DISERET KE NERAKA
KARENA RIYA KETIKA BERAMAL
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Riya’ berasal dari kata ru’yah
yaitu melihat. Secara bahasa riya’ artinya memperlihatkan kepada orang lain sesuatu
yang berbeda yang ada padanya. Adapun menurut istilah maka para ulama
memberikan definisi berbeda beda namun
hakikatnya sama. Diantaranya adalah : Seorang
hamba melakukan ibadah yang seharusnya untuk mendekatkan diri kepada Allah
Ta’ala tetapi dia tidak meniatkannya untuk Allah Ta’ala bahkan untuk tujuan
duniawi.
Imam
al ‘Izz bin Abdussalam berkata : Riya’ adalah menampakkan amal ibadah untuk
meraih tujuan dunia, mungkin mencari manfaat dunia, mungkin mencari manfaat
duniawi atau pengagungan atau penghormatan. (Qawaa’idul Ahkam).
Syaikh
Muhammad Shalih al Utsaimin berkata : Ia melakukan ketaatan kepada Allah Ta’ala
hanya ingin mengambil perhatian orang lain dan agar mendapat nama di tengah
tengah masyarakat, bukan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ia bersedekah
karena ingin dikatakan dermawan, menyempunakan shalatnya agar orang mengatakan
shalatnya bagus dan lain lain.
Seharusnya
ibadah hanya untuk Allah akan tetapi menginginkan dengan itu pujian dari orang
lain. Mereka mendekatkan diri kepada manusia dengan cara melaksanakan ibadah
kepada Allah Ta’ala. Seperti inilah yang disebut riya’. (Tafsir Juz ‘Amma).
Sungguh
perbuatan riya’ dalam beramal adalah merusak keikhlasan dan riya’ termasuk
salah satu dosa besar sebagaimana disebutkan oleh Imam adz Dzahabi (Kitab al
Kabaa-ir).
Ketahuilah
bahwa diantara kerugian perbuatan riya’ adalah akan menghilangkan nilai pahala
dari amal shalih yang dilakukan seseorang. Allah Ta’ala berfirman : “Wahai orang-orang yang beriman !.
Janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan
menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya
karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada
tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak
bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”. (Q.S al
Baqarah 264).
Sungguh
Rasulullah telah mengingatkan tentang kerugian besar bagi orang orang yang
riya’ dalam beramal. Mereka akan menjadi
orang yang pertama kali akan diadili dan
dilemparkan ke dalam neraka. Na’udzubillah min dzaalik.
Rasulullah
bersabda : Dari Abu Hurairah, dia berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya manusia pertama kali yang akan
diputuskan (pengadilannya) pada hari Kiamat adalah seorang laki laki yang mati syahid. Dia didatangkan, Allah
menyebutkan nikmat nikmat-Nya kepadanya dan dia mengakuinya.
Allah bertanya : Apa yang telah engkau
lakukan dengan nikmat nikmat-Ku itu ?. Dia menjawab : Aku berperang untuk-Mu
sehingga aku mati syahid. Allah berkata : Engkau dusta. Tetapi engkau berperang
agar dikatakan seorang pemberani dan dahulu (di dunia) telah dikatakan. Lalu
diperintahkan mengenai orang tersebut , kemudiaan dia diseret di atas wajahnya
sehingga dilemparkan ke dalam neraka.
Dan seorang laki laki yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya. Dia
membaca al Qur an. Dia didatangkan, Allah menyebutkan nikmat nikmat-Nya
kepadanya dan dia mengakuinya.
Allah bertanya : Apa yang telah engkau
lakukan dengan nikmat nikmat-Ku itu ?. Dia menjawab : Aku mempelajari ilmu dan
mengajarkannya dan aku membaca al Qur an untuk-Mu. Allah berkata : Engkau
dusta. Tetapi engkau mempelajari ilmu agar dikatakan seorang yang ‘alim, engkau
membaca al Qur an agar dikatakan seorang qaari
dan dahulu (di dunia) telah dikatakan. Lalu diperintahkan mengenai orang
tersebut kemudian dia diseret di atas wajahnya sehingga dilemparkan ke dalam
neraka.
Dan seorang laki laki yang Allah
luaskan rizkinya dan Allah juga memberikan berbagai macam harta benda. Dia
didatangkan, Allah menyebutkan nikmat nikmat-Nya kepadanya dan dia mengakuinya.
Allah bertanya : Apa yang telah engkau
lakukan dengan nikmat nikmat-Ku itu ?. Dia menjawab : Aku tidak meninggalkan
satu jalanpun yang Engkau menyukai infaq padanya kecuali aku berinfaq padanya
untuk-Mu. Allah berkata : Engkau dusta. Tetapi engkau melakukannya agar
dikatakan dermawan dan dahulu (di dunia) telah dikatakan. Lalu diperintahkan
mengenai orang tersebut kemudian dia diseret di atas wajahnya sehingga
dilemparkan ke dalam neraka. (H.R Imam Muslim).
Oleh
karena seorang hamba haruslah tetap menjaga setiap amalnya agar benar benar
dilakukan dengan niat ikhlas mencari ridha Allah saja dan dengan cara yang
diajarkan oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam.
Insya
Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (915).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar