MINTA DITUNDA KEMATIAN UNTUK BISA BERSEDEKAH
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Allah Ta’ala berfirman :“Fa yaquula rabbii lau laa akhkhartanii
ilaa ajalin qariib, fa ashaddaka wa akun minash shalihiin”. Lalu dia
berkata (dengan menyesal) Wahai Rabb-ku, sekiranya Engkau berkenan menunda
(kematian) ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan
termasuk orang orang yang shalih. (Q.S al Munafiqun
10).
Sungguh, ketika kematian (telah) datang manusia tidak mungkin sedikitpun melakukan
kebaikan. Oleh karena itu Allah Ta’ala berfirman : “Sebelum datang kematian kepada salah seorang diantara kamu, lalu ia
berkata”, seraya menyesali perbuatan yang seharusnya dia lakukan di saat
masih bisa dilakukan. “Yang menyebabkan
aku dapat bersedekah”. Dari hartaku yang bisa menyelamatkan aku dari adzab
dan dan menyebabkan aku memdapatkan pahala yang besar. (Tafsir Taisir Karimir
Rahman).
Berkata para ulama : Tidaklah
seorang mayit menyebutkan sedekah kecuali karena dia melihat besarnya pahala
dan imbas baiknya bagi seseorang setelah
dia meninggal.
Itulah sebabnya yang menjadi salah
satu keinginan dan permohonan seseorang ketika telah datang kematian kepadanya
adalah agar bisa bersedekah. Dan itu
sangatlah mustahil. Jadi perbanyaklah bersedekah ketika masih ada kesempatan
agar tidak menyesal kelak.
Ketahuilah bahwa sangatlah banyak
keutamaan bersedekah. Diantaranya adalah
bahwa di akhirat kelak seorang mukmin akan berada dibawah naungan sedekahnnya. Rasulullah Shallallahu
alaihi wa Sallam bersabda : “Setiap
orang akan berada di bawah naungan sedekahnya, hingga diputuskan
perkara-perkara di antara manusia.” (H.R. Imam Ahmad).
Diantara keutamaan sedekah adalah juga akan menghapus dosa seorang hamba
sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah dalam sabda beliau : “Wash shadaqatu tuthfi-ul khathii-ata kama
yuthfi-ul maa-un naar”. Dan sedekah menghapus kesalahan sebagaimana air
memadamkan api. (H.R at Tirmidzi, Imam Ahmad dan selainnya).
Selain itu ketahuilah bahwa
hakikatnya seorang yang telah wafat masih ada kesempatan menikmati hasil atau
pahala sedekah yaitu melalui sedekah anaknya yang masih hidup dan diperuntukkan
bagi orang tuanya yang sudah wafat. Ini tentu akan sangat membahagiakan orang
tua.
Diantara dalil yang menunjukkan
demikian adalah :
Pertama : Aisyah berkata, ada seseorang yang bertanya
: “Wahai Rasulullah ibuku meninggal tiba
tiba dan dia belum sempat berwasiat. Aku menduga apabila dia sempat berwasiat
niscaya akan bersedekah. Apakah dia mendapat pahala apabila aku bersedekah
untuknya ?. Rasulullah menjawab : Ya. Maka diapun bersedekah untuk ibunya. (H.R
Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Kedua : Dari Abu Hurairah bahwasanya ada seseorang
bertanya kepada Rasulullah. Yaa
Rasulullah : Sesungguhnya bapakku telah meninggal. Dia meninggalkan harta dan
belum sempat berwasiat. Apakah bisa menghapus dosanya apabila aku bersedekah
untuknya ?. Rasulullah menjawab : Ya. (H.R Imam Muslim).
Imam
asy Syaukani, dalam Nailul Authar, mengatakan : Hadits hadits dalam bab ini
menunjukkan bahwa sedekah dari seorang anak bisa sampai kepada kedua orang
tuanya yang telah meninggal. Walaupun mereka tidak berwasiat, pahalanya bisa
sampai kepada mereka. Hadits hadits ini mengkhususkan keumuman ayat : “dan bahwasanya seorang manusia tiada
memperoleh selain apa yang diusahakannya. (Q.S an Najm 39).
Imam
asy Syaukani menambahkan : Akan tetapi ini hanya sedekahnya seorang anak,
karena anak adalah hasil usaha kedua orang tua. Adapun selain anak maka yang
zhahir dari keumuman ayat (an Najm 39) pahalanya tidak akan sampai kepada si mayyit.
Syaikh al Albani berkata : Ini adalah
yang benar dan sesuai dengan kaidah kaidah ilmiah bahwa ayat (an Najm 39) tetap pada keumumannya. Pahala
sedekah dan selainnya akan sampai bila (sedekah itu) dari seorang anak kepada orang tuanya, karena
anak adalah hasil usaha orang tua. Berbeda apabila dari selain anak. (Kitab
Ahkam Janaiz).
Oleh
karena itu seorang anak sangatlah dianjurkan untuk bersedekah atas nama orang
tuanya jika dia mampu. Insya Allah sedekahnya bermanfaat bagi orang tuanya yang
sudah wafat.
Insya Allah ada manfaatnya bagi
kita semua. Wallahu A’lam. (1.068).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar