TIDAK BOLEH MENINGGIKAN
SUARA DIATAS SUARA NABI
Oleh : Azwir B. Chaniago
Rasulullah
adalah wajib untuk dicintai dan dihormati. Kita wajib pula beradab dan berlaku
sopan kepada beliau. Para sahabat diperintahkan untuk berkata lembut kepada
beliau.
Bahkan
Rasulullah adalah orang yang wajib kita cintai melebihi cinta kita kepada orang
tua. Adalah wajib
bagi seorang muslim untuk mencintai Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam. Bahkan cinta kepada beliau haruslah melebihi
cinta kita kepada diri kita sendiri ataupun
cinta kita kepada manusia umumnya. Bahkan
kecintaan kita kepada Rasulullah adalah bagian yang berkaitan dengan iman.
Beliau bersabda : “La yu’minu ahadukum hatta akuuna ahabba
ilaihi min waalidihi, waladihi wannasi ajma’in. Tidaklah dianggap
beriman salah seorang dari kalian sampai diriku lebih dia cintai dari
pada anaknya, orang tuanya dan seluruh manusia. (H.R Imam Bukhari dan Imam
Muslim).
Seorang
sahabat yaitu Abdullah bin Hisyam berkata : Kami mengiringi Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam, dan beliau menggandeng tangan Umar bin Khaththab
radhiyallahu anhu. Kemudian Umar berkata kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam : Wahai Rasulullah, sungguh engkau sangat aku cintai melebihi apa pun
selain diriku.
Maka
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: “Tidak, demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, hingga aku sangat engkau
cintai melebihi dirimu. Lalu Umar berkata kepada beliau: ‘Sungguh sekaranglah
saatnya, demi Allah, engkau sangat aku cintai melebihi diriku. Maka Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Sekarang (engkau benar), wahai Umar”.
(H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Diantara bentuk kecintaan kita kepada Rasulullah adalah dengan menghormati beliau dan tidak berbicara dengan beliau seperti berbicara dengan yang lain dan juga tidak meninggikan suara diatas suara beliau.
Allah
memperingatkan tentang hal itu dalam
firman-Nya : “Ya aiyuhal ladzina aamanuu laa tarfa’uu ashwaatakum fauqa
shautin nabiyyi, walaa tajharuu lahuu bilqauli kajahri ba’dhikum liba’din, an
tahbatha a’malukum wa antum laa tasy’uruun”. Wahai orang orang yang
beriman. Janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi. Dan janganlah
kamu berkata kepadanya dengan suara
keras sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap yang lain, nanti
(pahala) segala amalmu bisa terhapus sedangkan kamu tidak mengetahui. (Q.S al
Hujuurat 2)
Syaikh
as Sa’di berkata : Ini adalah adab terhadap Rasulullah ketika berbicara dengan
beliau. Artinya orang yang berbicara dengan Rasulullah tidak boleh meninggikan
suaranya melebihi suara Rasulullah. Tidak boleh mengeraskan suara dihadapan
Rasulullah. Ketika berbicara dengan beliau suara harus dilirihkan dengan sopan,
lembut seraya mengagungkan dan memuliakan beliau karena Rasulullah bukanlah
seperti salah seorang dari kalian.
Untuk
itu bedakanlah ketika berbicara dengan beliau sebagaimana kalian membedakan hak
haknya terhadap umatnya. Kalian wajib mencintainya dengan sebenar benar
kecintaan dimana keimanan tidak bisa sempurna tanpanya. Tanpa melaksanakan hal
itu dikhawatirkan akan bisa menggugurkan amalan seorang hamba sedangkan dia
tidak merasa. (Kitab Taisir Tafsir Kariimir Rahman).
Kita
yang hidup di zaman ini tentu tidaklah ada kesempatan berbicara dengan
Rasulullah secara langsung sehingga bisa terhindar dari meninggikan suara dalam berbicara dengan
beliau. Tetapi ternyata ada sebab lain
yang mungkin kita lakukan melebihi dari meninggikan suara ketika berbicara
dengan Rasulullah.
Imam
Ibnul Qayyim mengingatkan : Apabila
mengangkat suara lebih tinggi daripada
suara beliau itu menjadi sebab terhapusnya amalan, lantas bagaimana dengan
orang orang yang mendahulukan akal mereka, perasaan mereka, politik mereka atau
pengetahuan mereka daripada ajaran yang beliau
bawa dan mengangkat itu semua
diatas sabda sabda beliau. Bukankah itu semua lebih pantas lagi untuk
menjadi sebab terhapusnya amal mereka. (Adh Dhau’ al Munir ‘ala Tafsir).
Oleh
sebab itu mari kita jaga kecintaan kita kepada beliau semoga dengan izin Allah
kita mendapat syafaat beliau di yaumil akhir nanti.
Insya
Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.061)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar