LARANGAN
BERSUMPAH DENGAN SELAIN NAMA ALLAH
Oleh : Azwir B. Chaniago
Bersumpah, artinya menguatkan suatu
obyek pembicaraan dengan menyebut sesuatu yang diagungkan dengan lafazh yang
khusus. Yaitu dengan menggunakan salah satu di antara huruf sumpah yaitu ba`,
wawu, atau ta` (dalam bahasa Arab) Lihat Qaulul Mufid.
Diantara
lafadz sumpah adalah dengan mengatakan : billahi, wallahi, atau tallahi, yang semuanya
bermakna demi Allah.
Imam
Ibnu Hajar, dalam Fathul Baari, berkata
: Sumpah adalah (untuk) menguatkan suatu perkara dengan menyebutkan sesuatu
yang diagungkan. Karena yang berhak diagungkan itu hanya Allah Ta’ala maka
manusia tidak boleh bersumpah dengan
selain Allah. Oleh karena itu, sumpah dalam agama Islam adalah menguatkan suatu
perkara dengan menyebut nama atau sifat Allah Ta’ala.
Berdasarkan
hal itu, maka bersumpah dengan menyebut nama selain nama Allah adalah perbuatan
syirik. Sebab dalam sumpah dengan menyebut selain nama Allah berarti terkandung pengagungan kepada selain Allah.
Rasulullah melarang umatnya bersumpah
dengan menyebut bapak bapaknya atau yang lainnya. Beliau bersabda : “Alaa innallaha yanhaakum an tahlifuu bi
abaa-ikum man kaana haalifan billahi au liyasmut”. Ketahuilah, sesungguhnya
Allah melarang kamu bersumpah dengan bapak bapak kamu. Barangsiapa bersumpah
hendaklah dia bersumpah dengan (nama) Allah atau diam. (H.R Imam Bukhari dan
Imam Muslim).
Dari Sa’ad bin Ubaidah bahwa Ibnu Umar
mendengar seorang laki laki berkata : Tidak, Demi Ka’bah !. Maka Ibnu Umar
berkata : Tidak boleh bersumpah dengan menggunakan selain (nama) Allah.
Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah bersabda : “Man
khalafa bi ghairillahi faqad kafara au asyraka” Barangsiapa yang bersumpah
dengan menyebut selain nama Allah, maka sungguh dia telah kafir atau
musyrik" (H.R Imam at Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).
Yang dimaksud bersumpah dengan menyebut selain nama Allah, yang dianggap kesyirikan adalah mencakup segala sesuatu selain Allah, baik itu ka'bah, rasul, langit, malaikat dan lain-lain. Misalnya, yaitu dengan mengatakan : Demi Ka'bah”, atau demi Rasulullah, demi Jibril, demi bumi serta langit yang luas dan yang lainnya.
Sungguh sangatlah besar dosa seseorang yang bersumpah dengan menyebut selain nama Allah, karena setara dengan kesyirikan. Itulah sebabnya Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu 'anhu mengatakan : Kalau aku bersumpah dengan menyebut nama Allah dengan kedustaan, maka hal itu lebih aku sukai daripada bersumpah secara jujur dengan menyebut selain nama Allah" (Ibnu Abi Hatim, sebagaimana dinukil dalam Tafsir Ibnu Katsir)
Yang dimaksud bersumpah dengan menyebut selain nama Allah, yang dianggap kesyirikan adalah mencakup segala sesuatu selain Allah, baik itu ka'bah, rasul, langit, malaikat dan lain-lain. Misalnya, yaitu dengan mengatakan : Demi Ka'bah”, atau demi Rasulullah, demi Jibril, demi bumi serta langit yang luas dan yang lainnya.
Sungguh sangatlah besar dosa seseorang yang bersumpah dengan menyebut selain nama Allah, karena setara dengan kesyirikan. Itulah sebabnya Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu 'anhu mengatakan : Kalau aku bersumpah dengan menyebut nama Allah dengan kedustaan, maka hal itu lebih aku sukai daripada bersumpah secara jujur dengan menyebut selain nama Allah" (Ibnu Abi Hatim, sebagaimana dinukil dalam Tafsir Ibnu Katsir)
Perkataan Ibnu Mas’ud ini tentulah
bukan bermaksud pembolehan bersumpah dengan kedustaan tapi beliau ingin
memberikan nasehat kepada kita bahwa bersumpah dengan selain nama Allah adalah
mengandung dosa yang sangat besar yaitu kesyirikan.
Ketahuilah saudaraku, bahwa pada
asalnya memperbanyak bersumpah adalah sangat tidak dianjurkan dalam syariat
Islam. Kalaupun harus bersumpah maka itu adalah untuk menguatkan sesuatu
perkara yang betul betul sangat penting. Dan itupun wajib menggunakan nama
Allah atau sifat sifat-Nya.
Dizaman kita ini terkadang kita
mendengar seseorang bersumpah dengan menyebut selain nama Allah. Sebagian
diantaranya berbuat demikian karena ketidak tahuannya. Sebagian yang lain mungkin karena terlalu
bersemangat dalam bersumpah untuk meyakinkan lawan bicaranya. Dalam hal ini
tentulah merupakan kewajiban kita semua untuk saling mengingatkan saudara kita
sesama muslim kepada kebenaran dan
kebaikan.
Sebagai penutup kami nukil sebuah
hadits yang menggambarkan salah satu bentuk sumpah yang pernah dilakukan
Rasulullah yakni : “Dari Aisyah, dia
berkata bahwa : Nabi melakukan sesuatu. Beliau memberikan keringanan padanya,
namun sebagian orang tidak menyukainya. Kemudian hal itu sampai kepada Nabi,
maka beliau berkhutbah. Beliau memuji Allah kemudian bersabda : Mengapa ada
orang yang tidak menyukai apa yang aku lakukan ?. Wallahi (demi Allah), sesungguhnya aku adalah orang
yang paling berilmu diantara mereka tentang Allah, dan aku adalah orang yan
paling takut di antara mereka kepada Allah. (H.R Imam Bukhari dan Imam
Muslim).
Insya Allah bermanfaat bagi kita
semua. Wallahu A’lam. (476)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar