SYIAH MEYAKINI ADANYA SIFAT BADA’
Oleh : Azwir B. Chaniago
Diantara
keyakinan aqidah Syi’ah yang sangat bathil dan menyimpang adalah lancangnya
mereka menisbatkan kekurangan kepada Allah Ta’ala. Mereka meyakini dan
menetapkan sikap bada’. Apa itu bada’ ?.
Bada’ memiliki dua pengertian.
Pertama : Tampak setelah sebelumnya tersembunyi. Kedua : Munculnya atau
mencetuskan pendapat baru (Qamus al Muhith). Makna tersebut berkait erat dengan
didahuluinya ketidaktahuan (sebelumnya tidak tahu) dan muncul pengetahuan baru.
Sungguh kedua
sifat itu sangatlah mustahil bagi Allah.
Ternyata orang-orang Syi’ah dengan lancang dan
berani menisbatkan kekurangan dan ketidak tahuan kepada Allah. Padahal Allah
telah mengabarkan tentang pengetahuanNya kepada makhluknya. Allah berfirman :
“Qul laya’lamu man fissamawati wal ardhil ghaiba illallah” Katakanlah bahwa
tidak ada seorangpun dilangit dan dibumi yang mengetahui perkara ghaib kecuali
Allah. (Q.S. An Naml 65).
Tokoh Syi’ah yang mencetuskan
keyakinan ini adalah al Kulaini dalam Kitabnya Ushul al Kaafi bahwa Allah tidak
mengutus seorang Nabipun kecuali dengan mengharamkan khamr dan menetapkan bagiNya sifat
bada’.
Sementara itu, sungguh sangat aneh orang-orang Syi’ah yang berkeyakinan bahwa para imam mereka
mengetahui segala ilmu pengetahuan. Tak ada ada yang samar bagi mereka. Dengan kata lain imam mereka
diyakini sebagai orang orang yang mengetahui ilmu ghaib
Ja’far ash Shadiq berkata : Imam
bisa mengetahui apa saja jika memang ia menghendakinya. Mereka mengetahui kapan
mereka akan mati.
Orang-orang Syi’ah bukan sekedar
meyakini sifat bada’ ini kepada Allah tapi mereka dengan tidak malu pernah
berkelit dengannya. Dalam kitab Tafsir mereka, al ‘Iyasyi disebutkan bahwa para
Syaikh Syi’ah memberi harapan kepada pengikutnya bahwa imamah (pemerintahan)
akan kembali kepada mereka dalam waktu 70 tahun mendatang. Setelah lewat 70
tahun ternyata tidak terbukti maka pengikutnya protes. Maka pencetus pemikiran tadi berkelit
dengan berkata : (Belakangan) telah
nampak bagi Allah adanya sebab yang mengharuskan janji tersebut mesti diubah.
Demikianlah gambaran bathilnya sifat bada’ yang diyakini kaum
Syi’ah. Na’udzubillah.
Wallahu A’lam. (983)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar