MEMOHON PERTOLONGAN HANYA KEPADA ALLAH TA’ALA
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Pada waktunya, jika Allah
berkehendak, maka setiap orang pasti akan mengalami ujian berupa
kesulitan, kesusahan ataupun musibah
terhadap dirinya, keluarganya ataupun yang lainnya.
Allah Ta’ala berfirman
: “Wa la nabluannakum bisyai-in minal khaufi wal juu’i wa naqshin minal
amwaali wal anfuusi wats tsamarat, wa basysyiril shaabiriin” Dan kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah buahan. Dan sampaikanlah berita
gembira kepada orang orang yang sabar. (Q.S al Baqarah 155).
Jika ujian atau musibah menimpa seseorang maka berbagai cara
dan upaya dilakukan. Diantaranya ADA
YANG KELIRU BERAT yaitu mencari solusi dengan mendatangi tempat yang
dianggapnya keramat, seperti kuburan dan yang lainnya. Adapula yang mendatangi
dukun atau yang semacamnya. Bahkan adapula yang lari kepada obat obat terlarang
yang membahayakan dirinya.
Padahal sungguh kita memiliki Allah Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang yang akan menolong untuk meringankan bahkan menghilangkan semua
masalah yang kita hadapi. Oleh karena itu mohonlah kebaikan kepada Allah
Ta’ala.
Allah berfirman : “Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu
(Muhammad) tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu, maka
hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku, dan hendaklah mereka beriman
kepadaKu, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. (Q.S al Baqarah 186).
Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam bersabda : “…Idza sa-alta
fas-alillaha, wa idzas ta’anta fas ta’in billahi …” Jika engkau meminta maka mintalah kepada Allah
dan jika engkau memohon pertolongan maka mohonlah pertolongan kepada Allah. (H.R
Imam Ahmad dan at Tirmidzi).
Bahkan setiap hari paling kurang 17
kali kita diwajibkan memohon pertolongan kepada Allah Ta’ala yaitu ketika
membaca surat al Faatihah dalam shalat.
Ingatlah perkataan Nabi Ya'qub
alaihissalam ketika mendapat musibah dengan kehilangan anak beliau yaitu Yusuf, beliau mengadu hanya
kepada Allah : “Qaala innamaa asykuu
batstsii wa huznii ilallahi”. Dia
(Ya’qub) menjawab : Hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan
kesedihanku. (Q.S Yusuf 86)
Imam Ibnul Qayyim menceritakan tentang seorang salaf pernah
melihat seorang laki laki mengeluhkan kemiskinan dan kekurangan kebutuhan
hidupnya kepada banyak orang. Maka yang mengeluh ini diberi nasehat : Wahai
Fulan, demi Allah tidak ada gunanya kamu mengeluhkan Dzat yang menyayangimu
(yaitu Allah Subahanahu wa Ta’ala) kepada manusia yang tidak menyayangimu.
Selanjutnya beliau menjelaskan bahwa memang orang bodoh akan
mengeluhkan Allah kepada manusia karena dia tidak mengerti siapa yang
dikeluhkannya itu (yaitu Allah, Dzat yang Maha Penyayang). Dan dia tidak
mengerti pula tempat dia menyampaikan keluhannya (yaitu kepada manusia yang
tidak memiliki apa apa)
Orang arif hanya akan mengeluh (mengadu, menyampaikan keadaan
dirinya) kepada Allah. Sedangkan orang
yang paling arif adalah orang yang mengeluhkan kepada Allah tentang
kelalaiannya, bukan mengeluhkan tentang keburukan yang dilakukan orang lain terhadap dirinya. (al Fawaid).
Thawus bin Kaisan rahimahullah
(seorang ulama tabi’in) pernah berkata : Hendaklah engkau meminta segala
keperluanmu hanya kepada Allah, yang mana pintu (pengabulan permohonan) Nya
senantiasa terbuka untukmu sampai hari Kiamat. Dia memintamu agar selalu berdoa
(meminta) kepadaNya, dan Dia juga berjanji akan selalu mengabulkan permintaanmu.”
(Hilyatul Auliya’ Abu Nu’aim Al-Ashbahani)
Oleh karena itu hamba hamba Allah hanya meminta kepada-Nya dan
hanya kepada-Nya menyampaikan segala keluh kesah. Bukan kepada yang selain-Nya.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.072).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar