IKHLAS DAN KEUTAMAANNYA
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Dalam pergaulan sehari hari kita sering
mendengar bahkan mengucapakan kata ikhlas. Derivasinya bermacam-macam, seperti
niat yang ikhlas, pembicaraan yang ikhlas, saya sudah ikhlas, kita harus
ikhlas, dia sangat ikhlas, ikhlaskan saja, jangan merusak keikhlasan dan
sebagainya.
Ikhlas dan keikhlasan sungguh mudah diucapkan
tapi sungguh sulit untuk dilakukan kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Secara bahasa,
ikhlas bermakna bersih dari segala sesuatu yang tidak baik dan menjadikan
sesuatu bersih tidak kotor. Maka orang yang ikhlas dalam beragama adalah orang yang menjadikan agamanya murni
hanya untuk Allah saja dengan menyembah-Nya dan tidak menyekutukan dengan yang
lain dan tidak riya ataupun ujub dalam beramal.
Sedangkan secara
istilah, ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah saja dalam beramal tanpa
menyekutukan-Nya dengan yang lain. Memurnikan niat dari segala sesuatu yang bisa merusaknya
Kalau kita kaji agak dalam, ternyata sangatlah banyak keutamaan ikhlas ini,
diantaranya :
Pertama
: Ikhlas adalah buah dan intisari dari iman. Bahkan ikhlas adalah salah satu
syarat diterimanya ibadah seorang hamba. Seseorang tidak dianggap beribadah
dengan benar jika tidak ikhlas. Suatu ibadah yang dilakukan tanpa keikhlasan tidak akan bermanfaat sedikitpun
disisi Allah bahkan bisa mendatangkan murkaNya.
Allah berfirman :
Katakanlah: “Qul inna shalaatii wanusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillahi
rabbil ‘aalamiin”. Sesungguhnya
shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta
alam. (Al-An’am: 162).
Dalam surat
Al-Bayyinah ayat 5 Allah berfirman : “Wamaa umiruu illaa liya’budullaha
mukhlishiina lahuddiin” .Padahal mereka hanya disuruh
menyembah Allah dengan ikhlas mentaati-Nya semata mata karena (menjalankan) agama.
Allah Ta’ala juga berfirman : “Fa’budillaha mukhlisan
lahuddiin.” Maka sembahlah Allah
dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya. (Q.S az Zumar 2).
Kedua
: Musuh
manusia yang bernama syaithan takut dan
putus asa terhadap orang orang yang ikhlas. Ketahuilah bahwa syaithan mengaku
tidak mampu menggoda dan menyesatkan hamba Allah yang ikhlas. Allah berfirman
: “Illa ‘ibadaaka minhumul
mukhlashin. (Aku akan menyesatkan)
Kecuali hamba-hambaMu yang ikhlas. (Q.S. al Hijr 40).
Ketiga : Orang yang ikhlas tidak bisa dizhalimi dan
tidak pernah merasa dizhalimi karena kezhaliman apapun tidak akan mampu
membuatnya tersiksa bahkan semakin mulia kedudukannya karena membuat dirinya
semakin mampu bersabar dan bersyukur.
Keempat : Suatu amal kecil yang dilakukan dengan
ikhlas pasti akan mengalahkan amal yang besar tapi dilakukan tidak dengan
ikhlas. Sebagian orang melakukan amal yang besar seperti memberikan infak dalam
jumlah yang banyak, tapi ternyata tujuan utamanya adalah mengharap pujian manusia ataupun kepentingan kepentingan lain yang
tersembunyi.
Sesungguhnya
yang paling utama dalam amal perbuatan
kita bukanlah banyaknya amal tanpa keikhlasan. Amal yang kelihatan kecil di mata manusia tapi dilakukan dengan ikhlas karena Allah, maka Allah akan menerima
dan melipat gandakan pahala dari amal perbuatan tersebut.
Abdullah bin
Mubarak berkata, “Betapa banyak amalan
yang kecil menjadi besar karena niat (yang ikhlas karena Allah), dan betapa
banyak pula amal yang besar menjadi kecil hanya karena niat.”
Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Seorang
laki-laki melihat dahan pohon di tengah jalan, ia berkata: Demi Allah aku akan
singkirkan dahan pohon ini agar tidak mengganggu kaum muslimin, maka ia pun
masuk surga karenanya.” (H.R Imam Muslim).
Kelima : Jika landasan hidup seseorang adalah
beragama dengan ikhlas maka semua yang berat baik dalam ibadah maupun dalam
berakhlak dan bermuamalah akan terasa ringan dan semua yang sulit akan terasa
mudah. Insya Allah.
Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita untuk selalu
menjaga keikhlasan terutama sekali dalam
melakukan setiap amal shalih.
Wallahu A’lam. (451)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar