TAK KENAL MAKA TAK BENCI KEPADA MUNAFIK
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Siapa itu munafik ?. Munafik adalah orang yang
memiliki sifat nifak. Nifak artinya menampakkan yang baik dan menyembunyikan
yang buruk. Mereka menampakkan ke-islaman tetapi menyembunyikan kekufuran.
Sebagaimana
yang dikatakan Imam Ibnu Katsir, nifak adalah menampakkan kebaikan dan
menyembunyikan keburukan. Sementara itu, Ibnu Juraij mengatakan : Orang munafik
ialah orang yang omongannya menyelisihi tindak-tanduknya, batinnya menyelisihi
lahiriahnya, tempat masuknya menyelisihi tempat keluarnya, dan kehadirannya
menyelisihi ketidak-adaannya. (‘Umdah
at-Tafsir I/78).
Ternyata di zaman kita ini semakin
banyak orang orang menjadi munafik karena berbagai kepentingan dunia.
Kemunafikan mereka sering mudah diketahui. Mereka menggandeng orang kafir
menjadi teman yang akan dibelanya. Dan sebaliknya mereka berusaha melemahkan
perjuangan orang orang beriman untuk menegakkan agamanya. Mereka melakukan
berbagai usaha tercela tanpa peduli Allah Ta’ala akan murka kepadanya.
Oleh karena itu orang orang beriman
harus semakin waspada dan berusaha keras menghambat kelakukan buruk mereka
terhadap Islam. Untuk itu, adalah sangat baik kalau kita berusaha mengenal
lebih jauh tentang tanda dan sifat sifat munafik ini. Orang bijak berkata : TAK KENAL MAKA TAK BENCI.
Diantara tanda tanda munafik berdasarkan penjelasan Rasulullah adalah
sebagaimana disebutkan dalam sabda beliau : “Ayatul munafiqi tsalats, Idzaa
haddatsa kadzaba, wa idzaa wa’ada akhlafa wa idzaa tumina khaana”. Tanda
tanda orang munafik ada tiga (1) Apabila
berkata dia bohong (2) Apabila berjanji ia mengingkari (3) Apabila diberi
amanat ia berkhianat (H.R Imam Muslim).
Sungguh
orang orang munafik adalah manusia yang bernilai sangat buruk dimata Allah dan
akan ditempatkan di neraka yang paling bawah. Allah berfirman : “Innal
munaafiqiina fiddarkil asfali minannaar. Walan tajida lahum nashiiraa”. Sungguh orang munafik itu (ditempatkan) pada
tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang
penolongpun bagi mereka. (Q.S an Nisa’ 145).
Allah
Ta’ala telah membuat permisalan yang buruk terhadap orang orang munafik yakni
mereka akan berada dalam kegelapan.
Allah berfirman : “Matsaluhum kamatsalil ladziis tauqada naaraa, falammaa
adhaa-atmaa haulahuu dzahaballahu binuurihim wa tarakahum fii zhulumaatin laa
yubshirun” Perumpamaan mereka (orang munafik) seperti
orang orang yang menyalakan api. Setelah menerangi sekelilingnya, Allah
melenyapkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam
kegelapan dan tidak dapat melihat. (Q.S al Baqarah 17). Na’udzubillahi min
dzaalik.
Sungguh dalam banyak ayat al Qur
an, Allah Ta’ala telah menjelaskan pula tentang sifat dan kelakuan buruk orang
orang munafik. Diantaranya sebagaimana disebutkan dalam surat an Nisa’ 142-143.
“Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, dan Allah akan
membalas tipuan mereka. Apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri
dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) dihadapan manusia. Dan
tidaklah mereka menyebut nama Allah kecuali sedikit sekali. Mereka dalam
keadaan ragu ragu antara yang demikian (iman atau kafir), tidak masuk kepada
golongan ini (orang orang beirman) dan
tidak (pula) kepada golongan itu (orang orang kafir), maka kamu sekali kali
tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.”
Tentang surat an Nisa’ 142-143 ini,
Syaikh as Sa’di berkata : Allah Ta’ala memberitakan (penjelasan) tentang orang orang munafik dan sifak buruk
mereka serta tanda tanda keburukan mereka :
(1) Bahwa jalan mereka adalah
menipu Allah Ta’ala yaitu mereka menampakkan
keimanan dan menyembunyikan kekufuran dengan tindakan. Mereka mengira bahwa
hal itu tidak dilihat oleh Allah Ta’ala dan tidak diketahui oleh-Nya dan tidak
menampakkannya kepada hamba hamba-Nya yang lain. Pada hal sebenarnya Allah-lah
yang membalas tipuan mereka.
(2) Dan diantara sifat mereka
adalah bahwa “apabila mereka berdiri
untuk shalat” bila mereka melakukan
shalat, yang merupakan ketaatan yang paling agung, “mereka berdiri dengan malas”. Mereka merasa berat dan menggerutu
dalam melakukannya. Rasa mala situ tidaklah ada kecuali karena tidak adanya
kehendak dari hati mereka untuk melakukannya. Dan sekiranya bukan karena hati
mereka yang kosong dari keinginan kepada
Allah dan kepada apa yang ada di sisi-Nya serta tidak ada keimanan, pastilah
tidak aka nada rasa malas dari mereka.
(3) “Mereka bermaksud riya (dengan shalat) dihadapan manusia” yaitu
inilah yang
menjadi harapan dalam hati kecil mereka yaitu agar manusia melihat
mereka. Mereka bermaksud agar manusia memandang mereka hingga manusia
menghormati dan membesarkan mereka namun mereka tidak ikhlas karena Allah
Ta’ala.
(4) Karena itulah “tidaklah mereka menyebut Allah kecuali
sedikit sekali” tersebab hati mereka yang telah dipenuhi oleh sifat riya’.
Sesunguhnya dzikir kepada kepada Allah Ta’ala itu dan konsisten terhadapnya
tidaklah akan terjadi kecuali dari seorang hamba yang hatinya penuh dengan
kecintaan kepada Allah Ta’ala serta ke agungan-Nya.
(5) “Mereka dalam keadaan ragu ragu antara yang demikian (iman atau kafir)
dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang orang kafir)” Maksudnya
merekabimbang antara golongan orang
beriman dan kelompok orang kafir. Mereka tidak bersama kelompok orang beriman,
lahir maupun bathin. Dan tidak juga bersama kelompok orang kafir lahir maupun
bathin. Mereka, orang munafik,
memberikan bathin kepada kelompok orang orang kafir dan memberikan lahir kepada
kelompok orang orang beriman. (Sungguh) inilah kesesatan yang harus
diperhitungkan. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Itulah sebagian penjelasan dari al
Qur an tentang sifat sifat buruk orang munafik dan mereka senantiasa berkongsi
dengan orang oran kafir untuk melemahkan Islam.
Wallahu A’lam. (981).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar