JANGAN LUPA BEKAL MENGHADAPI HARI AKHIR
Oleh : Azwir B. Chaniago
Kebanyakan manusia berusaha bahkan berlomba mempersiapkan
bekal untuk dunia yaitu masa datang seperti hari tua, masa pensiun dan yang
lainnya. Ini tentu baik. Namun demikian
yang paling penting adalah mempersiapkan bekal untuk hidup setelah mati yaitu
hari akhirat.
Sungguh kematian sudah pasti datang. Imam al Gazali berkata
bahwa saat kematian itu adalah waktu
yang paling dekat dengan kita.
Sungguh tak seorang pun kapan
datangnya. Bisa jadi datang dengan tiba tiba. Orang bijak berkata bahwa masalah
sebenarnya bukanlah mati itu tapi bagaimana hidup setelah mati.
Jadi inti masalah adalah bahwa seorang hamba harus mempersiapkan bekal sebelum datang kematian
itu. Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan tentang kewajiban berbekal. Allah
berfirman : “Wahai orang orang yang
beriman. Bertakwalah kepada Allah dan hendaknya setiap orang memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan”. (Q.S al Hasyr 18)
Sungguh kita memerlukan
bekal untuk menghadapi hari kematian. Kalau kita mau, sebenarnya sangatlah
banyak yang bisa disiapkan sehingga bisa selamat ketika menjalani kematian
dengan husnul khatimah dan mendapat keselamatan hidup setelah kematian itu,
diantaranya adalah :
Pertama
: Melaksanakan perintah yang wajib dan
giat melakukan amalan sunnah.
Allah
berfirman : “Dan barangsiapa mentaati
Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah akan memasukkannya kedalam surga yang mengalir
didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal didalamnya dan itulah kemenangan
yang besar”. (Q.S an Nisaa’13)
Salah
satu bekal hari esok adalah kewajiban seorang hamba melaksanakan ibadah yang
fardhu baginya. Sementara itu dia akan memperoleh tambahan kebaikan yang sangat
agung yaitu berupa kecintaan Allah kepadanya jika melakukan amal atau ibadah
ibadah sunnah. Diantaranya adalah shalat sunnah, puasa sunnah dan yang lainnya.
Dalam
sebuah hadits qudsi disebut bahwa :“Tidaklah seorang hamba-Ku mendekatkan
diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada melaksanakan apa
yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan hamba-Ku masih saja mendekatkan diri
kepada-Ku dengan amalan-amalan sunat sehingga Aku mencintainya.” (H.R. Imam
Bukhari).
Kedua
: Menjauhi dosa-dosa besar
Dosa-dosa
besar yang dibawa mati oleh seorang hamba tanpa sempat bertaubat bisa
menyebabkan kerugian yang amat besar baginya di akhirat kelak. Rasulullah telah
mengingatkan bahwa dosa dosa besar adalah akan membinasakan. Beliau bersabda :“Jauhilah
oleh kalian tujuh dosa besar yang membinasakan”. (H.R. Imam Bukhari dan
Imam Muslim).
Rasulullah
juga bersabda : “Tidaklah seorang hamba membaca kalimat La ilaaha
illallah dengan ikhlas, kecuali akan dibukakan untuknya pintu-pintu langit sampai
menembus ke ‘Arsy, selama dosa-dosa besar dijauhinya.” (H.R. at Tirmidzi).
Sungguh
Allah akan menghapus kesalahan kesalahan berupa dosa dosa kecil jika dosa besar
dijauhi. Allah berfirman :
Jika kamu menjauhi dosa dosa besar diantara
dosa dosa yang dilarang mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan
kesalahanmu dan akan Kami masukkan kamu ketempat yang mulia (surga) Q.S an
Nisaa’ 31).
Imam
adz Dzahabi berkata : Dengan ayat ini Allah menjamin surga kepada siapa saja
yang menjauhi dosa dosa besar. (Lihat Muqaddimah Kitab al Kaba-ir)
Namun
demikian seorang hamba seharusnya juga berhati hati dan terus berusaha untuk
tidak melakukan dosa sekecil apapun. Dosa dosa kecil kalau diremehkan atau
ditumpuk juga akan menjadi dosa besar.
Apalagi jika dilakukan terus menerus. Bukankah gunung yang besar terdiri dari
butiran butiran pasir dan tanah.
Ketiga : Tidak menunda-nunda pelaksanaan suatu
amalan
Umur
manusia sangat terbatas dan merupakan sesuatu yang ghaib. Oleh karenanya jangan
menunda-nunda suatu amalan. Segera beramal selama mampu dikerjakan saat itu
juga.
Ibnu Umar berkata : Jika kamu
sedang berada di pagi hari maka janganlah kamu bicarakan tentang dirimu disore
hari (nanti). Jika dirimu sedang berada di sore hari jangan membicarakan dirimu
di pagi hari (kelak).
Rasulullah bersabda :“Gunakanlah
waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu dan hidupmu sebelum matimu.
Sesungguhnya engkau tidak akan mengetahui namamu untuk esok, wahai Abdullah” (H.R. at Tirmidzi.)
Imam Hasan al Bashri mengingatkan
agar kita tidak menyia
nyiakan dan melalaikan waktu untuk beramal. Beliau berkata :
Jauhkan dirimu dari “taswif” yaitu berkata “nanti sajalah”.
Keempat
: Menjaga semangat dan istiqamah dalam
beribadah.
Dalam
beramal, seorang hamba haruslah menjaga semangat agar tidak terganggu oleh
kemalasan, kemauan hawa nafsu dan gangguan syaithan. Pelihara kesabaran dalam melakukan ketaatan. Selanjutnya istiqamah dalam beramal. Meskipun sedikit
tetapi tetap dipelihara dan dijaga sehingga tidak jatuh kepada kelalaian.
Sebuah hadits dari A’isyah radhiallahu ‘anha, bahwa
Rasulullah bersabda : “Ahabbu a’mali ilallahi adwaamuhaa wa inqalla.” Amalan
yang paling dicintai Allah adalah yang kontinyu (terus menerus) dikerjakan
walaupun sedikit. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Ketahuilah
bahwa Rasulullah memuji orang yang selalu mengingat mati itu sebagai orang
mukmin yang cerdas. Dari Ibnu Umar, diriwayatkan bahwa Rasulullah Salallahu
‘alaihi wasallam ditanya : Siapakah dari orang orang mukmin yang cerdas ?
Rasulullah bersabda : “Yang paling banyak mengingat mati dan paling
tekun membuat persiapan untuknya, mereka itulah orang yang cerdas” (H.R
Ibnu Majah dan al Hakim, dihasankan oleh Syaikh al Albani).
Kelima : Meminta ampun dan bertaubat
setiap saat.
Manusia tidak luput dari dosa dan kesalahan. Dalam sebuah
hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim disebutkan bahwa manusia
berbuat dosa siang dan malam artinya terus dan sering berbuat dosa. Allah
berfirman : “Ya ‘ibaadi, innakum
tukhti-una bil laili wan nahar” Wa ana aghfiru dzunuba jamii’a. Fastaghfiruni,
aghfirlakum”. Wahai hamba hambaku, sesungguhnya kalian berbuat dosa
(kesalahan) siang dan malam. Dan Aku Mahapengampun, semua dosa. Minta ampunlah
kepadaKu, Aku akan ampuni kalian.
Memohon ampun dan bertaubat adalah salah satu bekal menuju
negeri akhirat. Sungguh bertaubat adalah untuk menghapus dosa dan akan
mengantarkan seorang hamba kepada keberuntungan di dunia dan di akhirat. Allah
berfirman : “Wa tuubuu ilallahi jamiian aiyuhal mu’minuuna, la’allakum
tuflihuun”. Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang orang
yang beriman, agar kamu beruntung. (Q.S
an Nuur 31).
Syaikh as Sa’di berkata : Allah mengaitkan kebahagiaan dengan
bertaubat. Allah berfirman : “supaya kamu
beruntung”. Sehingga tidak ada jalan menuju keberuntungan kecuali dengan
taubat. (Bertaubat) yaitu kembali dari hal hal hal yang dibenci oleh Allah
menuju perkara perkara yang Dia cintai baik secara zhahir maupun bathin. Keterangan ini
menandakan bahwa setiap orang beriman membutuhkan taubat karena Allah telah
mengarahkan pembicaraan kepada seluruh orang beriman. (Kitab Tafsir Karimir
Rahman).
Dan ketahuilah bahwa seseorang yang tidak mau bertaubat dicap sebagai orang yang
zhalim Allah berfirman : Waman lamyatub, faulaaika humuzh zhaalimuum”. Barangsiapa
yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang orang yang zhalim (Q.S al Hujurat 11)
Lalu kapan sebaiknya bertaubat.
Bolehkah ditunda tunda. Bolehkah bertaubat menunggu sampai telah berumur
lanjut. ?. Bertaubat tidak boleh ditunda, bertaubat harus segera. Adakah yang
bisa menjamin bahwa : (1) Kita akan bisa dapat berumur sampai tua. (2) Kita
belum tentu ada kemauan untuk bertaubat meskipun sudah tua. Oleh karena itu
bertaubatlah sekarang. Sungguh bersegera untuk bertaubat hukumnya wajib bagi setiap hamba.
Imam Ibnul Qayyim berkata : Menyegerakan taubat dari dosa merupakan kewajiban dan tidak boleh
ditunda tunda. Jika menunda taubat maka berarti telah bermaksiat dengan
penundaan itu
Kesimpulannya adalah seorang hamba harus mempersiapkan bekal
dan bekal terbaik adalah takwa. Allah berfirman :“Dan bawalah bekal,
sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepadaKu wahai
orang orang yang berakal sehat. (Q.S al Baqarah 197).
Sungguh kematian itu sudah dekat. Mari bersegera
mempersiapkan bekal untuk menghadapinya. Insya Allah ada manfaatnya bai gita
semua. Wallahu A’lam. (1.085)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar