LISAN BISA
MENGANTARKAN KE SURGA ATAU KE NERAKA
Oleh : Azwir B. Chaniago
Dizaman
ini ada banyak orang yang berbicara
sesukanya. Mungkin belum memikirkan manfaat atau mudharat bagi dirinya dan bagi
orang lain. Ketahuilah bahwa Rasulullah mengingatkan umatnya bahwa berkata yang baik berkaitan langsung
dengan iman seorang hamba. Jadi berbicara yang baik bukan sekedar tata krama
bergaul atau akhlak semata tapi mencerminkan iman seseorang.
Rasulullah
bersabda
: “Man kaana yu’minu billahi wal yaumil akhir falyaqul khairan au
liyasmut.” Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berbicara yang baik atau
diam. ( Mutafaq ‘alaihi).
Imam an Nawawi berkata : Apabila
salah seorang dari kalian hendak berbicara dan pembicaraan tersebut benar-benar
baik dan berpahala, baik dalam membicarakan yang wajib maupun sunnah, silahkan
ia mengatakannya. Jika belum jelas baginya, apakah perkataan itu baik dan
berpahala atau perkataan itu tampak samar baginya antara haram, makruh dan
mubah, hendaknya dia tidak mengucapkannya. Berdasarkan hal ini, maka perkataan
yang mubah tetap dianjurkan untuk ditingggalkan dan disunnahkan menahan diri
untuk tidak mengatakannya, karena khawatir akan terjerumus kepada perkataan
yang haram dan makruh. Inilah yang sering terjadi (Syarah Shahih Muslim)
Oleh
karena itu seorang hamba tidaklah berbicara sesukanya apalagi menganggap remeh
suatu perkataan yang diucapkannya padahal tidak bermanfaat bahkan bisa jadi
mudharat baginya.
Allah Ta’ala berfirman : (Ingatlah) ketika
kamu menerima (berita bohong) itu dari
mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui
sedikit pun dan kamu menganggapnya remeh, padahal dalam pandangan Allah itu
adalah masalah besar. (Q.S an Nuur 15)
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : “Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan
suatu kata yang Allah ridhai dalam keadaan tidak terpikirkan oleh benaknya,
tidak terbayang akibatnya, dan tidak menyangka kata tersebut berakibat sesuatu,
ternyata dengan kata tersebut Allah mengangkatnya beberapa derajat.
Dan
sungguh seorang hamba mengucapkan suatu kata yang Allah murkai dalam keadaan
tidak terpikirkan oleh benaknya, tidak terbayang akibatnya, dan tidak menyangka
kata tersebut berakibat sesuatu ternyata karenanya Allah melemparkannya ke
dalam neraka Jahannam.” (H.R Imam Bukhari)
Demikian
pentingnya memelihara lisan maka RasulullahSalallahu ‘alaihi Wasallam mengajarkan doa untuk menjaga lisan dan
tentu sangat baik jika kita lazimkan membacanya pada setiap kesempatan. “Ya Allah terimalah taubatku, terimalah
doaku, kuatkanlah hujjahku, tunjukilah hatiku, jagalah lisanku
dan hilangkan rasa dengki dari hatiku”. (H.R bu Dawud dan Imam Ahmad, dari
Ibnu Abbas).
Oleh
karena itu mari sama sama kita jaga lisan kita. Dan juga perlu kita jaga tulisan tulisan kita serta posting dan sharing kita di media sosial
yang bisa jadi membuat celaka diri kita di akhirat kelak.
Allah Ta’ala berfirman : “Wa laa taqfu maa laisa laka bihii ‘ilmun,
innas sam’a wal bashara wal fu-aada kullu ulaa-ika kaanaa ‘anhu mas-uulaa”. Dan
janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran,
penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggung jawabannya. (Q.S
al Isra’ 36).
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (925).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar