INILAH
KENYATAAN SETELAH RAMADHAN BERAKHIR
Oleh : Azwir B. Chaniago
Ramadhan
bulan yang penuh berkah dan banyak kebaikan di dalamnya, mendatangi kita setiap
tahun. Ada diantara kita telah bertemu dengan Ramadhan 10 kali, 20 kali bahkan
ada yang 50 kali atau lebih.
Sungguh
Allah Ta’ala telah memberikan pertolongan-Nya, sehingga kaum muslimin
bersemangat mengisi Ramadhan dengan berbagai amal shalih yang diajarkan dalam
syariat Islam. Berpuasa sebulan penuh, shalat malam yaitu taraweh bahkan ada yang menambah dengan shalat lail dan
shalat shalat sunnah yang lainnya. Mengkhatamkan al Qur an bahkan ada yang
lebih dari sekali.
Juga
banyak yang bersedekah dan melakukan i’tikaf terutama untuk bersungguh sungguh mencari
lailatul qadr. Yang lebih hebat lagi dan kita saksikan bahwa masjid masjid
dipenuhi kaum muslimin untuk
melaksanakan shalat wajib berjamaah di bulan
Ramadhan terutama shubuh, maghrib dan isya.
Semua
ini tentu mendatangkan kebanggaan dan kegembiraan
bagi kita sebagai orang orang yang beriman. Cuma sayang kebanggaan dan
kegembiraan ini ternyata tidak berlanjut setelah Ramadhan. Banyak beribadah di
bulan Ramadhan tapi tak berkelanjutan selepas Ramadhan.
Mungkin
sebagian orang beranggapan bahwa beribadah itu hanya di bulan Ramadhan pada hal nikmat Allah tidak pernah berhenti apakah pada bulan Ramadhan atau
di sebelas bulan yang lain. Sebagian lagi mengira bahwa ada jaminan untuk bertemu lagi dengan Ramadhan yang akan datang baru beribadah lagi yang banyak. Sungguh tak ada yang bisa menjamin untuk bertemu lagi Ramadhan yang akan datang.
Sungguh kewajiban beribadah kewajiban beribadah tidaklah pernah gugur
terhadap seorang mukallaf yakni semenjak dia baligh sampai ajal menjemputnya.
Allah berfirman : Wa’bud rabbaka hattaa
ya’tiyakal yaqiin”. Dan beribadahlah kepada Allah sampai datang kepadamu
yang diyakini, yaitu ajal. (Q.S al Hijr 99).
Mengenai kalimat yaqiin dalam ayat ini
adalah sebagaimana disebutkan oleh Imam Bukhari bahwa Salim bin Abdillah,
Mujahid, Qatadah dan ulama ulama tafsir yang lainnya mengatakan bahwa makna al
yaqiin dalam ayat ini adalah kematian.
Syaikh
as Sa’di berkata : “Dan sembahlah Rabbmu
sampai datang kepadamu al Yaqiin, yaitu sampai ajal tiba. Maksudnya ISTIQAMAHLAH engkau mendekatkan
diri kepada Allah dengan segala macam amal ibadah di setiap waktu. Maka
beliau (Rasulullah) mentaati perintah Rabb-nya dan senantiasa membiasakan
beribadah sampai datang yaqiin (ajal) dari Rabb-nya. (Tafsir Karimir Rahman).
Perhatikanlah
beberapa kenyataan yang kita saksikan setelah Ramadhan berlalu, diantaranya :
Kenyataan Pertama : Setelah Ramadhan ternyata semangat mengerjakan shalat lima waktu menurun apalagi dengan berjamaah di masjid. Padahal
shalat adalah suatu kewajiban yang mesti diperhatikan dan merupakan rukun Islam
kedua setelah syahadat. Sungguh, tegaknya bangunan Islam dilihat dari apakah
shalat lima waktu didirikan ataukah tidak. Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu
‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
بُنِىَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ
Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa
tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah dan bersaksi bahwa Muhammad
adalah hamba dan utusan Allah; menunaikan shalat; menunaikan zakat; menunaikan
haji ke Baitullah; dan berpuasa Ramadhan. (H.R Imam Bukhari no. 8 dan Imam
Muslim no. 16)
Kenyataan Kedua : Selepas Ramadhan ternyata
shalat malam sudah mulai ditinggalkan oleh banyak kaum muslimin. Padahal di
bulan Ramadhan kita menjadi orang yang gemar shalat tarawih.
Sungguh
Rasulullah telah mengingatkan dalam sabda beliau bahwa shalat tahajud adalah
seutama utama shalat setelah shalat
fardhu. Beliau bersabda : “Afdhalush shalaati ba’da shalaatil
maktuubati ash shalatu fii jaufil laili”. Shalat
yang paling utama setelah shalat yang fardhu adalah shalat ditengah malam. (H.R
Imam Muslim dari Abu Hurairah).
Shalat
tahajud memiliki keutamaan yang sangat banyak. Diantaranya adalah bahwa Allah Ta’ala memuji orang orang yang senantiasa
melakukan shalat malam yaitu sebagaimana yang dijelaskan dalam firman-Nya : “Kaanuu qaliilan minal laili maa yahja’uun.
Wa bil ashaari hum yastaghfiruun”. Mereka sedikit sekali tidur di waktu
malam. Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun kepada Allah." (Q.S
adz-Dzaariyaat 17-18).
Ketahuilah bahwa shalat malam adalah
kebiasaan orang orang shalih dari dahulu sampai sekarang. Oleh karena itu
sangatlah baik kalau kita mengikuti mereka dalam perkara ini.
Rasulullah
bersabda : ‘Alaikum biqiyamil laili fainnahu dakbush
shalihiina qablakum, wahuwa qurbatun lakum ilaa
rabbikum, wa maghfaratun lissaiyati wa manhaatun
‘anil itsmi. Hendaklah kalian melakukan shalat malam karena ia
adalah kebiasaan orang orang shaleh sebelum kalian, ia sebagai amal taqarrub bagi kalian kepada Allah, penghapus kesalahan
kesalahan dan menjauhkan dosa. (H.R Imam at Tirmidzi, Imam al Baihaqi dan
al Hakim).
Kenyataan Ketiga : Ternyata puasa Ramadhan sebulan penuh nyaris
tak berbekas. Lihatlah bahwa selepas Ramadhan sedikit sekali orang orang
melakukan puasa sunnah. Bahkan puasa 6 hari di bulan Syawal juga berat untuk
dikerjakan. Bisa jadi mereka telah
mencukupkan diri dengan berpuasa Ramadhan saja.
Ketahuilah bahwa puasa sunnah sangatlah
bermanfaat dan memiliki banyak keutamaan. Diantaranya adalah mendapat perisai sebagai benteng terhadap api
neraka. Rasulullah bersabda : Ash shiyamu junnatun yastahjinnu bihal ‘abdu
minnaar. Puasa merupakan perisai yang digunakan seorang hamba untuk
membentengi diri dari neraka (H.R Imam Ahmad).
Ketahuilah
bahwa ternyata melakukan ibadah puasa adalah salah satu cara untuk terhindar
dari api neraka bahkan bisa dijauhkan sejauh jauhnya dari api neraka yang
dahsyat itu. Rasulullah bersabda : “Tidaklah seorang hamba berpuasa satu hari
di jalan Allah melainkan Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka sejauh
tujuh puluh musim karena puasanya itu. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim,
dari Abu Sa’id al Khudri)
Maksud
sabda Nabi tentang 70 musim adalah perjalan 70 tahun, sebagaimana disebutkan
Ibnu Hajr Ashqalani dalam Fathul Bari.
Kenyataan keempat : Ternyata
setelah Ramadhan sebagian besar umat Islam telah lalai dalam membaca,
mentadaburi dan mempelajari makna ayat ayat al Qur-an.
Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam
pernah mengadu kepada Allah tentang kaumnya yang lalai terhadap al Qur an yaitu
sebagaimana disebut dalam surat al Furqan 30 : Wa qaalar rasuulu yaa rabbi inna qaumiit takhadzuu haadzal qur-aana
mahjuuraa”. Wahai Rabbku, sesungguhnya kaumku
menjadikan al Qur-an ini sesuatu yang tidak diacuhkan.
Memang Ramadhan disebut juga sebagai
bulan al Qur-an. Sehingga selama ramadhan umat Islam sepertinya
berlomba membaca dan mempelajari al Qur an. Bahkan ada yang sempat mengkhatamkan
beberapa kali. Ketahuilah bahwa al Qur-an
diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia tidaklah untuk dibaca dan dipelajari
pada bulan Ramadhan saja tapi pada setiap waktu dan keadaan.
Sungguh membaca al Qur an mendatangkan
manfaat yang sangat banyak bagi pembacanya, diantaranya :
(1) Mendapat syafaat di akhirat kelak.
Rasulullah bersabda : Rasulullah bersabda
: “Aqraul qur’ana
fainnahu yakti yaumal qiyamati syafi’an li ashhabih.” Bacalah Al-Qur’an karena
sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat untuk memberi syafa’at kepada
sahabatnya. (H.R. Muslim, dari Abu Umamah).
Para
ulama menjelaskan bahwa makna sahabatnya dalam hadits ini adalah orang
membacanya, mentadaburi dan mengamalkannya.
(2)
Mendapat sepuluh pahala dari setiap huruf yang dibaca. Rasulullah bersabda
: Rasulullah bersabda : “Man qara-a harfan min kitaabillah falahu
bihi hasanatun. Wal hasanatun bi’asyri amtsalihaa. Laa aquulu “aliflammim”
harfun. Walakin alifun harfun, wa laamun harfun wa miimmun harfun” .Barang
siapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka baginya satu kebaikan, dan
setiap kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan Alif Lam
Mim satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.
(H.R Imam at Tirmidzi).
Kita
memohon kepada Allah Ta’ala
agar senantiasa memberi kita petunjuk dan taufik agar tetap istiqamah beramal
shalih selepas Ramadhan ini. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (1.086).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar