PUASA ITU
TIDAK ADA BANDINGANNYA KATA RASULULLAH
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Ketahuilah
bahwa berpuasa adalah amalan yang betul
betul sangat banyak keutamaannya bahkan tak ada bandingannya sebagaimana sabda
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam :
عَنْ أَبِي اُمَامَةَ أنَّهُ سَأَلَ رَسُو الله سَلَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّم أيُّ العَمَلِ اَفْضَلُ قال عَلَيْكَ بِا لصَّوْمِ فَإِنَّهُ
لَا عِدْلَ لَهُ
Dari Abu Umamah, bahwa dia bertanya kepada Rasulullah
Salallahu ‘alaihi Wasallam, apakah amal yang paling utama. Beliau
menjawab : Hendaklah engkau selalu berpuasa, SESUNGGUHNYA PUASA ITU TAK ADA
BANDINGANNYA. (H.R an Nasa’i, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).
Sungguh,
ibadah puasa memang memiliki SANGAT BANYAK KEUTAMAAN sehingga bisa disebut
sebagai amalan yang TAK ADA BANDINGANNYA. Diantaranya adalah bahwa setelah
menjelaskan tentang tiga macam sabar, Imam Ibnu Rajab al Hambali berkata : Dan
diantara jenis sabar yang paling utama adalah (ketika) BERPUASA, karena
(ibadah) puasa menyatukan antara ketiga macam sabar, yaitu :
(1) Puasa adalah sabar di dalam KETAATAN kepada Allah
Ta’ala.
(2) Juga sabar dalam MENJAUHI MAKSIAT. Hal itu karena
seorang hamba, dengan berpuasa, dia meninggalkan syahwatnya karena Allah Ta’ala
sedangkan hatinya terkadang menolak untuk melakukan itu.
(3) Dalam puasa juga terkandung sabar TERHADAP TAKDIR
TAKDIR (atau ketetapan) yang memberatkan karena apa yang dirasakan oleh orang
berpuasa seperti lapar dan haus.
Itulah sebabnya, kata beliau, disebutkan dalam hadits
shahih (tentang balasan bagi orang yang berpuasa).
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ ،
فَإِنَّهُ لِيْ وَأَنَا أَجْزِي بِهِ ، إِنَّهُ تَرَكَ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ
وَشَرَابَهُ مِنْ أَجْلِيْ
Setiap amal anak cucu Nabi Adam adalah untuknya, kecuali
puasa maka ia adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya. Sesungguhnya dia
telah meninggalkan syahwatnya, makanannya dan minumannya karena Aku. (H.R Imam
Bukhari dan Imam Muslim). Lihat Jami’ul Ulum wal Hikam.
Selain itu ketahuilah bahwa dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim tersebut diatas yaitu tentang
puasa untuk-Ku ini juga termasuk satu perkara yang menunjukkan bahwa ibadah
puasa tak ada bandingannya.
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata : Hadits
yang agung ini menunjukkan akan keutamaan puasa dari beberapa sisi :
Pertama
: Sesungguhnya Allah khususkan puasa untuk diri-Nya dari amalan-amalan lainnya.
Hal itu karena keutamaannya di sisi-Nya, cinta-Nya padanya dan tampak
keikhlasan padanya untuk-Nya.
Karena
puasa merupakan rahasia seorang hamba dengan Rabb-nya, tidak ada yang
melihatnya kecuali Allah. karena orang yang berpuasa, di tempat yang sepi
mungkin baginya memakan apa yang diharamkan oleh Allah, (akan tetapi) dia tidak
memakannya. Karena dia mengetahui punya Rabb yang melihat di tempat yang sunyi.
Dan
Dia telah mengharamkan hal itu. Maka dia tinggalkan karena takut akan siksa-Nya
serta berharap pahala dari-Nya. Maka, Allah berterimakasih akan keikhlasan ini
dengan mengkhususkan puasa untuk diri-Nya dibandingkan amalan-amalan lainnya.
Oleh
karena itu (Allah) berfirman, ( يَدعُ شهوتَه وطعامَه من أجْلي
, Dia meninggalkan syahwat dan makanannya karena diri-Ku).
Keistimewaan
ini akan terlihat nanti di hari kiamat sebagaimana yang dikatakan oleh Sofyan
bin Uyainah rahimahullah : Ketika hari Kiamat, Allah akan menghisab hamba-Nya.
Dan mengembalikan tanggungan dari kezalimannya dari seluruh amalnya. Sampai
ketika tidak tersisa kecuali puasa, maka Allah yang akan menanggung sisa
kezaliman dan dia dimasukkan surga karena puasanya.
Kedua
: Allah berfirman dalam puasa (وأَنَا أجْزي به (Dan Aku yang akan membalasnya). Maka balasannya disandarkan kepada diri-Nya
yang Mulia. Karena amalan-amalan shalih akan dilipatgandakan pahalanya dengan
bilangan. Satu kebaikan dilipat gandakan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali
sampai berlipat-lipat. Sementara puasa, maka Allah sandarkan pahalanya kepada
diri-Nya tanpa ada kadar bilangan.
Maka
Dia Subhanahu adalah Dzat yang paling dermawan dan paling mulia. Pemberian
sesuai dengan apa yang diberikannya. Maka pahala orang puasa sangat besar tanpa
batas. (Dari Kitab Majaalis Syahru Ramadhan).
Wallahu A'lam.
(2.960).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar