedekahnya. (H.R Imam Ahmad).

Sungguh, sedekah juga akan menyelamatkan pelakunya dari panasnya api neraka. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabada,

اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ

Hindarkan dirimu dari neraka walaupun hanya dengan separoh butir kurma, jika tidak ada maka dengan tutur kata yang baik. (Muttafaq 'alaih)

Wallahu A'lam. (3.394).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Rabu, 30 Oktober 2024

AMAL SHALIH PALING UTAMA UNTUK DISEGERAKAN

 

AMAL SHALIH PALING UTAMA UNTUK DISEGERAKAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Salah satu bukti kesungguh sungguhan seorang hamba dalam beramal shalih atau berbuat kebaikan adalah DENGAN BERSEGERA MELAKUKANNYA. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan perkara ini dalam  sabda beliau :

بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا

Bersegeralah melakukan amalan shalih sebelum datang fitnah (musibah) seperti potongan malam yang gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir.

Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya karena sedikit dari keuntungan dunia. (H.R Imam Muslim)

Al-Imam an-Nawawi  mengatakan bahwa hadits ini berisi anjuran untuk bersegera mengerjakan amal saleh sebelum datang waktu yang menyebabkan seseorang tidak bisa mengerjakannya. (Ada) aktu yang seseorang tidak bisa mengerjakannya karena fitnah yang besar dan bertumpuk tumpuk, seperti tumpukan gelapnya malam yang gulita tanpa cahaya sedikitpun. (Al Minhaj). 

Ingatlah firman Allah tentang perintah untuk bersegera memohon ampun kepada hamba hamba-Nya :

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Rabb-mu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang orang yang bertakwa. (Q.S Ali Imran 133).

Para ulama tafsir menjelaskan makna kata bersegeralah dalam ayat ini.  Imam al Baghawi  berkata : Bahwa makna bersegeralah dalam ayat ini adalah : BERSEGERALAH DAN BERGEGASLAH MENGERJAKAN AMALAN AMALAN YANG BISA MENDATANGKAN PENGAMPUNAN. (Kitab Tafsir al Baghawi).

Sementara itu Imam al Qurthubi berkata bahwa makna bersegeralah dalam ayat ini adalah : BERSEGERA MENGERJAKAN HAL HAL YANG BISA MENDATANGKAN PENGAMPUNAN, YAITU KETAATAN.(Kitab Tafsir al Qurthubi).

Hakikatnya, melakukan amal  shalih SANGAT PENTING DAN PALING UTAMA untuk disegerakan, diantara contohnya adalah :

(1) Bersegera ke masjid jika mendengar panggilan untuk shalat. Allah Ta'ala berfirman : 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Wahai orang orang yang beriman !. Apabila telah diseru untuk melaksanakan shalat pada hari Jum’at maka segeralah mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Q.S al Jumu’ah 9)  

Syaikh Abdul Aziz as Sayyid Nada dalam Kitab Ensiklopedi Adab Islam berkata : Berjalan menuju shalat (hendaklah) dengan tenang dan sopan, janganlah dengan terburu buru dan tergesa gesa. Namun hendaklah dia menuju masjid dengan berjalan seperti biasa dan tenang. Jika ada gerakan shalat (rukun) yang tertinggal hendaklah dia menyempurnakannya sesudah imam mengucapkan salam.

Ketahuilah saudaraku bahwa hakikatnya TIDAK ADA LAGI KEGIATAN yang pantas dilakukan kecuali memenuhi panggilan adzan dan menyahutinya serta bersiap untuk mendirikan shalat fardhu. 

(2) Bersegera berbuka bila waktu maghrib sudah masuk.

Bersegera berbuka puasa adalah  merupakan suatu kebaikan dan sangat dianjurkan, bahkan merupakan salah satu adab dalam shaum. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda : 

وَعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ 

Dari Sahl bin Sa’ad, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :   Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan waktu berbuka. (Muttafaqun ‘alaih).

 Wallahu A’lam.  (3.393)

 

 

Selasa, 29 Oktober 2024

AMALAN ORANG BERIMAN YANG MENDATANGKAN CINTA ALLAH

 

AMALAN ORANG BERIMAN YANG MENDATANGKAN CINTA ALLAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Setiap saat hamba Allah SANGAT  BERHARAP DAN BERUSAHA untuk mendapatkan cinta Allah Ta'ala kepada dirinya. Dalam perkara ini Allah Ta'ala telah memberi banyak jalan. Diantaranya adalah dengan sungguh sungguh melaksanakan perintah yang  wajib dan giat pula dengan amalan yang sunnah. Dalam satu hadits qudsi, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman  :

 وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيهِ ، وَمَا يَزالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ ، فَإِذَا أحْبَبْتُهُ ، كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ ، ويَدَهُ الَّتي يَبْطِشُ بِهَا ، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإنْ سَألَنِي أعْطَيْتُهُ ، وَلَئِن اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ

Dan tidaklah seorang hamba mendekat kepada-Ku yang lebih aku cintai daripada apa-apa yang telah Aku fardhukan kepadanya. Hamba-Ku terus-menerus mendekat kepada-Ku dengan ibadah ibadah sunnah hingga Aku pun mencintainya.

Bila Aku telah mencintainya, maka Aku pun menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang ia pakai untuk melihat, menjadi tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan menjadi kakinya yang ia pakai untuk berjalan. Bila ia meminta kepada-Ku, Aku pun pasti memberinya. Dan bila ia meminta perlindungan kepada-Ku, Aku pun pasti akan melindunginya.  (H.R Imam Bukhari).

Ketahuilah bahwa hakikatnya semua amalan dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala dan mengharap ridha-Nya dan dilakukan dengan ikhlas AKAN MENDATANGKAN CINTA DARI ALLAH TA'ALA kepada hamba hamba-Nya yang mengamalkannya, diataranya adalah :

Pertama : Orang orang yang bebuat baik.

Berbuat baik, seperti membantu dengan tenaga, dengan ilmu, dengan harta dan sesuatu yang bermanfaat  bagi orang lain terutama sesama orang beriman adalah benar benar diperintahkan dalam syariat Islam yang mulia ini. Sungguh Allah Ta’ala memerintahkan untuk berbuat baik kepada manusia. Diantaranya disebutkan dalam firman-Nya :

وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ

Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana ALLAH TELAH BERBUAT BAIK KEPADAMU. (Q.S al Qashash 77).

Sungguh Allah Ta’ala mencintai orang orang yang berbuat baik. Allah Ta’ala berfirman :

فَـَٔاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ ثَوَابَ ٱلدُّنْيَا وَحُسْنَ ثَوَابِ ٱلْءَاخِرَةِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ

Maka Allah memberi mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan ALLAH MENCINTAI ORANG ORANG YANG BERBUAT BAIK.  (Q.S Ali Imran 148).

Kedua : Orang orang yang sabar. Sungguh Allah Ta'ala mencintai orang yang sabar sebagaimana firman-Nya :

وَاللّٰهُ يُحِبُّ الصّٰبِرِيْنَ.

Dan Allah mencintai orang orang yang besabar (Q.S Ali Imran 146).

Bahkan orang yang bersabar akan mendapat pahala tanpa batas dari Allah Ta'ala, sebagaimana firman-Nya : 

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah  yang disempurnakan pahala mereka tanpa batas (Q.S az  Zumar 10).

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Adapun kesabaran, pahalanya berlipat ganda tidak terbatas. Hal ini menunjukkan bahwa ganjarannya sangat besar sekali hingga tak mungkin bagi seorang insan untuk membayangkan pahalanya karena tidak bisa dihitung dengan bilangan. (Syarah Riyadush Shalihin)

Ketiga : Orang orang yang bertaubat dan mensucikan diri. Allah Ta'ala berfirman :

 اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

Sesungguhnya Allah mencintai orang orang yang bertaubat dan mensucikan diri. (Q.S al Baqarah 222).

Dan ketahuilah bahwa Allah Ta’ala  mengingatkan bahwa orang yang tidak bertaubat adalah orang orang zhalim. Allah Ta’ala berfirman : 

 

وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ

Dan barangsiapa yang tidak bertaubat maka mereka itulah orang orang yang zhalim. (Q.S al Hujuraat 11).

Keempat : Orang yang berlaku adil. Allah Ta'ala berfirman : 

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (Q.S an Nahal 90).

Oleh karena itu orang orang beriman hendaklah menjadi penegak keadilan dalam setiap keadaannya. Sungguh Allah Ta’ala mencintai orang yang berlaku adil. Allah Ta’ala berfirman :

 إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

Sungguh, Allah mencintai orang orang yang BERLAKU ADIL. (Q.S al Hujuraat 9)

Sebagai penutup tulisan ini dinukil satu  satu hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud ada disebutkan tiga diantara amalan yang mendatangkan KECINTAAN ALLAH TA’ALA. Dalam hal ini Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam menjawab pertanyaan Ibnu Mas’ud :

عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ قَالَ سَأَلْتُ النَّبِيَّ ﷺ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ قَالَ الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا قَالَ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ قَالَ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

Dari Ibnu Mas’ud, aku bertanya kepada Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam : Amalan apakah yang paling dicintai Allah ?. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam   menjawab : Mengerjakan shalat pada waktunya. Aku bertanya : Kemudian apa ?. Beliau menjawab : Kemudian berbakti kepada kedua orang tua. Aku bertanya : Kemudian apa ?. Beliau menjawab, kemudian jihad di jalan Allah. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Wallahu A'lam. (3.392)

 

 

 

Minggu, 27 Oktober 2024

BERSUNGGUH SUNGGUH DENGAN AMALAN WAJIB DAN GIAT DENGAN AMALAN SUNNAH

 

BERSUNGGUH SUNGGUH DENGAN AMALAN WAJIB DAN GIAT DENGAN AMALAN SUNNAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Setiap saat hamba Allah SANGAT  BERHARAP DAN BERUSAHA untuk mendapatkan cinta Allah Ta'ala kepada dirinya. Dalam perkara ini Allah Ta'ala telah memberi banyak jalan.

Diantaranya adalah dengan sungguh sungguh melaksanakan perintah yang  wajib dan giat pula dengan amalan yang sunnah. Dalam satu hadits qudsi disebutkan bahwa  Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman  :

 وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيهِ ، وَمَا يَزالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ ، فَإِذَا أحْبَبْتُهُ ، كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ ، ويَدَهُ الَّتي يَبْطِشُ بِهَا ، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإنْ سَألَنِي أعْطَيْتُهُ ، وَلَئِن اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ

Dan tidaklah seorang hamba mendekat kepada-Ku yang lebih aku cintai daripada apa-apa yang telah Aku fardhukan kepadanya. Hamba-Ku terus-menerus mendekat kepada-Ku dengan ibadah ibadah sunnah hingga Aku pun mencintainya.

Bila Aku telah mencintainya, maka Aku pun menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang ia pakai untuk melihat, menjadi tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan menjadi kakinya yang ia pakai untuk berjalan.

Bila ia meminta kepada-Ku, Aku pun pasti memberinya. Dan bila ia meminta perlindungan kepada-Ku, Aku pun pasti akan melindunginya.  (H.R Imam Bukhari).

Oleh karena itu, hamba hamba Allah mestilah  selalu bersungguh sungguh dengan melakukan amalan wajib dan tetap giat dengan amalan amalan sunnah. Sungguh, inilah salah satu jalan untuk mendapatkan cinta Allah Ta'ala.  

Selain itu, hamba Allah mestilah berusaha  istiqmah atau kontinyu dalam beribadah meskipun sedikit  sehingga tidak jatuh kepada kelalaian. Dan amalan yang sedikit jika dilakukan terus menerus akan mendatangkan cinta Allah Ta'ala.

Satu hadits yang diriwayatkan dari  dari A’isyah radhiallahu ‘anha, bahwa Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda : 

أَحَبَُ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang kontinyu (terus menerus) dikerjakan walaupun sedikit. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Wallahu A'lam. (3.391)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sabtu, 26 Oktober 2024

DIANJURKAN BANYAK SENYUM DAN SEDIKIT TERTAWA

 

DIANJURKAN BANYAK SENYUM DAN SEDIKIT TERTAWA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Ketika seseorang didatangi sesuatu yang menyenangkan hatinya maka ada dua macam gerakan yang tampak dibibir atau dimulutnya  yaitu SENYUM ATAU TERTAWA. Diantara senyum dan tertawa ada beberapa perkara yang bisa kita ambil  ibrah atau pelajaran, yaitu :

Pertama : Tentang senyum.

Senyum dengan wajah berseri akan menarik hati orang lain. Dari Abu Hurairah radiyallahu anhu, Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam  bersabda :

إنَّكُمْ لَا تَسَعُونَ النَّاسَ بِأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ لِيَسَعْهُمْ مِنْكُمْ بَسْطُ الْوَجْهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ

Sesungguhnya kalian tidak bisa menarik hati manusia dengan harta kalian. Akan tetapi kalian bisa menarik hati mereka dengan wajah berseri dan akhlak yang mulia. (H.R al Hakim)

Selain itu ketahuilah bahwa ternyata senyum bukan hanya sekedar menunjukkan senang terhadap sesuatu atau sebagai memperlihatkan wajah cerah kepada saudara dalam bergaul tetapi lebih dari itu :

(1) Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam memberi contoh untuk banyak tersenyum di dalam bergaul. Dalam beberapa hadits disebutkan, diantaranya  :


= Rasulullah Sallallahu 'alaihi Wasallam banyak tersenyum
,sebagaimana disebutkan dalam satu hadits  yang diriwayatkan dari Abdullah bin Harits, dia berkata:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ جَزْءٍ قَالَ مَا رَأَيْتُ أَحَدًا أَكْثَرَ تَبَسُّمًا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Aku tidak pernah melihat ada orang yang murah senyum melebihi Rasullah Salallahu 'alaihi Wasallam. (H.R at Tirmidzi)
.

Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُحَدِّثُ بِحَدِيثٍ إِلَّا تَبَسَّمَ

Ketahuilah bahwa tidaklah Rasulullah Salallahu 'alaihi Wsallam membicarakan sesuatu kecuali beliau tersenyum. (H.R Imam Ahmad).

= Ketahuilah bahwa selain sebagai menunjukkan rasa senang atau suka terhadap sesuatu atau sikap ramah seseorang ternyata senyum bernilai sedekah. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :


تَبَسُّمُكَ في وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ

Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah. (H.R at Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan al Baihaqi)

= Dan juga ternyata senyum memiliki nilai kebaikan. Rasulullah 'alaihi Wasallam bersabda :


لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ

Janganlah engkau meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun hanya dengan bertemu dengan saudaramu dengan wajah yang berseri (dengan senyum) (H.R Imam Muslim).

Kedua : Tentang tertawa.

Ketahuilah bahwa  Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam  telah mengingatkan kita untuk tidak banyak tertawa sebagaimana sabda beliau :

وَلَا تُكْثِرِ الضَّحِكَ، فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ القَلْبَ

Janganlah kalian banyak tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati. (H.R  at Tirmizi dan Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Dan juga Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam telah pula mengingatkan kita semua dalam sabda beliau :

وَلَوْ تَعْلَمُوْنَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيْلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا

Seandainya kalian tahu apa yang aku ketahui niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis. (H.R Imam Muslim).

Sungguh, tertawa bahkan sampai terbahak bahak bukanlah kebiasaan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam. Dari Aisyah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa dia berkata :

ما رَأَيْتُ النبيَّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ مُسْتَجْمِعًا قَطُّ ضَاحِكًا، حتَّى أرَى منه لَهَوَاتِهِ، إنَّما كانَ يَتَبَسَّمُ

Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan tenggorokan beliau, BELIAU BIASANYA HANYA TERSENYUM. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Imam al Mawardi rahimahullah  berkata : Adapun tertawa, apabila seseorang membiasakannya dan terlalu banyak tertawa, maka hal itu akan melalaikan dan melupakannya dari melihat hal-hal yang penting.

Dan orang yang banyak melakukannya, tidak akan memiliki wibawa dan kehormatan. Dan orang yang terkenal dengan hal itu tidak akan memiliki kedudukan dan martabat. (Adabud-Dunya wad-Din).

Wallahu A'lam. (3.390)