SIKAP BURUK
MUNAFIK DALAM MEMENUHI PERINTAH ALLAH
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Dalam KBBI disebutkan
bahwa : Munafik adalah suatu upaya
berpura-pura percaya ataupun setia kepada agama dan lainya, tetapi sebenarnya
dalam hatinya tidak. Mereka kemudian selalu mengatakan sesuatu yang tak sesuai
dengan perbuatannya serta bermuka dua.
Sementara itu, Ibnu Juraij mengatakan : Orang munafik ialah
orang yang bicaranya menyelisihi tindak-tanduknya, bathinnya menyelisihi
lahiriahnya, tempat masuknya menyelisihi tempat keluarnya, dan kehadirannya
menyelisihi ketidak adaannya. (‘Umdah at-Tafsir I/78).
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam menjelaskan tentang sikap buruk manusia munafik diantaranya sebagaimana tanda yang disebutkan dalam sabda beliau :
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاث إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَ
إِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَ إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
Tanda tanda orang munafik ada tiga (1)
Apabila berbicara dia bohong. (2) Apabila berjanji ia mengingkari
(3) Apabila diberi amanat ia berkhianat. (H.R Imam Muslim).
Ketika berhadapan dengan ibadah maka munafik selalu memperlihatkan sikap buruknya, diantaranya adalah :
(1) Sikap munafik terhadap ibadah shalat.
MEREKA BERDIRI DENGAN MALAS DAN BERMAKSUD RIYA. Allah Ta'ala berfirman :
إِنَّ ٱلْمُنَٰفِقِينَ يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَهُوَ خَٰدِعُهُمْ
وَإِذَا قَامُوٓا۟ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ قَامُوا۟ كُسَالَىٰ يُرَآءُونَ ٱلنَّاسَ
وَلَا يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا
Sesungguhnya orang
munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Dan
apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka
bermaksud riya’ (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah
mereka menyebut nama Allah kecuali sedikit sekali. (Q.S an Nisaa’
142).
Dari Anas bin Malik bahwa yang terbiasa
melalaikan shalat dari waktunya adalah orang orang orang munafik.
تلك صلاة المنافق يجلس يرقب
الشمس حتى إذا كانت بين قرنى الشيطان قام فنقرها أربعا لا يذكر الله فيها إلا
قليلا
Ini adalah shalat orang munafik. Ia duduk sampai
matahari terbenam di antara dua tanduk syaithan. Lalu ia mengerjakan
shalat 'Ashar empat raka'at. Ia hanya mengingat Allah dalam waktu yang
sedikit. (H.R Imam Muslim).
2. Sikap munafik terhadap jihad.
Ketika datang perintah jihad maka orang orang munafik berusaha menghindarkan diri dengan berbagai alasan bahkan berani bersumpah untuk memperkuat alasnya. Allah Ta'ala menjelaskan dalam firman-Nya :
لَوْ كَانَ عَرَضًا قَرِيبًا وَسَفَرًا قَاصِدًا
لَّٱتَّبَعُوكَ وَلَٰكِنۢ بَعُدَتْ عَلَيْهِمُ ٱلشُّقَّةُ ۚ وَسَيَحْلِفُونَ
بِٱللَّهِ لَوِ ٱسْتَطَعْنَا لَخَرَجْنَا مَعَكُمْ يُهْلِكُونَ أَنفُسَهُمْ
وَٱللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّهُمْ لَكَٰذِبُونَ
Sekiranya (yang kamu serukan kepada mereka ADA KEUNTUNGAN YANG MUDAH DIPEROLEH dan perjalanan yang tidak seberapa jauh niscaya mereka mengikutimu. Tetapi tempat yang dituju itu tersa sangat jauh bagi mereka. Mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah : Jikalau kami sanggup niscaya kami berangkat bersamamu. Mereka membinasakan diri sendiri (dengan sumpah palsunya) dan Allah mengetahui bahwa benar benar orang yang berdusta. (Q.S at Taubah 42)
فَرِحَ ٱلْمُخَلَّفُونَ بِمَقْعَدِهِمْ خِلَٰفَ رَسُولِ
ٱللَّهِ وَكَرِهُوٓا۟ أَن يُجَٰهِدُوا۟ بِأَمْوَٰلِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِى سَبِيلِ
ٱللَّهِ وَقَالُوا۟ لَا تَنفِرُوا۟ فِى ٱلْحَرِّ ۗ قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ
حَرًّا ۚ لَّوْ كَانُوا۟ يَفْقَهُونَ
Orang orang yang ditinggalkan (tidak ikut berperang) merasa gembira dengan duduk duduk diam sepeninggal Rasulullah. Merekan tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah dan mereka berkata : Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini. Katakanlah (Muhammad) : Api neraka Jahannam lebih panas, jika mereka mengetahui. (Q.S al Anfal 81).
(3) Sikap munafik dalam berinfak. Allah Ta'ala berfirman :
وَمَا
مَنَعَهُمْ أَنْ تُقْبَلَ مِنْهُمْ نَفَقَاتُهُمْ إِلَّا أَنَّهُمْ كَفَرُوا
بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَىٰ
وَلَا يُنْفِقُونَ إِلَّا وَهُمْ كَارِهُونَ
Dan yang menghlng halangi infak mereka untuk diterima adalah karena mereka ngkar kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan tidak melaksanakan shalat melainkan dengan malas dan tidak (pula) menginfakkan (harta) mereka, MELAINKAN DENGAN RASA ENGGAN. (Q.S at Taubah 54)
Syaikh as Sa'di berkata : Mereka berinfak tanpa kelapangan dada dan ketenangan jiwa. Ini adalah celaan yang mendalam bagi siapa saja yang melakukan seperti apa yang mereka lakukan. Dan bahwa seorang hamba seharusnya tidak mendatangi shalat kecuali dalam keadaan semangat jasmani dan rohani.
Dan tidak berinfak kecuali dengan dada yang lapang dan jiwa yang tetap berharap balasan pahala dari Allah Ta'ala semata DAN TIDAK MENYERUPAI ORANG MUNAFIK. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Oleh karena itu hamba hamba Allah hendaklah berusaha sungguh sungguh menjauhi sifat dan sikap munafik. Dan juga sangat dianjurkan untuk berdoa, diantaranya dengan doa yang diajarkan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasalam :
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْفَقْرِ
وَالْكُفْرِ ، وَالْفُسُوقِ ، وَالشِّقَاقِ ، وَالنِّفَاقِ ، وَالسُّمْعَةِ ،
وَالرِّيَاءِ
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kefakiran, kekufuran, kefasikan, kedurhakaan, KEMUNAFIKAN, sum’ah, dan riya. (H.R al Hakim, dishahihan oleh Syaikh al Albani)
Wallahu A'lam. (2.962)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar