ALLAH TIDAK SELALU MENYEGERAKAN
ADZAB DI DUNIA
KEPADA MANUSIA DURHAKA
Oleh : Azwir B. Chaniago
Disetiap zaman selalu ada manusia yang durhaka kepada Allah
Ta’ala. Bermaksiat kepada Rabb-nya. Menentang bahkan menghina ayat ayat Allah
dengan berbagai cara. Adapula yang mengatakan ayat ayat al Qur an sudah tidak
relevan dengan zaman sehingga perlu direvisi. Ada pula yang meminta kepada
selain Allah seperti meminta kepada orang yang mereka beri gelar wali lalu
mendatangi kuburnya dan berdoa disitu. Adapula orang Islam yang bekerjasama dengan orang orang
kafir untuk memadamkan agama Allah.
Ada pula yang durhaka kepada Allah melalui ucapan atau DALAM
MEMBERIKAN KESAKSIAN DIHADAPAN HAKIM ataupun dalam perbuatan yaitu berkongsi dengan orang orang
kafir untuk melemahkan Islam. Aneh memang, ADA SEBAGIAN MEREKA YANG DURHAKA INI
bergelar Doktor bahkan Profesor ataupun Kiyai.
Padahal mereka tidak bisa membantah bahwa mereka hidup dibumi ciptaan
Allah. Makan dan menikmati rizki dari Allah Ta’ala. Ketahuilah bahwa engkau harus mempertanggung jawabkan
perbuatanmu dihadapan Allah.
Allah Ta’ala berfirman : “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang
tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggung
jawabannya”. (Q.S al Isra’ 36).
Allah Ta’ala berfirman : “Wa latus-aluunna ‘ammaa kuntum ta’malum”.
Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S
an Nahl 93).
Melihat tingkah polah manusia durhaka yang memalukan ini maka banyak orang orang yang imannya benar merasa geram, gerah, marah dan bisa jadi ada yang mendoakan keburukan agar laknat Allah mendatangi orang orang durhaka dan zhalim ini. Sebagian orang orang beriman menginginkan
agar laknat Allah diturunkan kepada mereka
di dunia ini dan dapat disaksikan orang banyak.
Lalu ada yang bertanya : KENAPA ALLAH TA’ALA TIDAK
MENYEGERAKAN SEBAGIAN ADZAB DIBERIKAN DI DUNIA INI KEPADA ORANG ORANG YANG
TELAH MENDURHAKAI ALLAH ?. Ketahuilah bahwa jika Allah berkehendak tentulah sangat mudah bagi Allah
untuk menghukum manusia manusia durhaka ini. Tapi semua itu ada di tangan Allah
Yang Maha Bijaksana.
Ada dua hal yang ingin penulis sebutkan dalam tulisan
ini berkaitan dengan adzab Allah yang
mungkin saja disegerakan di dunia, bagi orang orang durhaka, yaitu :
Pertama : Ketahuilah bahwa salah satu nama Allah yang
Mahaindah dan Mulia adalah AL HALIM yakni Maha Penyantun.
Ini disebutkan dalam al Qur an, sebagaimana : (1) Dalam surat
al Baqarah 235, Allah berfirman :
“Wa’lamuu annallaha ghafuurn haliim”. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha
Pengambpun dan Maha Penyantun. (2) Dalam surat al Ahzab 51. Allah berfirman : “Wa kaanallahu ‘aliiman haliimaa”. Dan
Allah Maha Mengetahui dan Maha Penyantun.
Syaikh Prof. DR. Abdurrazaq bin Muhsin al Badr, antara lain menjelaskan bahwa Al Halim yakni Maha Penyantun bermakna : Yang
tidak menyegerakan hukuman bagi hamba hamba-Nya karena dosa dosa dan maksiat mereka. Allah melihat hamba hamba-Nya
kufur dan durhaka kepada-Nya. Tetapi Dia bersifat santun terhadap mereka dan
menangguhkan (hukuman). Dia mengamati dan menunda serta tidak menyegerakan.
Bahkan Dia masih terus saja melimpahkan berbagai kenikmatan
kepada mereka walaupun mereka sering durhaka serta banyak melakukan dosa dan
kesalahan. Dia bersikap santun dan tidak langsung membalas orang orang yang
bermaksiat lantaran perbuatan maksiat mereka. Dia memberikan tenggang waktu
hingga mereka bertaubat dan Allah tidak
menyegerakan hukuman agar mereka mau kembali kepada Allah.
Syaikh menambahkan bahwa : Meskipun ada kesyirikan dari
mereka terhadap Allah Ta’ala, mereka terperosok ke dalam perbuatan yang dapat
menimbulkan murka-Nya, bahkan semangat menyelisihi-Nya, memerangi agama-Nya
atau memusuhi para wali-Nya, tetapi masih saja Dia bersikap santun kepada
mereka. Bahkan membawakan aneka ragam kebaikan untuk mereka, memberi rizki dan
memaafkan mereka.
Sebagai mana dalam ash Shahih dari hadits Abu Hurairah dari
Nabi Salallahu ‘alaihi wasallam yang beliau riwayatkan dari Rabb-nya, bahwasanya
Allah Ta’ala berfirman : “Anak keturunan Adam mencela-Ku, dan tidak
sepatutnya dia mencela-Ku. Dan dia mendustakan-Ku dan tidak sepatutnya hal itu
baginya. Adapun celaannya adalah ucapannya : Sesungguhnya (dikatakan) Aku
memiliki anak. Sedangkan ia mendustakan-Ku adalah perkataannya : Dia (Allah)
tidak dapat mengembalikanku sebagaimana Dia telah menciptakanku”
Rasulullah bersabda :
“Laisa ahadun au laisa syai-un ashbara ‘alaa adza sami’ahu mnallahi, innahum
layad’uuna lahu waladan, wa innahu layu’aa fiihim wa yarzuquhum”. Tidak ada seorangpun atau tidak ada sesuatupun
yang lebih sabar dengan gangguan yang ia dengar daripada Allah. Sesungguhnya
mereka berseru bahwa Allah memiliki anak, namun Dia masih saja memaafkan mereka
dan memberikan rizki kepada mereka”. (H.R Imam Bukhari). Lihat Kitab Fiqih
Asma’ul Husna Syaikh Prof. DR Abdurrazzaq bin Muhsin al Badr).
Imam Ibnul Qayyim berkata : Meskipun Allah dicela dan
didustakan seperti itu tetapi tetap saja Dia memberi rizki kepada orang yang mencela dan mendustakan-Nya
dan juga memaafkannya, membelanya, mengajaknya untuk masuk ke surga-Nya,
menerima taubatnya apabila ia bertaubat kepada-Nya. Dia mengganti keburukannya
dengan kebaikan. Berbuat lemah lembut kepadanya pada setiap keadaan,
mempersiapkannya untuk menerima risalah para rasul-Nya. Dia menyuruh para
rasul-Nya untuk berlemah lembut dalam berbicara dan bersikap kepadanya.
Begitulah Allah al Halim, Yang Maha Penyantun kepada hamba
hamba-Nya. Manusia yang durhaka tidak serta merta diberi hukuman atau adzab
yang berat di dunia tetapi adzab yang sangat pedih di akhirat pastilah akan
mereka peroleh.
Kedua : Ketahuilah
bahwa Allah Ta’ala telah pernah berkali kali memberikan hukuman di dunia kepada
suatu kaum atau kepada seseorang. Mereka diadzab di dunia dan di akhirat pasti
mereka akan menerima adzab yang lebih
berat lagi.
Diantaranya adalah :
(1) Adzab kepada Qarun.
Qarun yang diberi Allah Ta’ala karunia dengan harta yang
banyak ternyata tetapi dia menyombongkan diri di hadapan manusia bahkan dia
mengaku bahwa harta yang dimilikinya
adalah diperoleh karena ilmu yang ada padanya. “Sesungguhnya aku diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku… (Q.S
al Qashash 78).
Allah memberi adzab yang berat kepadanya yaitu dibenamkan
kedalam bumi. Sebagaimana dijelaskan Allah Ta’ala dalam firman-Nya : “Maka Kami benamkan Qarun beserta rumahnya
kedalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya
terhadap adzab Allah dan tiadalah dia termasuk orang (yang dapat) membela
(dirinya). Q.S al Qashash 81.
(2) Adzab kepada
Fir’aun dan pengikutnya.
Fir’aun adalah seorang penguasa yang zhalim, berlaku sewenang
dan sombong. Allah berfirman : “Wa inna
fir’auna la’aalin fil ardhi. Wa innahuu laminal musrifiin.”. …Sesungguhnya Fir’aun itu berbuat sewenang
wenang di muka bumi, dan sesungguhnya
dia termasuk orang orang yang melampaui batas. (Q.S Yunus 83).
Bahkan demikian hebatnya kedurhakaan Fir’aun kepada Allah
Ta’ala, sampai sampai dia mengaku sebagai Tuhan. Allah menyebutkan dalam
firman-Nya : “Dan Fir’aun berkata : Wahai
para pembesar kaumku !. Aku tidak mengetahui ada Tuhan bagimu selain aku. (Q.S
al Qashash 38).
Lalu Allah Ta’ala mengadzab dengan menenggelamkan Fir’aun
bersama bala tentaranya sebagaimana
firman-Nya : “Dan kami selamatkan Musa
dan orang orang yang bersamanya secara keseluruhan. DAN KAMI TENGGELAMKAN
GOLONGAN YANG LAIN ITU (FIR’AUN DAN BALA TENTARANYA). Q.S asy Syuaraa
65-66).
(3) Adzab kepada kaum
Tsamud yaitu kaum Nabi Shalih.
Allah mengutus Nabi Shalih kepada kaum Tsamud agar mereka
beribadah kepada Allah sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya : “Dan kepada kaum Tsamud (Kami utus) saudara
mereka Shalih. Dia berkata : Wahai kaumku !.. Sembahlah Allah, tidak ada tuhan
bagimu selain dia.”. (Q.S. Huud 61).
Tetapi kaumnya membangkang,
mereka berkata : “Apakah kamu
melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak bapak kami ?. Dan
sesungguhnya kami benar benar dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap gama
yang kamu serukan kepada kami” (Q.S Huud 62).
Puncak kedurhakaan kaum Nabi shalih kepada Allah adalah
ketika mereka berani menyembelih unta yang dikirim Allah sebagai mukjizat Nabi
Shalih. Allah berfirman : (Q.S al A’raaf
77).
Lalu Allah Ta’ala mengirimkan adzab kepada mereka. Imam Ibnu
Katsir berkata : Setelah matahari terbit dari timur yaitu pada hari Ahad pagi,
muncullah suara keras dari langit dan gempa yang dahsyat dari bawah mereka,
sehingga nyawa mereka melayang dalam satu waktu, semua gerakan terhenti dan
semua suara pun diam, dan seluruh hakikat pun menjadi kenyataan. (Qishashul
Anbiyaa’, Ibnu Katsir)
Allah berfirman : Fa
ashbahuu fii diyaarihim jaatsimiin”. … Maka jadilah mereka mayat mayat yang
bergelimpangan di tempat tinggal mereka”. (Q.S Huud 67).
(4) Adzab kepada kaum
Nabi Nuh.
Allah berfirman : “Dan
sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia tinggal bersama
mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian mereka dilanda
banjir besar, sedangkan mereka adalah
orang orang yang zhalim.
Nabi Nuh berdakwah 950 tahun tetapi dapat pengikut hanya 80
orang. Yang lainnya menolak bahkan mengejek dakwah Nabi Nuh. Lalu Allah
turunkan adzab berupa banjir bandang yang menenggelamkan semuanya kecuali Nabi
Nuh dan kaumnya yang berada di perahu.
(5) Adzab kepada kaum
‘Aad.
Allah berfirman : (Q.S Huud 50). Tetapi kaum ‘Aad membantah
dakwah Nabi Huud, bahkan mereka hampir saja membunuh Nabi Hud. Lalu Allah
mengadzab mereka dengan suara yang menggelegar. Allah berfirman : “Lalu
mereka benar benar dimusnahkan oleh suara yang mengguntur dan kami
jadikan mereka (seperti) sampah yang dibawa banjir. Maka binasalah orang orang
zhalim. (Q.S al Mu’minuun 41).
(6) Adzab kepada suku
Madyan kaum Nabi Syu’aib.
Allah Ta’ala mengutus Nabi Syu’aib kepada kaumnya untuk
berdakwah agar mereka beribadah kepada kepada Allah saja dan tidak menyekutukan-Nya.
Selain itu Nabi Syu’aib juga memberi nasehat agar mereka meninggalkan kebiasaan
bermuamalah mereka yang sangat buruk yaitu suka melakukan kecurangan dalam takaran
dan timbangan.
Allah berfirman : “Wa ilaa madyana akhahum syu’aiban, qala
yaaqaumi a’budullaha maa lakum
minilaahin fhairuhu, walaa tanqushul mikyaala walmiizaan. Dan kepada
(penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka, Syu’aib. Dia (Syu’aib) berkata :
Hai kaumku sembahlah Allah sekali kali tiada Ilah bagimu selain Dia. Dan
janganlah kamu kurangi takaran dan
timbangan. (Q.S Hud 84).
Tetapi mereka mengingkari dakwah Nabi Syu’aib maka mereka
ditimpa azab yang besar. Allah berfirman : “Fa-akhadzat humur rajfatu
fa-ashbahuu fii daarihim jaatsimiin.” Kemudian mereka ditimpa gempa, maka
jadilah mereka mayat mayat yang bergelimpangan di dalam rumah rumah mereka.
(Q.S al A’raf 91).
Itulah sebagian kisah
tentang adzab yang telah diturunkan di dunia kepada kaum ataupun manusia
durhaka yang disebutkan Allah Ta’ala dalam al Qur an dan pasti benar adanya.
Semoga orang orang yang durhaka diantaranya para pembela
orang kafir dan yang suka memberikan kesaksian palsu dihadapan hakim untuk membela orang kafir,
bisa mengambil pelajaran sebelum datang
adzab kepada mereka. Bukan tidak mungkin adzab Allah disegerakan di dunia
kepada orang orang yang durhaka kepada-Nya karena memang sudah pernah terjadi
bahkan berkali kali. Adakah orang orang yang durhaka ini bisa mengambil
pelajaran ?. Ataukah hati mereka telah mati. Na’udzubillahi mindzalik.
Wallahu A’lam. (1.000).