BANYAK KESEMPATAN DAN JALAN UNTUK BERDAKWAH
Oleh Azwir B. Chaniago
Sungguh
Allah Ta’ala memuji hamba hamba-Nya yang berdakwah fii sabiilillah. Allah berfirman : “Waman
ahsanu qaulan mimman da’aa ilallahi wa
‘amila shalihan wa qaala innanii minal muslimiin” Dan siapakah yang yang
lebih baik perkataannya daripada orang orang yang menyeru kepada Allah dan
mengerjakan amal shalih dan berkata, sungguh aku termasuk orang orang muslim. (Q.S Fussilat 33).
Lalu apa makna dakwah. Syaikh Fawwas as Suhaimi berkata : Dakwah
adalah mengajak orang lain agar melakukan segala perintah Allah baik berupa
ucapan atau amalan dan meninggalkan segala larangan
Allah baik berupa ucapan atau perbuatan (Usus Manhaj as Salaf fii ad Da’wah).
Memiliki ilmu yang banyak sebelum berdakwah tentulah sangat
baik. Bagaimana mungkin seorang berdakwah tanpa ilmu yang cukup. Bisa jadi
dakwahnya menyesatkan manusia dari jalan Allah.
Namun demikian sungguh sangatlah banyak kesempatan dan jalan
untuk berdakwah, diantaranya :
(1) Bisa dengan lisan memberi tausiyah atau nasehat kepada
perorangan atau kelompok.
(2) Bisa dengan tulisan sendiri dan bisa juga dengan tulisan
orang lain yang di reshare melalui medsos atau diperbanyak dengan photo copy.
(3) Bisa juga dengan membeli mushaf al Qur an plus
terjemahannya, Kitab Tafsir, Kitab
hadits dan syarahnya, Kitab tentang akidah dan fikih serta buku buku yang
bermanfaat bagi kaum muslimin lalu dibagi bagikan.
Ketahuilah bahwa sekarang ini sangatlah banyak buku ukuran
saku yang diterbitkan misalnya buku kumpulan doa dan dzikir, tentang akhlak,
tentang cara beribadah dan yang lainnya. Buku buku ukuran saku ini sangat
banyak peminat untuk membacanya dan harganya saat ini dibawah masih 10 ribu
rupiah per buku. Jadi dengan uang yang tidak terlalu besar seseorang bisa juga
berdakwah melalui buku buku yang
dibagikan kepada orang orang yang membutuhkan.
Oleh karena itu janganlah seseorang
membayangkan bahwa berdakwah itu adalah mesti berdiri di mimbar di hadapan orang banyak, memegang mikrofon,
memberi nasehat dengan membawakan ayat ayat al Qur an dan hadits Nabi serta
perkataan para ulama. Bukan, bukan itu saja.
Jika mengacu kepada makna
dakwah maka berarti berdakwah itu
sangat luas dan banyak kesempatan bagi seorang hamba untuk melakukannya meskipun
secara sangat terbatas sesuai kemampuannya. Diantara contohnya adalah :
(1) Ketika seseorang mempunyai anak atau keponakan berumur empat
atau lima tahun ataupun kurang dari itu lalu diajarkan membaca basmalah
sebelum makan dan mengingatkan agar makan dengan tangan kanan itu adalah
dakwah.
(2) Ketika datang
waktu shalat lalu seseorang bersegera pergi ke masjid maka itu bisa disebut
juga berdakwah yaitu memperlihatkan (tanpa perasaan riya’) perbuatan baik kepada orang orang disekitar sehingga
tergugah pula hatinya untuk shalat berjamaah ke masjid.
(3) Dengan menunjukkan akhlak mulia. Dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad, disebutkan suatu kisah ketika Fathul Makkah.
Beberapa saat setelah Rasulullah dan para sahabat memasuki kota Makkah, Abu
Bakar ash Shiddiq memapah ayahnya yang sudah tua dan lemah, bernama Abu
Kuhafah, mendatangi Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam. Abu Kuhafah waktu
itu masih musyrik, belum masuk Islam.
Pada saat bertemu Rasulullah, maka Rasulullah berkata :
“Wahai Abu Bakar, seandainya engkau biarkan ayahmu beristirahat saja dan jika
beliau ada keperluan maka akulah yang akan
mendatangi kerumahnya untuk memenuhi keperluannya.
Subhanallah, perkataan Rasulullah tersebut ternyata membuat
Abu Kuhafah sangat kagum kepada akhlak Rasulullah yang luar biasa mulianya. Kenapa
sangat kagum, karena Abu Kuhafah tahu betul bahwa Muhammad adalah Rasulullah, Kepala Negara Islam. Muhammad adalah Panglima
perang yang hebat. Pernah menghancurkan pasukan kafir Quraisy di Perang Badar.
Hari ini Muhammad bersama sahabatnya telah menaklukkan kota
Makkah bahkan tanpa perlawanan. Pada saat penaklukan Makkah hari ini pastilah
dia memiliki urusan dan kesibukan yang banyak.
Dengan keadaan yang demikian itu, ternyata Muhammad masih
berniat datang kerumahku bila aku ada keperluan dengannya. Bukan aku yang harus
datang menemuinya. Sungguh, kata Abu
Kuhafah ia sangat menghargaiku sebagai orang tua yang sudah lemah dan disuruh
untuk beristirahat saja di rumah. Alangkah mulianya akhlak Rasulullah ini.
Seketika itu juga, dalam keadaan kagum yang luar biasa, tanpa ada yang
menyuruh, Abu Kuhafah lalu mengucapkan
dua kalimat syahadat, masuk Islam.
Dalam peristiwa ini, Rasulullah belum membacakan satu ayat pun
untuk mengajak apalagi memaksa Abu Kuhafah masuk Islam. Beliau hanya mengucapkan perkataan yang
terpuji karena menghormati orang tua
yang sudah lemah. Dan inilah akhlak mulia yang bermanfaat dalam dakwah. Dan
memang salah satu penopang keberhasilan dakwah Rasulullah adalah akhlak beliau
yang terpuji.
Jadi ternyata bahwa hakikatnya setiap orang bisa berdakwah
sesuai dengan kemampuannya meskipun memiliki ilmu yang masih sangat sedikit
tetapi kreatif dan memang ada semangat untuk berdakwah.
Sungguh Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam telah
memberikan berita gembira kepada seseorang yang menunjukkan jalan kebaikan
(berdakwah) kepada orang lain. Beliau bersabda :
“Man dalla ‘ala khairi fa lahu ajri
faa’ilih”. Barangsiapa
yang menunjukkan kepada sebuah kebaikan maka baginya seperti pahala (orang)
yang melakukannya. (H.R Imam Muslim)
Imam
an Nawawi rahimahullah berkata
(tentang seorang yang berdakwah) : Ia menunjukkan (kebaikan) dengan perkataan,
lisan, isyarat dan tulisan.
Kalau
begitu mau menunggu apalagi. Wahai hamba hamba Allah, segeralah berdakwah
sesuai kemampuan dan kesempatan. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam.
(982)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar