TETAP BERAMAL SESUAI
SYARIAT DI BULAN SYA'BAN
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Ketika datang bulan Sya'ban, ada saudara saudara kita
melakukan amal amalan khusus teutama pada nisyfu atau pertengahan Ramadhan. Bahwa beramal shalih memang
perlu semangat, tetapi haruslah sesuai dengan syariat atau yang diajarkan dan
dicontohkan Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam.
Rasulullah Salallahu ‘alaihi
Wasallam mengingatkan kita dalam sebuah hadits tentang kerugian jika tak mengikuti petunjuk dari beliau dalam
beribadah.
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ
عَلَيْه ِأَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
Barang
siapa beramal yang tidak ada perintahnya dari kami maka amalannya
tertolak. (H.R Imam Muslim).
Berkenaan amalan pada bulan
Sya'ban sebagian orang ada melakukan ibadah secara khusus sebagai tambahan ibadah diantaranya :
Pertama : Melakukan shalat
Alfiyah.
Ketahuilah bahwa shalat ini disandarkan kepada satu
hadits (?) : Wahai Ali !. Barangsiapa yang shalat seratus rakaat pada MALAM
NISYFU SYA’BAN dengan membaca surat al Fatihah dan Qul Huwa Allahu Ahad (surat
al Ikhlas) pada setiap rakaat sepuluh kali maka Allah akan memenuhi semua
kebutuhannya.
Ketahuilah bahwa kalimat yang
dikatakan sebagai hadits ini adalah MAUDHU’ ATAU PALSU. Imam Ibnul Jauzi
mengatakan : Tidak diragukan lagi, hadits ini adalah maudhu’. (Al Maudhu’at).
Imam asy Syaukani berkata :
Hadits ini maudhu’. Dan seseorang yang cakap dalam ilmu hadits, hanya dengan
melihat lafazhnya saja, maka (mereka) yakin bahwa hadits ini palsu. (Majmuatul
Fawaaid).
Kedua : Melakukan ibadah puasa secara
khusus di pertengahan bulan Sya’ban.
Mengkhususkan puasa di pertengahan bulan Sya’ban tidak dianjurkan. Bahkan sebagian ulama menghukumi hal tersebut sebagai sesuatu yang baru dalam ibadah. Adapun hadits yang berbunyi:
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ
شَعْبَانَ، فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا.
Apabila malam pertengahan bulan Sya’ban, maka hidupkanlah malamnya dan berpuasalah di siang harinya.
Ketahuilah bahwa hadits ini adalah palsu atau maudhu' sehingga tidak bisa dijadikan sandaran dalam beribadah.
Akan tetapi, jika
ingin berpuasa pada hari itu (pertengahan bulan Sya'ban) karena keumuman
hadits tentang sunnah-nya memperbanyak berpuasa di bulan Sya’ban atau karena
dia termasuk puasa di hari-hari bidh (ayyaamul-biid/puasa tanggal 13, 14 dan 15
setiap bulan hijriyah), maka hal tersebut tidak mengapa. Yang diingkari adalah
pengkhususannya dengan niat puasa nisyfu Sya'ban.
Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam memang banyak berpuasa di bulan Sya'ban tetapi tidak mengkhususkan puasa nisyfu Sya'ban. Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, dia berkata :
يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ: لاَ يُفْطِرُ، وَيُفْطِرُ
حَتَّى نَقُولَ: لاَ يَصُومُ، فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ، وَمَا
رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ
Terkadang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam puasa beberapa hari sampai kami katakan, beliau tidak pernah tidak puasa, dan terkadang beliau tidak puasa terus, hingga kami katakan beliau tidak melakukan puasa (sunnah) . Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan. Aku juga tidak melihat beliau berpuasa yang LEBIH SERING ketika di bulan Sya’ban. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Ketiga : Merayakan nisyfu Sya'ban dengan dzikir
dan membaca surah Yasin.
Ada pula sebagian orang yang merayakan nisyfu atau
hari pertengahan bulan Sya'ban dengan berdzikir dan membaca surat Yasin bersama
sama sebanyak tiga kali. Lalu ada pula yang menjelaskan :
Bacaan surah Yasin ke
1. Dibaca untuk memohon panjang umur dan ketaatan serta ketaqwaan dan dapat
istiqamah kepada Allah Ta'ala. Surah Yasin ke 2. Dibaca untuk memohon diluaskan
rizqi yang halal dan menolak bala. Surah Yasin ke 3. Dibaca untuk memohon
ditetapkannya Iman Islam hingga akhir hayat.
Dan juga, katanya, dianjurkan pula membaca : Astaghfirullahal
'Adzim. Tahmid dan Takbir serta halawat Nabi dibaca masing masing 100 kali.
Tetapi saudara saudara kita yang menganjurkan membaca surat Yasin tiga kali
serta dzikir dzikir ini tak bisa
menyebutkan sumber, sandaran atau dalilnya yang shahih. Oleh karena itu sangat
dianjurkan untuk TIDAK DIAMALKAN.
Wallahu A'lam. (2.948)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar