KETAATAN KUNCI UTAMA MENDAPATKAN RAHMAT ALLAH
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Sungguh
manusia sangat butuh kepada rahmat atau kasih sayang Allah Ta’ala. Baik rahmat
Allah yang bersifat ‘ammah atau umum untuk seluruh makhluk dan lebih lebih lagi
terhadap rahmat yang bersifat khashshaah atau khusus yang bersifat imaaniyah
diiniyah di dunia maupun di akhirat.
Sungguh orang
yang tidak mendapat rahmat Allah tergolong kedalam kelompok orang yang sangat
merugi. Ini adalah sebagaimana dimaksud
dalam firman Allah : “Tsumma tawallaitum
min ba’di dzaalika falau laa fadhlillahi ‘alaikum lakuntum minal khaasiriin”. Kemudian
setelah itu kamu berpaling, maka sekiranya kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya atasmu, pasti
kamu tergolong orang-orang yang rugi (Q.S al Baqarah 64).
Bahkan di dalam ayat lain disebutkan
bahwa keberuntungan akan didapat oleh orang yang mendapat rahmat Allah yaitu dijauhkan dari azab-Nya, Allah berfirman : “Man yushraf ‘anhu yaumaidzin faqad
rahimahuu, wa dzaalikal fauzul mubiin”. Barangsiapa yang dijauhkan azab
dari padanya pada hari itu, maka sungguh Allah telah memberikan rahmat
kepadanya. Dan itulah keberuntungan yang nyata (Q.S al An’am 16).
Oleh karena itu maka seorang hamba
hendaklah selalu berdoa dan memohon dengan sungguh sungguh untuk memperoleh rahmat Allah Ta’ala. Diantara
doa yang disebutkan dalam al Qur an adalah :
Pertama : “Rabbanaa
aatina min ladunka rahmatan wa hayyi’ lanaa min amrinaa rasyadaa”. Ya Rabb
kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu
dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami. (Q.S al
Kahfi 10).
Kedua : “Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba’da idz
hadaitanaa wahab lanaa min ladunka rahmatan, innaka antal wahhaab”. Ya Rabb
kami janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau
berikan petunjuk kepada kami dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha
Pemberi. (Q.S Ali Imran 8).
Bahkan
Rasulullah menganjurkan kita menyebarkan salam kepada sesama muslim yang lafazh
lengkapnya adalah : Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi
wa barakatuh. Salam ini bermakna doa kepada saudara sesama muslim
agar dia mendapatkan keselamatan, rahmat
Allah dan berkah-Nya.
Saudaraku, berdoa dan saling mendoakan untuk mendapatkan
rahmat Allah Ta’ala adalah baik sekali
dan sangat dianjurkan. Tapi ketahuilah bahwa disamping berdoa ada yang lebih
penting lagi yang harus dilakukan seorang hamba agar memperoleh rahmat Allah
yaitu TAAT KEPADA ALLAH DAN RASUL-NYA. Inilah kunci utama untuk mendapatkan
rahmat Allah.
Allah berfirman : “Wa athi’ullaha warrasuula la’allakum
turhamuun”. Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya supaya kamu diberi rahmat.
(Q.S Ali Imran 132).
Amal amal kebajikan dan ketaatan
akan mendatangkan ridha Ar Rahmaan, masuk surga dan teraihnya rahmat. Oleh
karena itu Allah berfirman : “Dan
taaatilah Allah dan Rasul” dengan
menjalankan perintah perintah dan menjauihi larangan larangan “supaya kamu diberi rahmat”.
Jadi ketaatan kepada Allah dan
Rasul-Nya adalah diantara sebab sebab mendapatkan rahmat Allah, sebagaimana
firman-Nya : “Wa rahmatii wasi’at kulla
syai-in, fasa-ak tubuhaa lil ladziina yattaquuna wa yu’tuunaz zakaah”. Dan
rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang
orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat. (Q.S al A’raf 156). Lihat Tafsir
Taisir Karimir Rahman.
Syaikh Muhammad Shalih al Utsaimin
berkata : Bila kalian taat kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya niscaya kalian
akan mendapatkan rahmat. Dan rahmat itu terwujud dalam bentuk diraihnya hal hal
hal yang diinginkan dan hilangnya hal hal yang dikhawatirkan.
Syaikh Utsaimin melanjutkan : Bahwa
rahmat yang dimaksud dalam ayat adalah rahmat khusus yang berhubungan dengan
kebahagian di dunia dan akhirat, karena rahmat yang bersifat umum sudah kita
dapatkan setiap saat bahkan orang kafir pun mendapatkannya. (Lihat Tafsir Surat
Ali Imran).
Syaikh Bakar Jaabir al Jazaairi
mengatakatan : Wajibnya taat kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya untuk
mendapatkan rahmat ilahiyah, yaitu maaf dan ampunan (dari Allah Ta’ala) dan
masuk kedalam surga-Nya. (Aisarut Tafaasir).
Jadi sangatlah jelas dan pasti bahwa
ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan kunci paling utama untuk mendapatkan rahmat-Nya.
Oleh karena itu maka mafhuum mukhaalafahnya (pemahaman terbaliknya) adalah
bahwa maksiat maksiat yang dilakukan seorang hamba akan menjauhkannya dirinya dari
rahmat Allah bahkan akan mendatangkan murka dan laknat-Nya.
Kita berdoa agar selalu diberi
kekuatan untuk melakukan ketaatan disepanjang umur kita dan semoga rahmat Allah
Ta’ala yang sangat kita butuhkan akan mendatangi kita. Insya Allah ada
manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam (914).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar