KEKELIRUAN PANDANGAN SYI’AH TERHADAP AHLUSSUNNAH
Oleh : Azwir B. Chaniago
Salah satu keyakinan pokok Syi’ah
adalah menghalalkan jiwa dan harta
Ahlussunnah. Ini adalah sebagaimana dicantumkan dalam banyak
kitab mereka. Mereka menyebut Ahlussunnah dengan istilah an
Nasib. Julukan ini diberikan Syi’ah kepada Ahlussunnah karena Ahlussunnah mendahulukan
keutamaan Abu Bakar, Umar, Utsman sebelum Ali bin Abi Thalib.
Padahal sungguh sudah sangat jelas bahwa
urutan keutamaan itu memang demikian adanya dan ini sudah ada semenjak zaman
Rasulullah. Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar. “Kami pernah memilih-milih manusia terbaik (selain Rasululah) pada
masa Rasulullah, maka kami memilih Abu Bakar kemudian Umar kemudian Utsman”,
diriwayatkan Imam Bukhari. Imam ath Thabrani menambahkan dalam kitab al Kabir :
“Kemudian Rasulullah mengetahui hal itu, beliau tidak mengingkarinya.
Ibnu Asakir berkata : “Kami mengutamakan Abu Bakar, Umar bin Khaththab,
Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.”
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan
yang lainnya, dari Ali bin Abi Thalib bahwa beliau berkata : Sebaik-baik umat
ini setelah Nabinya adalah Abu Bakar, Umar. Jika engkau mengharapkan pasti aku
katakan yang ketiganya” Adh Dhahak mengatakan ini hadits mutawatir. ( Dari Syaikh Abdullah
bin Jibrin).
Jadi urutan keutamaan umat
Muhammad adalah maklum yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali.
Lalu bagaimana buruknya pandangan Syi’ah terhadap Ahlussunnah.
Ini dijelaskan dalam beberapa kitab Syi’ah. Diantaranya disebutkan bahwa seseorang
bertanya kepada Abu Abdillah : Apa
pendapat anda tentang an Nasib (julukan Syi’ah terhadap Ahlussunnah). Ia menjawab
: halal darahnya, tapi saya mengkhawatirkan
keselamatan anda. Maka jika anda mampu merobohkan tembok dan merobohi
orang-orang Ahlussunnah atau menenggelamkannya dilautan, sehinggga tidak ada
yang menyaksikan perbuatanmu maka lakukanlah. Kemudian orang ini bertanya lagi
: Bagaimana pendapat anda tentang hartanya . Ia
menjawab : “Ambillah jika anda mampu mengambilnya. (Kitab
Syi’ah, Mahasin Nafsaniyah).
Orang-orang Syi’ah berpendapat
bahwa Ahlussunnah lebih besar kekufurannya dari orang-orang Yahudi dan Nasrani
dikarenakan mereka kafir asli. Lain
halnya dengan orang-orang Ahlussunnah mereka adalah orang yang murtad.
Kekufuran dari kemurtadan lebih besar daripada kekufuran asli.
Itulah sebabnya orang-orang
Syi’ah selalu membantu orang-orang kafir didalam peperangan melawan orang-orang
Islam sebagaimana diceritakan dalam sejarah. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
menyebutkan dalam Majmu’ Fatawa : Orang-orang Syi’ah Rafidhah telah membantu
tentara Tatar ketika Tatar memerangi Islam.
Perhatikanlah keadaan saat ini. Bukankah kaum Syi’ah banyak
melakukan kerjasama dengan orang orang kafir untuk menjalankan niat buruk
mereka mencelakakan Ahlussunnah.
Tentang pernikahan, al Fudhail
bin Yasar bertanya kepada Abu Ja’far tentang
wanita Syi’ah, apakah boleh dikawinkan dengan laki-laki Ahlussunnah. Ia
menjawab : Tidak, karena laki-laki Ahlussunnah, yang sesuai dengan penamaan
mereka an Nasib, adalah kafir (kitab Wasailusy Syi’ah).
Semoga Allah Ta’ala memberikan kekuatan kepada kita untuk
menghambat perkembangan mereka dimana pun di seluruh negeri karena keberadaan
mereka sangat membahayakan bagi sunni atau ahlussunnah.
Wallahu A’lam. (934)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar